Instal Aplikasi, Belanja, dan Hiburan Diprediksi Memuncak Sebelum Ramadan

Kamis, 02 April 2020 - 04:00 WIB
Instal Aplikasi, Belanja, dan Hiburan Diprediksi Memuncak Sebelum Ramadan
Instal Aplikasi, Belanja, dan Hiburan Diprediksi Memuncak Sebelum Ramadan
A A A
JAKARTA - Appsflyer, perusahaan atribusi pemasaran dunia, mengeluarkan Laporan Ramadan edisi kedua. Mereka menganalisa perilaku penggunaan aplikasi mobile dan belanja iklan pada aplikasi di Indonesia, Malaysia, dan Singapura berdasarkan periode Ramadan 2019.

“Berdasarkan hasil riset kami pada 2019, pendapatan dari aplikasi mengalami peningkatan selama periode Ramadan dengan harapan banyak pegawai akan mendapatkan bonus (THR) di Indonesia. Digabung dengan lebih banyak waktu luang, insentif liburan seperti ini membuat orang untuk lebih bersemangat menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman melalui perjalanan atau belanja," kata Presiden dan Managing Director AppsFlyer, Asia Pasifik, Ronen Mense, dalam keterangan resminya, Rabu (1/4/2020).

Lebih lanjut dijelaskan, walaupun angka pertama untuk 2020 menunjukkan bahwa penginstalan aplikasi setiap minggu sangat stabil, dampak lebih kuat dari COVID-19 dapat lebih terasa dalam pekan menuju Ramadan. Sebab pasar dipaksa menyesuaikan diri dengan norma yang baru, seperti regulasi kerja dari rumah dan pembatasan perjalanan.

"Akan ada sektor ekonomi yang akan menanggung tantangan ekonomi hari ini, tetapi hal ini juga dapat menyajikan kesempatan yang baik, khususnya untuk pemasar aplikasi dalam rumah. Misalnya permainan dan pengantar makanan,” sebut Ronen.

Laporan ini mencakup sejumlah aplikasi yang mendapat tingkat penginstalan sedikitnya 250 kali per pekan dalam periode 12 bulan yang meliputi periode Ramadan 2019. Data kemudian dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018.

Laporan juga menekankan metrik untuk empat kategori aplikasi teratas yaitu belanja, perjalanan, hiburan serta keuangan. Lalu menilainya bagaimana mereka menjadi populer dengan indikator kunci tersebut selama 2019.

Beberapa ringkasan utama dalam laporan ini antara lain, periode puncak menginstal aplikasi kategori belanja adalah tepat sebelum Bulan Suci Ramadan dimulai. "Seiring meningkatnya daya konsumsi umat Muslim jelang Ramadan membuat tingkat penginstalan kategori Belanja di Indonesia, Malaysia dan Singapura cenderung meningkat sebelum Ramadan 2019. Ini menciptakan kesempatan potensial bagi para pemasar untuk belanja iklan guna memaksimalkan peng-instal-an," sebutnya.

Tingkat penginstalan aplikasi menurun dari segi pendapatan dan volume pembelian pada pekan pertama. Sementara itu, dalam pekan kedua (11%) dan pekan ketiga volume pembelian mencapai puncaknya. Ini bertepatan dengan masa pegawai mendapatkan bonus ke-13 (THR) dan belanja untuk liburan.

Aplikasi kategori permainan dan hiburan mencapai periode emasnya pada pasca-Ramadan. Penginstalan aplikasi kategori hiburan ini tercatat meningkat 7% lalu 21% dalam dua pekan pertama Ramadan, sedangkan untuk permainan sederhana (Casual Games) juga meningkat 2% dalam dua pekan awal.

"Di Indonesia, aplikasi Hiburan memiliki performa yang cenderung baik dengan tingkat retensi 6% selama 30 hari," ujarnya seraya menambahkan, penginstalan aplikasi kategori perjalanan terus meningkat jelang Ramadan.

"Masyarakat memiliki kecenderungan untuk merencanakan perjalanan mudik mereka sebelum Hari Raya. Ini memicu peningkatan penginstalan aplikasi perjalanan," katanya lagi.

Pekan pertama Ramadan menjadi masa penurunan tingkat instalasi dan volume pendapatan. Hampir seluruh kategori, terutama hiburan, harus dihindari untuk pemasangan iklan dalam pekan pertama. Namun, secara perlahan kesempatan untuk pemasangan iklan meningkat dari pekan ke pekan selama Ramadan hingga menjelang Hari Raya.

Ronen mengutarakan, perlindungan terhadap penipuan di aplikasi merupakan hal yang krusial selama periode Ramadan pengoptimalan efektifitas pemasaran. Pemasar aplikasi keuangan khususnya, harus membekali diri dengan perlindungan terhadap penipuan. Sebab hampir setengah dari penginstalan secara umum dikaitkan dengan kejahatan ini.

"Kategori aplikasi perjalanan (48,3%), belanja (48,5%), hiburan (49,7%) dan sosial (31%) juga terkena dampak ini dan harus terus waspada. Tingkat penipuan terhadap aplikasi kategori permainan secara umum masih tergolong rendah di kawasan karena mendapat manfaat dari strategi pemasaran yang lebih canggih," pungkasnya.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8741 seconds (0.1#10.140)