Pasar kamera saku tergerus smartphone
A
A
A
Sindonews.com - Kualitas kamera smartphone yang semakin baik dan canggih ternyata berdampak besar terhadap kamera saku digital. Pasar kamera saku semakin ditinggalkan konsumen.
Hal itu diakui Head of Regional Marketing Digital Imaging Samsung Southeast Asia and Oceania, Dany Setiawanto di Rimba Hotel, Bali, Selasa (18/2/2014). "Tujuan konsumen memotret lewat perangkat digital adalah untuk di-share atau dibagi. Misalnya, ke jejaring sosial," ujar Dany.
"Kepraktisan itu mereka temukan lewat smartphone. Jadi, tidak ada alasan bagi konsumen untuk membeli kamera saku," tambahnya.
Fakta saat ini, dengan harga Rp2 juta-Rp3 jutaan pengguna sudah bisa mendapatkan ponsel berkamera 5 MP yang lebih dari cukup untuk mengabadikan gambar bagus untuk diunggah di sosial media.
Kendati demikian, masih ada orang yang percaya dengan kompak kamera. Karena itu, menurut Dany pasarnya belum jatuh drastis. "Peralihan terus terjadi. Dari VHS menjadi DVD. Tapi, tidak lantas benefitnya benar-benar hilang," katanya.
Ada sebagian konsumen, lanjut Dany, yang memfungsikan kamera saku sebagai companion dari smartphone. "Intinya masih banyak konsumen yang merasakan manfaat dari kamera saku digital, walau kuantitasnya kian mengecil," tegasnya.
Secara industri, kamera saku digital mengalami penurunan hingga 10 persen pada 2013. Tapi, kategori yang justru terus tumbuh adalah ILC atau Interchangable Lens Camera, yang akrab disebut mirrorless. Selama 2013, walaupun masih kecil pasar ILC tumbuh hingga 65 persen.
"Begitupun Samsung, yang mulanya nol pada 2012 meraup 25 persen market share ILC pada 2013," ujarnya.
Hal itu diakui Head of Regional Marketing Digital Imaging Samsung Southeast Asia and Oceania, Dany Setiawanto di Rimba Hotel, Bali, Selasa (18/2/2014). "Tujuan konsumen memotret lewat perangkat digital adalah untuk di-share atau dibagi. Misalnya, ke jejaring sosial," ujar Dany.
"Kepraktisan itu mereka temukan lewat smartphone. Jadi, tidak ada alasan bagi konsumen untuk membeli kamera saku," tambahnya.
Fakta saat ini, dengan harga Rp2 juta-Rp3 jutaan pengguna sudah bisa mendapatkan ponsel berkamera 5 MP yang lebih dari cukup untuk mengabadikan gambar bagus untuk diunggah di sosial media.
Kendati demikian, masih ada orang yang percaya dengan kompak kamera. Karena itu, menurut Dany pasarnya belum jatuh drastis. "Peralihan terus terjadi. Dari VHS menjadi DVD. Tapi, tidak lantas benefitnya benar-benar hilang," katanya.
Ada sebagian konsumen, lanjut Dany, yang memfungsikan kamera saku sebagai companion dari smartphone. "Intinya masih banyak konsumen yang merasakan manfaat dari kamera saku digital, walau kuantitasnya kian mengecil," tegasnya.
Secara industri, kamera saku digital mengalami penurunan hingga 10 persen pada 2013. Tapi, kategori yang justru terus tumbuh adalah ILC atau Interchangable Lens Camera, yang akrab disebut mirrorless. Selama 2013, walaupun masih kecil pasar ILC tumbuh hingga 65 persen.
"Begitupun Samsung, yang mulanya nol pada 2012 meraup 25 persen market share ILC pada 2013," ujarnya.
(dmd)