IDC Sebut Vendor Lokal Kian Tergerus Produsen Smartphone Global
A
A
A
JAKARTA - Produsen smartphone lokal semakin sulit untuk berkompetisi di tengah padatnya pasar smartphone di Indonesia. Hal tersebut diungkap oleh Market Analyst IDC Indonesia Risky Febrian.
Jika tahun-tahun sebelumnya vendor lokal masih bisa masuk ke jajaran top 5 smartphone di Indonesia, lainnya dengan tahun ini.
Produk lokal makin ke sini makin sulit berkompetisi sebab semua vendor yang ada sekarang semakin agresif masuk ke seluruh segmen pasar yang ada.
"Produk lokal sangat sulit berkompetisi, karena kalo dilihat tahun sebelumnya masih ada produk lokal yang masuk ke top five," ujar Risky di Jakarta, Jumat (30/11/2019).
"Sedangkan tahun ini sendiri cukup sulit karena seluruh vendor di Top 5 makin ke sini sekarang makin masuk ke seluruh segmen," imbuhnya.
Padahal sebelumnya, vendor lokal seperti Evercoss dan Advan masih bisa bermain cantik di segmen ultra low-end, dengan kisaran harga Rp 1 juta sampai Rp 2 jutaan.
"Tapi makin ke sini, makin banyak vendor global yang agresif di rentang harga ponsel tersebut. Itu yang membuat vendor lokal sangat sulit berkompetisi," terangnya.
Risky memperkirakan vendor smartphone lokal Tanah air bakal putar otak menggeser lini bisnis mereka dengan memproduksi perangkat pintar lainnya. Seperti smart tv atau smart home, wearable devices, dan lainnya.
"Itu menjadi strategi mereka. Untuk selamat, emereak tidak lagi bergantung pada produk smartphone," tandasnya.
Jika tahun-tahun sebelumnya vendor lokal masih bisa masuk ke jajaran top 5 smartphone di Indonesia, lainnya dengan tahun ini.
Produk lokal makin ke sini makin sulit berkompetisi sebab semua vendor yang ada sekarang semakin agresif masuk ke seluruh segmen pasar yang ada.
"Produk lokal sangat sulit berkompetisi, karena kalo dilihat tahun sebelumnya masih ada produk lokal yang masuk ke top five," ujar Risky di Jakarta, Jumat (30/11/2019).
"Sedangkan tahun ini sendiri cukup sulit karena seluruh vendor di Top 5 makin ke sini sekarang makin masuk ke seluruh segmen," imbuhnya.
Padahal sebelumnya, vendor lokal seperti Evercoss dan Advan masih bisa bermain cantik di segmen ultra low-end, dengan kisaran harga Rp 1 juta sampai Rp 2 jutaan.
"Tapi makin ke sini, makin banyak vendor global yang agresif di rentang harga ponsel tersebut. Itu yang membuat vendor lokal sangat sulit berkompetisi," terangnya.
Risky memperkirakan vendor smartphone lokal Tanah air bakal putar otak menggeser lini bisnis mereka dengan memproduksi perangkat pintar lainnya. Seperti smart tv atau smart home, wearable devices, dan lainnya.
"Itu menjadi strategi mereka. Untuk selamat, emereak tidak lagi bergantung pada produk smartphone," tandasnya.
(wbs)