Merek Ponsel Lokal Kian Terjepit

Sabtu, 09 Mei 2015 - 15:01 WIB
Merek Ponsel Lokal Kian Terjepit
Merek Ponsel Lokal Kian Terjepit
A A A
JAKARTA - Membanjirnya smartphone merek Asia dan global di Indonesia yang dibanderol dengan harga murah, membuat pasar ponsel merek lokal semakin terjepit. Ponsel lokal, seperti Advan, Mito, Evercoss, IMO, dan lainnya perlu meningkatkan kualitas agar bisa bersaing.

Menurut Analis Pasar International Data Corporation (IDC) Darwin Lie, dulu ponsel lokal memiliki kekuatan pada harga yang murah, pilihan produk yang banyak, pemasaran dan distribusi produk yang luas, dan kemampuan produk yang tidak hanya terbatas pada fungsi komunikasi. Namun, dengan banyaknya ponsel murah dari merek internasional (terutama china dan Taiwan) dengan pilihan produk yang beragam kekuatan ponsel lokal bisa dikatakan telah runtuh.

Dari sisi distribusi, ponsel merek asing kini telah menggandeng distributor lokal. Artinya ponsel internasional kini telah memiliki jaringan distribusi yang baik. Soal kualitas gadget, fitur merek internasional lebih wah, meski dijual dengan harga miring.

Vendor asal China-Taiwan, Lenovo misalnya, baru saja meluncurkan ponsel pintar seri A6000 yang merupakan perangkat 4G murah dari perusahaannya. Hal istimewa, handset itu dibanderol dengan harga Rp1,5 juta dan diklaim akan mendongkrak penggunaan smartphone 4G di Tanah Air.

Kehadiran produk murah dari vendor global menjadi ancaman bagi produsen lokal yang mencoba masuk dengan produk 4G berharga murah.

Harga ponsel internasional kini memang telah mendekati ponsel lokal. Pendatang baru di pasar Indonesia, Xiaomi, misalnya, meluncurkan produk Redmi 2 dengan harga yang cukup terjangkau 1,649 juta rupiah. Harga ponsel 4G ini yang dibundel secara eksklusif dengan kartu perdana XL dengan iming-iming bermacam manfaat bagi pelanggannya.

Menurut Sekjen Indonesia Telecommunication User Group (IDTUG) Muhammad Jumadi, dengan kualitas produk mumpuni dan berharga murah, tentu ponsel lokal bakal kesulitan bersaing. "Merek internasional kian serius menggempur pasarn," kata Jumadi, belum lama ini.

Jumadi menambahkan, vendor seperti Asus, Acer, Lenovo, dan Xiaomi membanjiri pasar Indonesia dengan smartphone kelas menengah ke bawah dengan harga di bawah Rp2 juta. Kondisi ini akan membuat pasar Evercoss, advan, atau Mito tergerus.

"Ponsel lokal tidak dapat bersaing dengan merek asing karena pemiliki merek menawarkan produk dengan kualitas rendah namun dengan harga rendah kepada konsumen," tegas Jumadi.

Beberapa kelemahan produk yang sering ditemui di merek lokal Advan, Mito, atau Imo antara lain, layar sentuh pada tablet berkualitas kurang baik dan sering hang atau ngadat, tidak lancar sinkronisasi dengan akun google (google play, Android market), dan sering lag saat main games.

Menurut Head of Marketing PT Setia Utama Distrindo, Andry Sutanto pasar ponsel lokal mengalami penurunan yang signifikan sebesar 25%. Ponsel lokal, sudah tidak dapat bersaing lagi karena ponsel merek terkenal, seperti LG, Samsung dan Microsoft sudah memiliki produk entry level.

“LG sendiri sudah punya produk Rp700 ribu, Samsung juga punya smartphone di harga yang sama. Jadi ponsel lokal hanya bisa bermain di bawah Rp500 ribu," tandas Andry.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6825 seconds (0.1#10.140)