Bisnis Smartphone Daur Ulang Raup Pendapatan Rp179 T

Minggu, 22 Februari 2015 - 10:38 WIB
Bisnis Smartphone Daur Ulang Raup Pendapatan Rp179 T
Bisnis Smartphone Daur Ulang Raup Pendapatan Rp179 T
A A A
SAN FRANCISCO - Buat Anda yang kerap mengganti ponsel lama, bisa menjual, memberikan kepada orang lain, hingga daur ulang. Ada hal menarik dari pasar global, bahwa smartphone daur ulang bisa meraup pendapatan hingga USD14 miliar atau sekitar Rp179,55 triliun.

Dilansir dari Digitaltrends, Minggu (22/2/2015), informasi tersebut didapat dari perusahaan riset teknologi Gartner, dilakukan dari sebuah survei terhadap lebih dari 5.600 konsumen AS dan Jerman sejak Juni 2014. Gartner menemukan 60% responden mengganti smartphone mereka karena ingin memiliki fitur terbaru atau sekedar memiliki ponsel baru.

Pada 2014, 56 juta unit smartphone daur ulang dijual kepada pengguna akhir di seluruh dunia. Jumlah itu setara dengan dengan USD7 miliar atau senilai Rp89,77 triliun perolehan untuk pendapatan grosir.

Pada 2017, Gartner memperkirakan angka tersebut membengkak hingga 120 juta unit smartphone diperbaharui dan sekitar USD14 miliar atau kisaran Rp179,55 triliun pendapatan grosir. Jumlah tersebut dua kali lipat dari pendapatan di 2014.

"Dengan konsumen di pasar yang matang, mereka kerap meng-upgrade smartphone setiap 18 sampai 20 bulan. Pertanyaan yang tak terelakkan adalah apa yang terjadi pada perangkat lama?" kata Peneliti Analis Utama Gartner Meike Escherich.

Dia menambahkan, sementara hanya 7% dari smartphone berakhir dalam program daur ulang resmi. Sebanyak 64% bisa diperbaiki, 23% diserahkan ke pengguna lain dan 41% diperdagangkan di atau dijual secara pribadi.

Meningkatnya permintaan smartphone high-end akan berdampak pada penjualan unit dasar yang baru. Menurut Gartner, konsumen nantinya akan lebih melihat ke pasar bekas karena sulit membeli yang baru.

Di Amerika Utara dan Eropa Barat saja, pasar untuk ponsel daur ulang bisa meraup pendapatan USD3 miliar tahun ini atau sekitar Rp38,47 triliun. Jumlah itu akan bertambah menjadi USD5 miliar atau senilai Rp64,12 triliun pada 2017.

"Banyak pengguna yang tertarik menggunakan perangkat high-end, namun mereka tidak mampu untuk membeli yang baru," menurut perusahaan. Rintangan terbesar untuk pasar smartphone daur ulang adalah persepsi bahwa, perangkat ini kotor dan menjijikkan karena kepemilikan mereka sebelumnya.
(dyt)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9435 seconds (0.1#10.140)
pixels