Berikut Tips Mengendarai Kendaraan di Musim Hujan dan Banjir

Rabu, 25 Desember 2019 - 09:01 WIB
Berikut Tips Mengendarai...
Berikut Tips Mengendarai Kendaraan di Musim Hujan dan Banjir
A A A
JAKARTA - Indonesia sudah memasuki musim penghujan. Seiring dengan hal tersebut, tidak hanya di Ibu Kota, beberapa kota lain juga mendapat ancaman banjir di jalan.

Sebagai langkah antisipasi mobil mogok di tengah banjir, salah satu upayanya adalah menghindari banjir yang cukup tinggi. Sebab, air yang masuk ke dalam mesin dapat menyebabkan kerusakan yang fatal.

Hal itu dituturkan oleh Muhammad Joni, pemilik bengkel Joni Dipo, di Bursa Mobil Mega Glodok Kemayoran (MGK) Jakarta. Lebih lanjut, Joni menjelaskan, jika mobil dikendarai menerobos banjir yang cukup tinggi dan melebihi batas bawah kendaraan, air bisa saja masuk ke dalam ruang pembakaran.

Akibatnya, mesin bisa mati sendiri. Lebih parah lagi, piston dalam mesin bisa menjadi bengkok. "Hindari banjir yang cukup dalam. Terlebih untuk mobil-mobil yang pompa bensinnya di bawah dekat roda," jelas Joni, saat ditemui di MGK, Selasa (24/12/2019).

Hal serupa juga dikatakan oleh Didi Ahadi, Technical Support Manager PT Toyota Astra Motor (TAM). Menurutnya, di musim hujan kelayakan ban harus diperiksa. Dari tingkat ketipisan hingga tekanan angin ban harus sering dilihat.

"Kemudian wiper juga harus diperiksa. Selanjutnya juga mesin, kalau rutin di-service tidak masalah," tutur Didi, saat dihubungi, Selasa (24/12/2019).

Selain itu, lanjut dia, pemilik mobil juga harus melakukan pemeriksaan yang bisa dilakukan sendiri. Misalnya, memeriksa fungsi lampu, air radiator, minyak rem, dan oli.

"Lampu penting, karena di musim hujan kalau gelap bahaya. Ban juga diperiksa termasuk serepnya," imbuhnya.

Jika menghadapi banjir di jalan, sama seperti Joni, menurut Didi harus dilihat kedalaman banjir tersebut. Ketika banjir cukup tinggi, jika mobil yang digunakan rendah seperti sedan, dikhawatirkan air akan terhisap ke dalam mesin.

Sebab, meski sudah jalan pelan di saat banjir, bisa saja kendaraan lain melaju lebih cepat dan membuat riak air tersebut masuk ke dalam mesin.

"Air itu tidak seperti bensin yang bisa memicu pembakaran. Air itu menekan. Kalau tertekan piston bisa patah dan turun mesin," ujarnya.

Lebih lanjut, Didi menuturkan, ketika melewati banjir rem juga akan basah. Sehingga rem tidak berfungsi dengan baik. "Khawatirnya juga air masuk ke dalam tempat penumpang. Karpet jadi basah dan di dalamnya juga banyak kelistrikan yang dapat memicu korsleting," tandasnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2256 seconds (0.1#10.140)