Dalam Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
A
A
A
BEBERAPA tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi di Indonesia cukup menjanjikan bila dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Pacific, maupun di level global. Pada tahun 2012 ekonomi Indonesia tumbuh 6,23%, kemudian tahun 2013 sebesar 5,78% dan pada tahun 2014 sedikit melemah menjadi 5,01% (Data BPS). Angka ini terbilang cukup tinggi di tengah krisis ekonomi yang terjadi di berbagai belahan dunia pada kurun waktu 2008-2014. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini ditargetkan sebesar 5,7%. Selain tantangan untuk lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tantangan besar pembangunan Indonesia adalah pemerataan pembangunan.
Salah satu inisiatif penguatan ekonomi dan pemerataan pembangunan adalah dengan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Salah satu pilar dalam mewujudkan cita-cita tersebut adalah dengan memprioritaskan pengembangan infrastruktur, termasuk infrastruktur telekomunikasi.
Source: weforum.org
Berdasarkan Networked Readiness Index (NRI) 2014 dari World Economic Forum, Indonesia berada di peringkat ke-64 atau pada kategori menengah. NRI mengukur bagaimana negara-negara memanfaatkan Information and Communication Technology (ICT). Empat komponen utama yang diukur adalah lingkungan ICT (industri, politik, regulasi dan infrastruktur), kesiapan stakeholder utama (individu, bisnis dan pemerintahan) di suatu negara, penggunaan ICT oleh ketiga stakeholder utama tersebut dan dampak ICT terhadap aspek sosial dan ekonomi. Posisi Indonesia masih di bawah negara-negara di Asia Pacific seperti China, Malaysia, Jepang dan Korea Selatan.
Pemerataan juga menjadi faktor penting dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Adanya kesenjangan atau yang dikenal dengan istilah digital divide akan menghambat peluang pertumbuhan secara nasional. Penetrasi fixed broadband di Indonesia masih rendah, 5% dari total jumlah rumah tangga dan masih terkonsentrasi di pulau Jawa dan Sumatera. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, Telkom berkomitmen memajukan ICT di Indonesia, untuk mengatasi digital divide baik dari aspek infrastruktur maupun aspek pemanfaatan ICT untuk meningkatkan produktivitas.
Gambar: Seorang Penyelam dalam Proses Pembangunan Kabel Laut
Telkom terus membangun jaringan fiber optik di seluruh Indonesia. Di ujung barat, Telkom membangun jaringan fiber optik sepanjang 400 kilometer di jalur tengah Aceh. Di ujung timur, Telkom menggelar infrastruktur serat optik yang membentang dari Maluku hingga Papua yang disebut "Maluku Cable System" (MSC). MCS bagian dari program pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi Maluku Papua Cable System sepanjang 5.444 km kabel laut dan 655 km kabel darat. Semua ini adalah bagian dari inisiatif Indonesia Digital Network yang akan menghubungkan seluruh Nusantara mulai dari Aceh hingga Papua. Pembangunan jaringan fiber optik di seluruh wilayah Indonesia ini ditujukan untuk mengurangi digital divide dari aspek ketersediaan dan pemerataan insfrastruktur ICT.
Pada tahun ini diharapkan jaringan fiber optik yang dibangun mampu melayani hingga 3 juta pelanggan Indihome. Layanan Indihome terdiri dari akses internet kecepatan tinggi (s.d. 100 Mbps), telepon rumah (bebas panggilan lokal dan interlokal 1000 menit per bulan), IPTV (termasuk channel sports favorit seperti BeIN 1, BeIN 2, BeIN 3 dan channel film favorit seperti HBO, HBO Hits, Fox Movies Premium) dalam satu paket dengan harga yang lebih hemat. Tiga layanan tersebut sering disebut dengan tripleplay.
Selain tiga layanan tersebut, juga tersedia berbagai layanan tambahan: wifi, selular, digital music, global call dan home automation khusus bagi pelanggan Indihome. Dengan demikian total terdapat delapan layanan dalam satu paket, jadi layanan Indihome bisa juga disebut sebagai octuple play. Berbagai layanan dan aplikasi bagi pelanggan Indihome ini ditujukan untuk mengurangi digital divide dari aspek pemanfaatan ICT untuk meningkatkan produktivitas.
Hingga pertengahan Maret 2015, pelanggan Indihome telah mencapai lebih dari 200.000. Respon positif dari pelanggan tersebut dan peningkatan kualitas layanan dari Telkom yang berkelanjutan diharapkan akan mampu berkontribusi dalam mengatasi digital divide sehingga mendukung percepatan perwujudan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Salah satu wujud respon positif dari masyarakat terhadap layanan IndiHome adalah pesatnya penambahan pelanggan IndiHome di wilayah Jabodetabek. Menurut Prasabri Pesti, Executive General Manager Telkom Regional II, setiap harinya terdapat lebih dari 2000 pelanggan yang mendaftar IndiHome di Jakarta dan sekitarnya. Saat ini Telkom terus meningkatkan jangkauan layanan fiber optic agar bisa memenuhi permintaan masyarakat tersebut. “Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas minat dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan IndiHome ini,” Jelas Prasabri.
“Mohon maaf kalau ada yang masih harus menunggu dikarenakan animo masyarakat yang luar biasa. Kami akan terus percepat pelayanan IndiHome sehingga para calon pelanggan bisa segera menikmati high speed Internet fiber 10 sampai 100 Mbps dengan fasilitas wifi, interctive TV dan gratis panggilan lokal dan interlokal 1000 menit,” tambah Prasabri.
Salah satu inisiatif penguatan ekonomi dan pemerataan pembangunan adalah dengan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Salah satu pilar dalam mewujudkan cita-cita tersebut adalah dengan memprioritaskan pengembangan infrastruktur, termasuk infrastruktur telekomunikasi.
Source: weforum.org
Berdasarkan Networked Readiness Index (NRI) 2014 dari World Economic Forum, Indonesia berada di peringkat ke-64 atau pada kategori menengah. NRI mengukur bagaimana negara-negara memanfaatkan Information and Communication Technology (ICT). Empat komponen utama yang diukur adalah lingkungan ICT (industri, politik, regulasi dan infrastruktur), kesiapan stakeholder utama (individu, bisnis dan pemerintahan) di suatu negara, penggunaan ICT oleh ketiga stakeholder utama tersebut dan dampak ICT terhadap aspek sosial dan ekonomi. Posisi Indonesia masih di bawah negara-negara di Asia Pacific seperti China, Malaysia, Jepang dan Korea Selatan.
Pemerataan juga menjadi faktor penting dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Adanya kesenjangan atau yang dikenal dengan istilah digital divide akan menghambat peluang pertumbuhan secara nasional. Penetrasi fixed broadband di Indonesia masih rendah, 5% dari total jumlah rumah tangga dan masih terkonsentrasi di pulau Jawa dan Sumatera. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, Telkom berkomitmen memajukan ICT di Indonesia, untuk mengatasi digital divide baik dari aspek infrastruktur maupun aspek pemanfaatan ICT untuk meningkatkan produktivitas.
Gambar: Seorang Penyelam dalam Proses Pembangunan Kabel Laut
Telkom terus membangun jaringan fiber optik di seluruh Indonesia. Di ujung barat, Telkom membangun jaringan fiber optik sepanjang 400 kilometer di jalur tengah Aceh. Di ujung timur, Telkom menggelar infrastruktur serat optik yang membentang dari Maluku hingga Papua yang disebut "Maluku Cable System" (MSC). MCS bagian dari program pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi Maluku Papua Cable System sepanjang 5.444 km kabel laut dan 655 km kabel darat. Semua ini adalah bagian dari inisiatif Indonesia Digital Network yang akan menghubungkan seluruh Nusantara mulai dari Aceh hingga Papua. Pembangunan jaringan fiber optik di seluruh wilayah Indonesia ini ditujukan untuk mengurangi digital divide dari aspek ketersediaan dan pemerataan insfrastruktur ICT.
Pada tahun ini diharapkan jaringan fiber optik yang dibangun mampu melayani hingga 3 juta pelanggan Indihome. Layanan Indihome terdiri dari akses internet kecepatan tinggi (s.d. 100 Mbps), telepon rumah (bebas panggilan lokal dan interlokal 1000 menit per bulan), IPTV (termasuk channel sports favorit seperti BeIN 1, BeIN 2, BeIN 3 dan channel film favorit seperti HBO, HBO Hits, Fox Movies Premium) dalam satu paket dengan harga yang lebih hemat. Tiga layanan tersebut sering disebut dengan tripleplay.
Selain tiga layanan tersebut, juga tersedia berbagai layanan tambahan: wifi, selular, digital music, global call dan home automation khusus bagi pelanggan Indihome. Dengan demikian total terdapat delapan layanan dalam satu paket, jadi layanan Indihome bisa juga disebut sebagai octuple play. Berbagai layanan dan aplikasi bagi pelanggan Indihome ini ditujukan untuk mengurangi digital divide dari aspek pemanfaatan ICT untuk meningkatkan produktivitas.
Hingga pertengahan Maret 2015, pelanggan Indihome telah mencapai lebih dari 200.000. Respon positif dari pelanggan tersebut dan peningkatan kualitas layanan dari Telkom yang berkelanjutan diharapkan akan mampu berkontribusi dalam mengatasi digital divide sehingga mendukung percepatan perwujudan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Salah satu wujud respon positif dari masyarakat terhadap layanan IndiHome adalah pesatnya penambahan pelanggan IndiHome di wilayah Jabodetabek. Menurut Prasabri Pesti, Executive General Manager Telkom Regional II, setiap harinya terdapat lebih dari 2000 pelanggan yang mendaftar IndiHome di Jakarta dan sekitarnya. Saat ini Telkom terus meningkatkan jangkauan layanan fiber optic agar bisa memenuhi permintaan masyarakat tersebut. “Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas minat dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan IndiHome ini,” Jelas Prasabri.
“Mohon maaf kalau ada yang masih harus menunggu dikarenakan animo masyarakat yang luar biasa. Kami akan terus percepat pelayanan IndiHome sehingga para calon pelanggan bisa segera menikmati high speed Internet fiber 10 sampai 100 Mbps dengan fasilitas wifi, interctive TV dan gratis panggilan lokal dan interlokal 1000 menit,” tambah Prasabri.
(dmd)