Lintasarta kerja sama PKPU bantu korban Sinabung
A
A
A
Sindonews.com - PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta), perusahaan penyedia komunikasi data, internet dan layanan nilai tambah untuk berbagai sektor industri, bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan nasional PKPU melaksanakan program CSR "Berbagi Air untuk Sinabung".
Dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Sabtu (26/4/2014), kegiatan ini merupakan program recovery untuk wilayah-wilayah yang terkena dampak dari erupsi gunung berapi Sinabung di Desa Kineppen, Kecamatan Munte, Kabupaten Karo.
Di daerah yang berjarak 6 kilometer dari puncak sinabung tersebut, Lintasarta menjalankan program pembangunan lima bilik MCK, satu sumur bor dengan kedalaman 80 meter, dan 6 titik tempat wudhu.
Selain pembangunan, program ini juga membentuk Badan Pengelola Air Bersih, yang akan mengatur sumber air untuk dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar. Mereka sebelumnya telah diberikan training pada 23 April 2014.
Program pembangunan telah dilakukan sejak awal April 2014, dan diresmikan Corporate Secretary General Manager Lintasarta, Lista Dewi, dan Presiden Direktur PKPU Agung Notowiguno, Jumat (25/4/2014).
Bantuan ini diharapkan bisa membantu warga desa yang jumlahnya mencapai 500 kepala keluarga atau sekitar 1.000 jiwa yang rata-rata bertaraf hidup menengah ke bawah dan berkategori RTM (rumah tangga miskin).
Apalagi semenjak erupsi Sinabung, wilayah ini tidak pernah hujan. Padahal, daerah Kineppen jauh dari sumber air. Sementera untuk membuat sumur bor hanya kalangan orang berpunya saja yang mampu kerena biaya pengeboran minimal Rp30 juta, dan kedalaman pipa minimal 75 meter.
Untuk mendapatkan air warga harus membeli kepada salah satu warga yang mempunyai sumur bor Rp1.000/dirigen dan untuk air minum isi ulang Rp4.000/galon.
Harga tersebut dirasa sangat mahal, karena penghasilan warga hanya Rp10-20 ribu/hari. Padahal, kebutuhan air per hari bisa tiga dirigen lebih. Air digunakan warga untuk memasak, mandi, mencuci baju, dan keperluan MCK.
Dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Sabtu (26/4/2014), kegiatan ini merupakan program recovery untuk wilayah-wilayah yang terkena dampak dari erupsi gunung berapi Sinabung di Desa Kineppen, Kecamatan Munte, Kabupaten Karo.
Di daerah yang berjarak 6 kilometer dari puncak sinabung tersebut, Lintasarta menjalankan program pembangunan lima bilik MCK, satu sumur bor dengan kedalaman 80 meter, dan 6 titik tempat wudhu.
Selain pembangunan, program ini juga membentuk Badan Pengelola Air Bersih, yang akan mengatur sumber air untuk dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar. Mereka sebelumnya telah diberikan training pada 23 April 2014.
Program pembangunan telah dilakukan sejak awal April 2014, dan diresmikan Corporate Secretary General Manager Lintasarta, Lista Dewi, dan Presiden Direktur PKPU Agung Notowiguno, Jumat (25/4/2014).
Bantuan ini diharapkan bisa membantu warga desa yang jumlahnya mencapai 500 kepala keluarga atau sekitar 1.000 jiwa yang rata-rata bertaraf hidup menengah ke bawah dan berkategori RTM (rumah tangga miskin).
Apalagi semenjak erupsi Sinabung, wilayah ini tidak pernah hujan. Padahal, daerah Kineppen jauh dari sumber air. Sementera untuk membuat sumur bor hanya kalangan orang berpunya saja yang mampu kerena biaya pengeboran minimal Rp30 juta, dan kedalaman pipa minimal 75 meter.
Untuk mendapatkan air warga harus membeli kepada salah satu warga yang mempunyai sumur bor Rp1.000/dirigen dan untuk air minum isi ulang Rp4.000/galon.
Harga tersebut dirasa sangat mahal, karena penghasilan warga hanya Rp10-20 ribu/hari. Padahal, kebutuhan air per hari bisa tiga dirigen lebih. Air digunakan warga untuk memasak, mandi, mencuci baju, dan keperluan MCK.
(dmd)