Sah, Mark Zuckerberg Kubur Metaverse untuk Fokus Bikin Lawan ChatGPT
Sabtu, 04 Maret 2023 - 15:29 WIB
JAKARTA - Bagi Mark Zuckerberg , metaverse sudah mati. Menurut laporan The Street, CEO raksasa media sosial Meta itu kini beralih fokus ke kecerdasan buatan atau AI yang dipopulerkan oleh ChatGPT.
Metaverse seharusnya jadi tren teknologi terbesar di 2023. Itu yang diharapkan Zuckerberg pada 2021, ketika ia mengganti nama kerajaan bisnisnya—Facebook, Instagram, dan WhatsApp—menjadi platform bernama Meta.
Secara sederhana, metaverse adalah dunia maya imersif di mana kita seharusnya berinteraksi satu sama lain menggunakan kacamata khusus dan headset virtual reality (VR). Inilah masa depan teknologi di visi Zuckerberg.
Untuk mewujudkan metaverse itu, ia menginvestasikan ratusan triliun rupiah uang perusahaan yang membuat investor gerah.
Selama 2021 dan 2022, divisi Meta yang mengerjakan metaverse Reality Labs merugi USD24 miliar. Termasuk USD13,7 miliar hanya di 2022.
Tahun ini, kerugian akibat metaverse akan berhenti. Sebab, tidak ada lagi investasi besar-besaran Zuckerberg disitu.
Sekarang, Zuckerberg sudah punya mainan baru bernama kecerdasan buatan. “Kami sedang membuat divisi baru yang berfokus di generative AI untuk membuat Facebook memiliki produk yang tepat di area ini dengan cepat,” bebernya di postingan Facebook pada 27 Februari 2023 silam.
“Kami mengumpulkan orang-orang terbaik di Facebook agar fokus di teknologi ini,” katanya. “Dalam waktu dekat, kami fokus untuk membangun alat-alat yang kreatif dan ekspresif. Di jangka panjang, kami fokus untuk mengembangkan AI persona yang akan membantu orang dengan berbagai cara,” tambahnya.
Lalu, bagaimana nasib metaverse? Teknologi ini tidak akan benar-benar hilang. Meta akan tetap mengembangkan dunia virtual dan perangkat headset untuk masuk ke dalamnya. Tapi, targetnya lebih spesifik ke videogame dan dunia kripto.
Metaverse seharusnya jadi tren teknologi terbesar di 2023. Itu yang diharapkan Zuckerberg pada 2021, ketika ia mengganti nama kerajaan bisnisnya—Facebook, Instagram, dan WhatsApp—menjadi platform bernama Meta.
Secara sederhana, metaverse adalah dunia maya imersif di mana kita seharusnya berinteraksi satu sama lain menggunakan kacamata khusus dan headset virtual reality (VR). Inilah masa depan teknologi di visi Zuckerberg.
Untuk mewujudkan metaverse itu, ia menginvestasikan ratusan triliun rupiah uang perusahaan yang membuat investor gerah.
Selama 2021 dan 2022, divisi Meta yang mengerjakan metaverse Reality Labs merugi USD24 miliar. Termasuk USD13,7 miliar hanya di 2022.
Tahun ini, kerugian akibat metaverse akan berhenti. Sebab, tidak ada lagi investasi besar-besaran Zuckerberg disitu.
Sekarang, Zuckerberg sudah punya mainan baru bernama kecerdasan buatan. “Kami sedang membuat divisi baru yang berfokus di generative AI untuk membuat Facebook memiliki produk yang tepat di area ini dengan cepat,” bebernya di postingan Facebook pada 27 Februari 2023 silam.
“Kami mengumpulkan orang-orang terbaik di Facebook agar fokus di teknologi ini,” katanya. “Dalam waktu dekat, kami fokus untuk membangun alat-alat yang kreatif dan ekspresif. Di jangka panjang, kami fokus untuk mengembangkan AI persona yang akan membantu orang dengan berbagai cara,” tambahnya.
Lalu, bagaimana nasib metaverse? Teknologi ini tidak akan benar-benar hilang. Meta akan tetap mengembangkan dunia virtual dan perangkat headset untuk masuk ke dalamnya. Tapi, targetnya lebih spesifik ke videogame dan dunia kripto.
tulis komentar anda