Telkom Tahun Depan Targetkan Data Center Jadi 100 ribu
A
A
A
SURABAYA - PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Tahun 2015, Telkom mentargetkan jumlah data center se-Indoneisa menjadi 100 ribu.
Penyediaan data center mengalami peningkatan cukup besar, karena tahun ini (2014) data center yang dimiliki sebesar 35 ribu. Jumlah tersebut menjadikan telkom sebagai penyedia data center terbesar di Indonesia. Meski demikian, peningkatan akan dilakukan supaya Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain, seperti Singapura dan Malaysia.
“Singapura saja memiliki data center 200 ribu, kita harus menaikan data center yang dimiliki,” kata Direktur Telkomsigma, Yulia Ahmadi pada keterangan tertulisnya yang diterima Sindonews (15/7/2014).
Menurut dia, penyediaan data harus dilakukan dengan baik, karena dari hasil analisa yang dilakukan, pengguna data yang ada mengalami peningkatan. Mobile dan wairless menjadi yang terbanyak mencapai 55%.
Melihat kondisi ini, market share pengguna data akan mengalami peningkatan. “Kami akan membidik kampus, pemerintahan, dan rumah sakit,” ujar dia.
Untuk meningkatkan pengguna data, Telkom mentargetkan sekitar 100 ribu pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk memanfaatkan layanan ‘Smart Solution, Trusted, Affordable and Reliable (STAR) Contact Center’.
Direktur Enterprise & Business Service Telkom Muhammad Awaluddin mengatakan, STAR Contact Center merupakan sebuah inovasi layanan yang dipersembahkan khusus untuk pelaku bisnis UKM di Indonesia.
“Inovasi layanan contact center ini merupakan bagian dari program Indonesia Digital Enterpreneur (Indipreneur) yang telah kami luncurkan sejak tahun 2013 lalu,” katanya.
Awaluddin menerangkan, Telkom menyadari bahwa salah satu kebutuhan pelaku bisnis UKM adalah penyediaan akses untuk melayani maupun memberikan informasi kepada pelanggannya secara mudah dan murah dari sisi biaya.
“Tidak bisa dipungkiri saat ini penggunaan teknologi informasi sudah menjadi menu wajib bagi pelaku UKM. Kami juga menargetkan pada 2015 sudah bisa mendigitalisasi satu juta pelaku UKM,” ujar dia.
Ia menambahkan layanan ini tidak hanya menyediakan kemudahan penyediaan informasi produk dari para pelaku UKM untuk para pelanggannya hingga pengelolaan layanan permintaan dari pelanggan, tetapi sekaligus Telkom juga menyediakan layanan analisa media sosial untuk membantu pelaku UKM dalam mengelola bisnisnya secara efektif dan efisien.
Layanan STAR Contact Center nanti dapat diintegrasikan dengan layanan "BosToko" yang sebelumnya sudah disediakan oleh Telkom. Sampai saat ini, sekitar 9.000 pelaku bisnis UKM yang sudah mendaftar untuk berlangganan.
BosToko merupakan aplikasi manajemen pengelolaan toko yang servernya disediakan Telkom, dengan aplikasi mulai dari stok gudang, catatan pengadaan dan distribusi, kegiatan pencatatan transaksi dan promosi. Pengguna BosToko hanya dikenakan biaya Rp100 setiap transaksi.
Para agen yang bertugas pada layanan inovasi ini juga akan dilatih secara khusus dalam melayani setiap panggilan untuk menangani dan menawarkan penjualan produk atau jasa.
“Pelaku UKM tidak perlu membayar sewa agen, tapi cukup membayar jasa layanannya.
Mereka tidak perlu khawatir terhadap kerahasiaan data, karena para agen hanya akan
menyampaikan informasi yang terkait dengan bisnis pelaku UKM tersebut,” ungkapnya.
Penyediaan data center mengalami peningkatan cukup besar, karena tahun ini (2014) data center yang dimiliki sebesar 35 ribu. Jumlah tersebut menjadikan telkom sebagai penyedia data center terbesar di Indonesia. Meski demikian, peningkatan akan dilakukan supaya Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain, seperti Singapura dan Malaysia.
“Singapura saja memiliki data center 200 ribu, kita harus menaikan data center yang dimiliki,” kata Direktur Telkomsigma, Yulia Ahmadi pada keterangan tertulisnya yang diterima Sindonews (15/7/2014).
Menurut dia, penyediaan data harus dilakukan dengan baik, karena dari hasil analisa yang dilakukan, pengguna data yang ada mengalami peningkatan. Mobile dan wairless menjadi yang terbanyak mencapai 55%.
Melihat kondisi ini, market share pengguna data akan mengalami peningkatan. “Kami akan membidik kampus, pemerintahan, dan rumah sakit,” ujar dia.
Untuk meningkatkan pengguna data, Telkom mentargetkan sekitar 100 ribu pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk memanfaatkan layanan ‘Smart Solution, Trusted, Affordable and Reliable (STAR) Contact Center’.
Direktur Enterprise & Business Service Telkom Muhammad Awaluddin mengatakan, STAR Contact Center merupakan sebuah inovasi layanan yang dipersembahkan khusus untuk pelaku bisnis UKM di Indonesia.
“Inovasi layanan contact center ini merupakan bagian dari program Indonesia Digital Enterpreneur (Indipreneur) yang telah kami luncurkan sejak tahun 2013 lalu,” katanya.
Awaluddin menerangkan, Telkom menyadari bahwa salah satu kebutuhan pelaku bisnis UKM adalah penyediaan akses untuk melayani maupun memberikan informasi kepada pelanggannya secara mudah dan murah dari sisi biaya.
“Tidak bisa dipungkiri saat ini penggunaan teknologi informasi sudah menjadi menu wajib bagi pelaku UKM. Kami juga menargetkan pada 2015 sudah bisa mendigitalisasi satu juta pelaku UKM,” ujar dia.
Ia menambahkan layanan ini tidak hanya menyediakan kemudahan penyediaan informasi produk dari para pelaku UKM untuk para pelanggannya hingga pengelolaan layanan permintaan dari pelanggan, tetapi sekaligus Telkom juga menyediakan layanan analisa media sosial untuk membantu pelaku UKM dalam mengelola bisnisnya secara efektif dan efisien.
Layanan STAR Contact Center nanti dapat diintegrasikan dengan layanan "BosToko" yang sebelumnya sudah disediakan oleh Telkom. Sampai saat ini, sekitar 9.000 pelaku bisnis UKM yang sudah mendaftar untuk berlangganan.
BosToko merupakan aplikasi manajemen pengelolaan toko yang servernya disediakan Telkom, dengan aplikasi mulai dari stok gudang, catatan pengadaan dan distribusi, kegiatan pencatatan transaksi dan promosi. Pengguna BosToko hanya dikenakan biaya Rp100 setiap transaksi.
Para agen yang bertugas pada layanan inovasi ini juga akan dilatih secara khusus dalam melayani setiap panggilan untuk menangani dan menawarkan penjualan produk atau jasa.
“Pelaku UKM tidak perlu membayar sewa agen, tapi cukup membayar jasa layanannya.
Mereka tidak perlu khawatir terhadap kerahasiaan data, karena para agen hanya akan
menyampaikan informasi yang terkait dengan bisnis pelaku UKM tersebut,” ungkapnya.
(dol)