Pakar Cyber Imbau RI Jangan Abaikan Peringatan Snowden
A
A
A
HANNOVER - Edward Snowden kembali mengingatkan masyarakat dunia atas serangan hacking dan intersepsi besar-besaran oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Tak terkecuali dengan Indonesia.
Dalam konferensi video dengan peserta seminar di pameran IT terbesar dunia, CeBIT Hannover Jerman, mantan kontraktor dinas intelijen NSA Amerika Serikat itu menjelaskan serangan tersebut diarahkan ke sistem informasi dan transmisi komunikasi, serta orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Menanggapi hal tersebuti, Pratama Persadha, salah satu pakar keamanan cyber yang hadir langsung di CeBIT 2015 Hannover, mengimbau masyarakat dan pemerintah Indonesia tidak menganggap enteng peringatan Snowden ini.
“Cybercrime dan aksi intersepsi terus meningkat tiap tahun. Di Eropa yang notabene kesadaran IT security-nya sudah terbangun saja masih bisa kecolongan. Tahun 2014 kemarin misalnya, 40 % jasa keuangan di Jerman,menurut studi KPMG diserang kejahatan dunia maya. Indonesia harus bersiap diri mulai sekarang,” ujar pria yang menjabat sebagai chairman lembaga riset CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) dalam siaran persnya yang diangkat Sindonews, Sabtu (21/3/2015).
Dia mengungkapkan, serangan cyber ini tidak hanya menyasar korporasi besar, usaha kecil menengah pun sudah menjadi target. Karena itu, pengamanan data dan transmisi komunikasi menjadi sebuah kemestian.
“Kata kuncinya adalah teknologi enkripsi untuk mengamankan sistem, data dan transmisi komunikasi. Ini yg harus diperkuat oleh sektor swasta maupun pemerintah sebagai upaya pencegahan,” tegasnya.
Dalam konferensi video dengan peserta seminar di pameran IT terbesar dunia, CeBIT Hannover Jerman, mantan kontraktor dinas intelijen NSA Amerika Serikat itu menjelaskan serangan tersebut diarahkan ke sistem informasi dan transmisi komunikasi, serta orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Menanggapi hal tersebuti, Pratama Persadha, salah satu pakar keamanan cyber yang hadir langsung di CeBIT 2015 Hannover, mengimbau masyarakat dan pemerintah Indonesia tidak menganggap enteng peringatan Snowden ini.
“Cybercrime dan aksi intersepsi terus meningkat tiap tahun. Di Eropa yang notabene kesadaran IT security-nya sudah terbangun saja masih bisa kecolongan. Tahun 2014 kemarin misalnya, 40 % jasa keuangan di Jerman,menurut studi KPMG diserang kejahatan dunia maya. Indonesia harus bersiap diri mulai sekarang,” ujar pria yang menjabat sebagai chairman lembaga riset CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) dalam siaran persnya yang diangkat Sindonews, Sabtu (21/3/2015).
Dia mengungkapkan, serangan cyber ini tidak hanya menyasar korporasi besar, usaha kecil menengah pun sudah menjadi target. Karena itu, pengamanan data dan transmisi komunikasi menjadi sebuah kemestian.
“Kata kuncinya adalah teknologi enkripsi untuk mengamankan sistem, data dan transmisi komunikasi. Ini yg harus diperkuat oleh sektor swasta maupun pemerintah sebagai upaya pencegahan,” tegasnya.
(dmd)