Bisnis Online UKM Harus Pede, Jangan Numpang Lapak

Selasa, 07 April 2015 - 15:11 WIB
Bisnis Online UKM Harus...
Bisnis Online UKM Harus Pede, Jangan Numpang Lapak
A A A
JAKARTA - Kehadiran online market place membawa banyak kemudahan bagi UKM atau pebisnis pemula, yang ingin menjual produk mereka lewat internet. Kendati demikian, bagi pengusaha dengan basis pengguna lebih luas dan merek semakin dikenal, seharusnya tidak cuma ”numpak lapak” dan rela berada di balik nama besar para pemain market place daring.

Hal itu disampaikan oleh pendiri startup Sirclo Brian Marshal. Sirclo sendiri merupakan situs platform e-Commerce yang dibentuk pada 2013 di Singapura, sebelum akhirnya diboyong ke Indonesia.

Situs ini menargetkan UKM lokal. Brian menyadari, bahwa pengusaha yang ingin mempunyai toko online, dibayangi anggapan jika membuka toko online sendiri sulit dan mahal. Selain harus membuat desain sendiri, juga harus membayar mahal programmer. Belum lagi biaya tambahan perawatan toko online setiap bulannya.

Pada 2013, Brian membuat riset sistem jualan online di Indonesia masih didominasi “numpang lapak” di market place. Hal ini disebabkan biaya menyewa programmer bisa mencapai Rp10 juta, yang tentu sangat memberatkan perusahaan perintis.

Disinilah Sirclo menawarkan solusi. Startup tersebut berupaya membantu pengusaha yang sedang merintis bisnis online untuk membuat dan mengelola toko online sendiri, dalam proses yang diklaim mudah, dapat diandalkan, serta memiliki desain sesuai keinginan.

”Sirclo bukan market place, bukan tempat dimana orang belanja. Tapi, kami penyedia teknologi. Kami membuat toko online sesuai yang diinginkan pengguna,” ungkap Brian. Dia menuturkan, sejak 2013 perusahaan membawa Sirclo dari Singapura ke Indonesia karena melihat pasar UKM yang sangat besar.

"Walau negaranya maju, tapi potensi usaha kecil Singapura kalah jauh dengan Indonesia,” tambah Brian.

Proses awal membuka toko online melalui Sirclo diklaim sangat mudah. Bahkan, hanya butuh proses satu menit. e-Commerce cukup membuka website Sirclo, mengisi form identitas, password, nama toko yang diinginkan (tentunya melihat nama domain belum dipakai sebelumnya), memilih desain yang bisa disesuaikan dengan tema barang-barang yang akan dijual, dan toko online pun langsung beroperasi.

Biaya akan dibebankan melalui maintenance toko online yang akan dilakukan oleh Sirclo. Jumlahnya mulai Rp99.000 per bulan hingga termahal Rp1.759.000, disesuaikan dengan fitur yang ingin digunakan.

Menurut Brian, tujuan Sirclo selain membantu memudahkan pembuatan toko online, juga mengurangi biaya modal yang harus dikeluarkan pengguna. ”Analoginya, dibanding mencari kontraktor rumah, Sirclo ini seperti menyewa apartemen," pungkas Brian.

Sirclo juga menyediakan uji coba gratis atau free trial untuk melihat apakah produk sebuah UKM akan cocok dengan layanan yang ditawarkan oleh Sirclo. Saat ini Sirclo sudah semakin percaya diri dengan menambah jumlah tim, serta mendapatkan pendanaan. Pada 2013, pengguna aktif mereka hanya 40 toko. Sedangkan pada 2014 silam meningkat hingga 200 toko yang setiap bulannya membayar untuk biaya maintenance.
(dyt)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5952 seconds (0.1#10.140)