Sikat Google, Galeri Aplikasi Huawei Bayar Pengembang Selama 2 Tahun
A
A
A
SHENZHEN - Huawei sudah putus hubungan dari Google Play Store untuk perangkat terbarunya. Kini perusahaan sangat bergantung pada Huawei AppGallery (Galeri Aplikasi Huawei).
Satu-satunya cara untuk membuat platform ini layak ialah dengan menarik pengembang aplikasi dan game untuk masuk ke ekosistemnya. Untuk itu, Huawei berencana memberikan pengembang hampir 100% penghasilan dari perangkat lunaknya.
Hal itu dijelaskan dalam Kebijakan Preferensial Perjanjian Layanan AppGallery. Kebijakan itu berlaku untuk 24 bulan pertama dan pengembang harus bergabung paling lambat Juni tahun ini jika mereka ingin berpartisipasi.
Kebijakan tersebut dibagi menjadi dua periode. Selama 12 bulan pertama, pengembang akan menerima 100% dari pendapatan yang dihasilkan oleh aplikasi non-game. Untuk game, mereka mendapat 85% -hampir mendekati 88% yang ditawarkan Epic Store (95% jika game didasarkan pada Unreal Engine).
Pada tahun kedua, pengembang dapat berharap 85% dari pendapatan yang dihasilkan oleh aplikasi dan game mereka (90% untuk aplikasi pendidikan). Setelah periode kebijakan preferensial berakhir, tarif standar berlaku yakni pengembang mendapatkan 70% dari pendapatan dan Huawei menyimpan 30%-nya.
Kebijakan ini hanya berlaku untuk pengembang yang berbasis di luar China Daratan. Sebenarnya, mereka mendapatkan penawaran yang lebih baik secara umum. Misalnya, pengembang China membagi pembelian dalam game 50/50 dengan Huawei sementara pengembang asing mempertahankan 70%. Sebagai perbandingan, Apple dan Google menyimpan 30% dari penjualan di toko aplikasi masing-masing.
Kebijakan baru itu digelar Huawei guna menarik minat pengembang global hadir di ekosistemnya, Huawei AppGallery. Sebab mereka masih tergopoh-gopoh untuk menggerus dominasi Layanan Seluler Google (GMS).
Kemapanan Huawei AppGallery dianggap sebagai kunci pemasaran handphone baru pabrikan di pasar global yang tak terbiasa lepas dari GMS. Sementara pasar China sudah sejak lama tak lagi bergantung pada produk Google.
Satu-satunya cara untuk membuat platform ini layak ialah dengan menarik pengembang aplikasi dan game untuk masuk ke ekosistemnya. Untuk itu, Huawei berencana memberikan pengembang hampir 100% penghasilan dari perangkat lunaknya.
Hal itu dijelaskan dalam Kebijakan Preferensial Perjanjian Layanan AppGallery. Kebijakan itu berlaku untuk 24 bulan pertama dan pengembang harus bergabung paling lambat Juni tahun ini jika mereka ingin berpartisipasi.
Kebijakan tersebut dibagi menjadi dua periode. Selama 12 bulan pertama, pengembang akan menerima 100% dari pendapatan yang dihasilkan oleh aplikasi non-game. Untuk game, mereka mendapat 85% -hampir mendekati 88% yang ditawarkan Epic Store (95% jika game didasarkan pada Unreal Engine).
Pada tahun kedua, pengembang dapat berharap 85% dari pendapatan yang dihasilkan oleh aplikasi dan game mereka (90% untuk aplikasi pendidikan). Setelah periode kebijakan preferensial berakhir, tarif standar berlaku yakni pengembang mendapatkan 70% dari pendapatan dan Huawei menyimpan 30%-nya.
Kebijakan ini hanya berlaku untuk pengembang yang berbasis di luar China Daratan. Sebenarnya, mereka mendapatkan penawaran yang lebih baik secara umum. Misalnya, pengembang China membagi pembelian dalam game 50/50 dengan Huawei sementara pengembang asing mempertahankan 70%. Sebagai perbandingan, Apple dan Google menyimpan 30% dari penjualan di toko aplikasi masing-masing.
Kebijakan baru itu digelar Huawei guna menarik minat pengembang global hadir di ekosistemnya, Huawei AppGallery. Sebab mereka masih tergopoh-gopoh untuk menggerus dominasi Layanan Seluler Google (GMS).
Kemapanan Huawei AppGallery dianggap sebagai kunci pemasaran handphone baru pabrikan di pasar global yang tak terbiasa lepas dari GMS. Sementara pasar China sudah sejak lama tak lagi bergantung pada produk Google.
(mim)