Pengguna Harian Zoom Meroket Capai 200 Juta
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang berdampak secara global memaksa banyak orang untuk melakuka aktivitas di rumah, termasuk bekerja, belajar, dan beribadah. Hal itu rupanya membuat dampak positif pada layanan video-conference Zoom.
Perusahan yang berpusat di California AS ini mengklaim pengguna aktif hariannya kini mencapai 200 juta. Angka itu melojak drastis yakni 20 kali lipat dalam kurun waktu sekitar tiga bulan sejak akhir 2019.
Pengguna Zoom sendiri sangat beragam, mulai dari lembaga pendidikan, korporasi, organisasi hingga partai politik.
"Pada akhir Desember tahun lalu, angka tertinggi peserta konferensi harian, baik gratis maupun berbayar di Zoom adalah sekitar 10 juta," ujar pendiri sekaligus CEO di Zoom, Eric Yuan, dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters, Sabtu(4/3/2020).
Yuan mengatakan bahwa penggunaan Zoom meningkat tajam pada beberapa pekanterakhir, dengan lebih dari 90.000 sekolah di 20 negara, menggunakan layanan konferensi video untuk melakukan kelas dari jarak jauh.
Namun, popularitas Zoom yang meroket juga dibarengi oleh masalah privasi pengguna. Hal ini juga belakangan menjadi perhatian banyak pihak.
"Kami menyadari bahwa kami telah memupus ekspektasi komunitas pengguna dan kami sendiri terkait masalah privasi dan keamanan. Untuk itu, saya sangat menyesal," tutur Yuan lebih lanjut.
Oleh sebab itu, Yuan berjanji perusahaan akan menyelesaikan isu ini secara proaktif dalam jangka waktu 90 hari ke depan.
Perusahan yang berpusat di California AS ini mengklaim pengguna aktif hariannya kini mencapai 200 juta. Angka itu melojak drastis yakni 20 kali lipat dalam kurun waktu sekitar tiga bulan sejak akhir 2019.
Pengguna Zoom sendiri sangat beragam, mulai dari lembaga pendidikan, korporasi, organisasi hingga partai politik.
"Pada akhir Desember tahun lalu, angka tertinggi peserta konferensi harian, baik gratis maupun berbayar di Zoom adalah sekitar 10 juta," ujar pendiri sekaligus CEO di Zoom, Eric Yuan, dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters, Sabtu(4/3/2020).
Yuan mengatakan bahwa penggunaan Zoom meningkat tajam pada beberapa pekanterakhir, dengan lebih dari 90.000 sekolah di 20 negara, menggunakan layanan konferensi video untuk melakukan kelas dari jarak jauh.
Namun, popularitas Zoom yang meroket juga dibarengi oleh masalah privasi pengguna. Hal ini juga belakangan menjadi perhatian banyak pihak.
"Kami menyadari bahwa kami telah memupus ekspektasi komunitas pengguna dan kami sendiri terkait masalah privasi dan keamanan. Untuk itu, saya sangat menyesal," tutur Yuan lebih lanjut.
Oleh sebab itu, Yuan berjanji perusahaan akan menyelesaikan isu ini secara proaktif dalam jangka waktu 90 hari ke depan.
(wbs)