Ecomobi Tawarkan Satu Solusi untuk Kampanye di Media Sosial
A
A
A
JAKARTA - Tren penjualan dan pembelian di media sosial semakin berkembang, karena banyak brand dan merchant yang sadar akan potensi besar dari jejaring sosial di masa depan. Mereka berani menginvestasikan modalnya dalam social commerce guna mendekati lebih banyak pelanggan potensial.
Hanya kebanyakan brand masih belum menemukan end to end solution untuk mengelola kinerja penjualan dari berbagai channel. "Sebenarnya, bagaimana cara mengontrol dan mengukur semua campaign tanpa perlu menggunakan banyak platform?" kata Elvin Saputra, Country Manager Ecomobi Indonesia di Jakarta, Senin (20/1/2020).
Saat melakukan kampanye di media sosial, ada banyak hal yang harus dikelola oleh merek. Pertama, menggunakan banyak media sosial untuk mempromosikan produk mereka berarti brand perlu melacak dan mengukur kinerja campaign-nya melalui lebih dari satu platform.
Misalnya, ungkap Elvin, jika perusahaan kosmetik menjalankan campaign iklan di Facebook dan YouTube secara bersamaan, mereka harus mengakses sistem pelacakan setiap saluran untuk memeriksa indeks terkait kinerja kampanyenya. "Seperti jumlah pesanan, jumlah penjualan, atau tingkat konversi dan lainnya. Pada akhirnya mungkin diperlukan lebih banyak waktu dan lebih banyak biaya guna menangani tugas ini," ujarnya.
Selain itu, kata dia lagi, customer service di berbagai saluran sosial juga bisa menjadi masalah besar bagi brand. Dengan sejumlah besar pertanyaan dari pelanggan setiap hari, brand mungkin harus menghabiskan banyak biaya untuk sumber daya manusia/customer service guna menjawab dan menyelesaikan semua masalah pelanggan.
"Belum lagi fakta bahwa customer service tidak dapat membalas pelanggan secara instan setiap saat, yang dapat membuat brand kehilangan beberapa calon pelanggan," imbuh Elvin.
Selain itu juga, tambah dia, ketika melakukan Influencer Marketing, brand sering harus membayar biaya pemasaran yang terlalu tinggi untuk KOL atau influencer sosial tanpa ada komitmen penjualan sebagai imbalannya. Secara umum, efektivitas campaign Pemasaran Influencer diukur berdasarkan keterlibatan KOL, misalnya jumlah tampilan, suka, komentar, share di jejaring sosial. "Hal ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan brand awareness, tapi KOL tidak dapat berkomitmen untuk menghasilkan penjualan nyata," tandasnya.
Kembali ke pertanyaan awal, apakah ada solusinya? Jawabannya ada. Dengan Social Selling Platform (SSP) Ecomobi, platform ini membuat mengelola semua kampanye di berbagai saluran sosial tak lagi sulit.
"Social Selling Platform (SSP) adalah platform paling inklusif dan unik yang membantu bisnis meningkatkan brand awareness dan meningkatkan pendapatan melalui media sosial. Platform ini juga mengintegrasikan data KOL yang lengkap dan andal (profil, kinerja, dan tingkat pemesanan) serta smart chatbot AI untuk membantu brand dalam layanan pelanggan dan penjualan sosial secara efektif," klaim Elvin.
Selain itu, ketika menggunakan platform ini, skema pembayaran antara brand dan KOL didasarkan pada biaya pemesanan dan komisi. Regulasi itu dapat membuat KOL berkomitmen dalam membuat pesanan nyata untuk merek, karena komisi yang mereka terima didasarkan pada kinerjanya.
"Terakhir, dengan sistem pelacakan yang transparan dan modern, brand dapat dengan mudah mengukur kinerja pemasaran dari setiap campaign iklan yang sedang berjalan hanya dengan satu platform saja," pungkasnya.
Hanya kebanyakan brand masih belum menemukan end to end solution untuk mengelola kinerja penjualan dari berbagai channel. "Sebenarnya, bagaimana cara mengontrol dan mengukur semua campaign tanpa perlu menggunakan banyak platform?" kata Elvin Saputra, Country Manager Ecomobi Indonesia di Jakarta, Senin (20/1/2020).
Saat melakukan kampanye di media sosial, ada banyak hal yang harus dikelola oleh merek. Pertama, menggunakan banyak media sosial untuk mempromosikan produk mereka berarti brand perlu melacak dan mengukur kinerja campaign-nya melalui lebih dari satu platform.
Misalnya, ungkap Elvin, jika perusahaan kosmetik menjalankan campaign iklan di Facebook dan YouTube secara bersamaan, mereka harus mengakses sistem pelacakan setiap saluran untuk memeriksa indeks terkait kinerja kampanyenya. "Seperti jumlah pesanan, jumlah penjualan, atau tingkat konversi dan lainnya. Pada akhirnya mungkin diperlukan lebih banyak waktu dan lebih banyak biaya guna menangani tugas ini," ujarnya.
Selain itu, kata dia lagi, customer service di berbagai saluran sosial juga bisa menjadi masalah besar bagi brand. Dengan sejumlah besar pertanyaan dari pelanggan setiap hari, brand mungkin harus menghabiskan banyak biaya untuk sumber daya manusia/customer service guna menjawab dan menyelesaikan semua masalah pelanggan.
"Belum lagi fakta bahwa customer service tidak dapat membalas pelanggan secara instan setiap saat, yang dapat membuat brand kehilangan beberapa calon pelanggan," imbuh Elvin.
Selain itu juga, tambah dia, ketika melakukan Influencer Marketing, brand sering harus membayar biaya pemasaran yang terlalu tinggi untuk KOL atau influencer sosial tanpa ada komitmen penjualan sebagai imbalannya. Secara umum, efektivitas campaign Pemasaran Influencer diukur berdasarkan keterlibatan KOL, misalnya jumlah tampilan, suka, komentar, share di jejaring sosial. "Hal ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan brand awareness, tapi KOL tidak dapat berkomitmen untuk menghasilkan penjualan nyata," tandasnya.
Kembali ke pertanyaan awal, apakah ada solusinya? Jawabannya ada. Dengan Social Selling Platform (SSP) Ecomobi, platform ini membuat mengelola semua kampanye di berbagai saluran sosial tak lagi sulit.
"Social Selling Platform (SSP) adalah platform paling inklusif dan unik yang membantu bisnis meningkatkan brand awareness dan meningkatkan pendapatan melalui media sosial. Platform ini juga mengintegrasikan data KOL yang lengkap dan andal (profil, kinerja, dan tingkat pemesanan) serta smart chatbot AI untuk membantu brand dalam layanan pelanggan dan penjualan sosial secara efektif," klaim Elvin.
Selain itu, ketika menggunakan platform ini, skema pembayaran antara brand dan KOL didasarkan pada biaya pemesanan dan komisi. Regulasi itu dapat membuat KOL berkomitmen dalam membuat pesanan nyata untuk merek, karena komisi yang mereka terima didasarkan pada kinerjanya.
"Terakhir, dengan sistem pelacakan yang transparan dan modern, brand dapat dengan mudah mengukur kinerja pemasaran dari setiap campaign iklan yang sedang berjalan hanya dengan satu platform saja," pungkasnya.
(mim)