Telkom Menjembatani Digital Divide di Indonesia
A
A
A
Berdasarkan estimasi penetrasi internet household atau rumah tangga di Indonesia yang di dalamnya terdapat pengguna internetnya, maka masih terdepat kesenjangan yang besar. Pada 2014 estimasi penetrasi berkisar antara 13% sampai dengan 71%. Angka tertinggi ditemui di Provinsi DKI Jakarta, disusul Daerah istimewa Yogyakarta, sedangkan paling rendah di Provinsi Maluku Utara. Kesenjangan ini akan berpengaruh kepada percepatan pembangunan di Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ITU (International Telecommunication Union), setiap 10% peningkatan penetrasi broadband akan memberikan 1,38% tambahan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di suatu negara. Setiap peningkatan penetrasi broadband sebesar 1% akan mengurangi pertumbuhan pengangguran sampai sebesar 8,61%.
Oleh karena itu, pada aspek layanan, Telkom mengerahkan sumber dayanya untuk meningkatkan penetrasi fixed broadband ke seluruh wilayah di Indonesia. Mengapa harus fixed broadband?
Karakter fixed broadband yang mempunyai stabilitas koneksi lebih baik akan lebih berkontribusi positif terhadap produktivitas penggunanya. Karakter ini yang juga memberikan kemungkinan berbagai layanan diberikan kepada pelanggan secara bundling.
Layanan telepon rumah, internet kecepatan tinggi, TV interaktif dan berbagai layanan tambahan dalam satu paket. Paket ini memberikan nilai lebih sangat besar bagi pelanggan, karena dengan sistem paket ini maka biaya yang dikeluarkan pelanggan akan lebih hemat.
Layanan ini dikenal dengan Indihome. Sehingga, semakin besar peluang pertumbuhan fixed broadband di Indonesia. Salah satu aspek penting berikutnya adalah infrastruktur telekomunikasi.
Tantangan penggelaran infrastuktur di Indonesia cukup tinggi, karena wilayah yang tersebar dalam kepualuan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, landscape bervariasi dan area rural tersebar. Telkom saat ini fokus menggelar jaringan fiber optik di seluruh wilayah Indonesia, bukan hanya di area urban atau kota besar, tetapi juga di berbagai area sub urban dan rural.
Hal ini sejalan dengan semangat pembangunan saat ini yang mengedepankan pemerataan di seluruh wilayah Indonesia. Pemerataan infrastruktur ini sekarang memungkinkan layanan Indihome dapat dinikmati di 60 kota besar dan 100 kota kecil dan menengah di seluruh Indonesia.
Menurut Direktur Consumer PT. Telkom, Dian Rachmawan, sudah tidak terbantahkan lagi bahwa Telkom adalah satu-satunya operator yang peduli untuk membangun jaringan dan menyediakan layanan bagi seluruh penjuru NKRI. “IndiHome itu tidak dibatasi hanya di Jakarta atau Jawa saja Mas, tapi seluruh pelosok Indonesia. Hal ini terbukti dengan tersebarnya pemasangan layanan IndiHome di 60 kota besar dan 100 kota kecil dan menengah,” Dian menegaskan.
“Saya monitor terus pergerakan pemasangan IndiHome ini setiap 2 jam, jadi tidak benar kalau ada statement bahwa Telkom hanya melayani IndiHome di Jakarta dan kota besar saja. Belum dapat informasi yang benar berarti yang menyatakan demikian itu.”
Pada 2015, ditargetkan mampu digelar jaringan transport fiber optik sepanjang 75.000 kilometer. Jaringan fiber optik ini terdiri dari jaringan kabel di darat dan jaringan kabel laut yang menghubungkan pulau-pulau utama.
Jaringan kabel laut Jawa-Sumatera-Kalimantan (Jasuka) yang dibangun Telkom merupakan salah satu jalur kabel laut terpanjang di dunia. Jalur kabel laut ini terdiri empat kanal 40G dengan kapasitas daya tampung hingga 16 kali lipat dari jalur konvensional.
Pengembangan jalur Jawa-Sumatera-Kalimantan ini merupakan bagian dari Indonesia Digital Network yang menargetkan 90% wilayah kota dan kabupaten di Indonesia terkoneksi broadband. Telkom membagi enam kawasan pembangunan ring, yaiut Ring Sumatera, Ring Jawa, Ring Kalimantan, Ring Sulawesi dan Maluku Utara, Ring Bali dan Nusa Tenggara dan Ring Kepulauan Maluku dan Papua.
Selain di darat dan laut, maka koneksi melalui udara juga terus dikembangkan Telkom melalui anak usahanya, Telkomsel. Jaringan Telkomsel menjangkau semua kota/kabupaten di Indonesia.
Saat ini Telkomsel juga memperluas cakupan layanan 4G LTE (Long Term Evolution) yang merupakan teknologi tercanggih dalam telekomunikasi seluler di Indonesia. Jaringan 4G LTE akan memudahkan pengguna dalam mengakses beragam aktivitas online, seperti video streaming dan musik dengan kualitas yang lebih baik dan lebih efisien.
Layanan Telkomsel 4G LTE menggunakan frekuensi 900MHz dengan lebar pita sebesar 5 MHz sehingga mampu memberikan kecepatan data akses mencapai 36 Mbps. Frekuensi yang digunakan Telkomsel mempunyai daya pancar yang lebih besar sehingga penetrasi sinyalnya dapat menjangkau sampai ke dalam gedung atau rumah di area perkotaan dan menjangkau area yang jauh di luar area urban.
Saat ini jaringan Telkomsel 4G LTE yang mencakup lebih dari 80% Jakarta dan hampir 100% kota Bandung. Telkomsel 4G LTE juga telah hadir di Surabaya, Medan dan Bali.
Pada 2019 ditargetkan Telkomsel meluaskan layanan 4G LTE hingga ke-22 provinsi di seluruh Indonesia. Jaringan tersebut didukung lebih dari 1000 eNode B yang berbasis jaringan fiber optik sehingga memberikan kualitas lebih tinggi.
CEO Telkom Group Alex J. Sinaga menegaskan bahwa dengan perluasan infrastruktur telekomunikasi dari Telkom baik di darat, laut dan udara, maka diharapkan pemerataan digital akses di Indonesia akan semakin cepat terealisasi. Sehingga isu digital divide atau kesenjangan digital akses di Indonesia akan teratasi dan memberikan kontribusi yang penting dalam percepatan pembangunan di Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ITU (International Telecommunication Union), setiap 10% peningkatan penetrasi broadband akan memberikan 1,38% tambahan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di suatu negara. Setiap peningkatan penetrasi broadband sebesar 1% akan mengurangi pertumbuhan pengangguran sampai sebesar 8,61%.
Oleh karena itu, pada aspek layanan, Telkom mengerahkan sumber dayanya untuk meningkatkan penetrasi fixed broadband ke seluruh wilayah di Indonesia. Mengapa harus fixed broadband?
Karakter fixed broadband yang mempunyai stabilitas koneksi lebih baik akan lebih berkontribusi positif terhadap produktivitas penggunanya. Karakter ini yang juga memberikan kemungkinan berbagai layanan diberikan kepada pelanggan secara bundling.
Layanan telepon rumah, internet kecepatan tinggi, TV interaktif dan berbagai layanan tambahan dalam satu paket. Paket ini memberikan nilai lebih sangat besar bagi pelanggan, karena dengan sistem paket ini maka biaya yang dikeluarkan pelanggan akan lebih hemat.
Layanan ini dikenal dengan Indihome. Sehingga, semakin besar peluang pertumbuhan fixed broadband di Indonesia. Salah satu aspek penting berikutnya adalah infrastruktur telekomunikasi.
Tantangan penggelaran infrastuktur di Indonesia cukup tinggi, karena wilayah yang tersebar dalam kepualuan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, landscape bervariasi dan area rural tersebar. Telkom saat ini fokus menggelar jaringan fiber optik di seluruh wilayah Indonesia, bukan hanya di area urban atau kota besar, tetapi juga di berbagai area sub urban dan rural.
Hal ini sejalan dengan semangat pembangunan saat ini yang mengedepankan pemerataan di seluruh wilayah Indonesia. Pemerataan infrastruktur ini sekarang memungkinkan layanan Indihome dapat dinikmati di 60 kota besar dan 100 kota kecil dan menengah di seluruh Indonesia.
Menurut Direktur Consumer PT. Telkom, Dian Rachmawan, sudah tidak terbantahkan lagi bahwa Telkom adalah satu-satunya operator yang peduli untuk membangun jaringan dan menyediakan layanan bagi seluruh penjuru NKRI. “IndiHome itu tidak dibatasi hanya di Jakarta atau Jawa saja Mas, tapi seluruh pelosok Indonesia. Hal ini terbukti dengan tersebarnya pemasangan layanan IndiHome di 60 kota besar dan 100 kota kecil dan menengah,” Dian menegaskan.
“Saya monitor terus pergerakan pemasangan IndiHome ini setiap 2 jam, jadi tidak benar kalau ada statement bahwa Telkom hanya melayani IndiHome di Jakarta dan kota besar saja. Belum dapat informasi yang benar berarti yang menyatakan demikian itu.”
Pada 2015, ditargetkan mampu digelar jaringan transport fiber optik sepanjang 75.000 kilometer. Jaringan fiber optik ini terdiri dari jaringan kabel di darat dan jaringan kabel laut yang menghubungkan pulau-pulau utama.
Jaringan kabel laut Jawa-Sumatera-Kalimantan (Jasuka) yang dibangun Telkom merupakan salah satu jalur kabel laut terpanjang di dunia. Jalur kabel laut ini terdiri empat kanal 40G dengan kapasitas daya tampung hingga 16 kali lipat dari jalur konvensional.
Pengembangan jalur Jawa-Sumatera-Kalimantan ini merupakan bagian dari Indonesia Digital Network yang menargetkan 90% wilayah kota dan kabupaten di Indonesia terkoneksi broadband. Telkom membagi enam kawasan pembangunan ring, yaiut Ring Sumatera, Ring Jawa, Ring Kalimantan, Ring Sulawesi dan Maluku Utara, Ring Bali dan Nusa Tenggara dan Ring Kepulauan Maluku dan Papua.
Selain di darat dan laut, maka koneksi melalui udara juga terus dikembangkan Telkom melalui anak usahanya, Telkomsel. Jaringan Telkomsel menjangkau semua kota/kabupaten di Indonesia.
Saat ini Telkomsel juga memperluas cakupan layanan 4G LTE (Long Term Evolution) yang merupakan teknologi tercanggih dalam telekomunikasi seluler di Indonesia. Jaringan 4G LTE akan memudahkan pengguna dalam mengakses beragam aktivitas online, seperti video streaming dan musik dengan kualitas yang lebih baik dan lebih efisien.
Layanan Telkomsel 4G LTE menggunakan frekuensi 900MHz dengan lebar pita sebesar 5 MHz sehingga mampu memberikan kecepatan data akses mencapai 36 Mbps. Frekuensi yang digunakan Telkomsel mempunyai daya pancar yang lebih besar sehingga penetrasi sinyalnya dapat menjangkau sampai ke dalam gedung atau rumah di area perkotaan dan menjangkau area yang jauh di luar area urban.
Saat ini jaringan Telkomsel 4G LTE yang mencakup lebih dari 80% Jakarta dan hampir 100% kota Bandung. Telkomsel 4G LTE juga telah hadir di Surabaya, Medan dan Bali.
Pada 2019 ditargetkan Telkomsel meluaskan layanan 4G LTE hingga ke-22 provinsi di seluruh Indonesia. Jaringan tersebut didukung lebih dari 1000 eNode B yang berbasis jaringan fiber optik sehingga memberikan kualitas lebih tinggi.
CEO Telkom Group Alex J. Sinaga menegaskan bahwa dengan perluasan infrastruktur telekomunikasi dari Telkom baik di darat, laut dan udara, maka diharapkan pemerataan digital akses di Indonesia akan semakin cepat terealisasi. Sehingga isu digital divide atau kesenjangan digital akses di Indonesia akan teratasi dan memberikan kontribusi yang penting dalam percepatan pembangunan di Indonesia.
(dyt)