Banyak Perusahaan Masih Belum Peduli Keamanan Teknologi Informasi

Jum'at, 29 November 2019 - 18:57 WIB
Banyak Perusahaan Masih...
Banyak Perusahaan Masih Belum Peduli Keamanan Teknologi Informasi
A A A
JAKARTA - Dua tahun berturut-turut PT Xynexis International panen penghargaan bergengsi di bidang teknologi informasi. Penghargaan ini sebagai bukti pengembangan sistem keamanan sibernya di apresiasi dan dilihat banyak pelaku industri.
Tahun lalu, Xynexis memperoleh penghargaan Top Local Bussines Solution dalam ajang award Top IT & Telco yang di gelar majalah teknologi di Jakarta. Di level internasional, Asia's Business mengganjar perusahaan dengan Leader of the Year Awards pada bulan Agustus 2019 di Singapura.

Pada ajang Asia's Business Leader of the Year Awards tersebut, panitia melihat dan memilih perusahaan yang memiliki kekuatan, inovasi, dan visi ke masa depan yang bisa memberikan perubahan positif di perusahaan yang berkembang di Asia.

“Suatu kebanggaan tersendiri, di mana hasil kerja keras tim Xynexis ternyata dilihat publik dan diapresiasi banyak orang, masyarakat juga sudah memberikan kepercayaan, tentu ini menjadi sebuah acuan di mana Xynexis selama ini selalu menjaga kualitas (core value) menjadi hal yang dijunjung tinggi dan nomor satu dalam berbisnis,” kata Eva Noor, CEO PT Xynexis Internasional yang mengaku mendapat penghargaan tahun kedua di acara TOP DIGITAL Awards 2019 yang berlangsung di Golden Ballroom, The Sultan Hotel Jakarta pada Rabu (27/11/2019).

Sementara itu, M Lutfi Handayani, Ketua Penyelenggara TOP DIGITAL Awards 2019, menjelaskan, kegiatan ini bukan sekadar ajang penghargaan semata, namun ada aspek pembelajarannya bagi peserta. “Saat mengikuti tahapan wawancara penjurian, peserta melakukan presentasi dan tanya jawab dihadapan Dewan Juri, ada sesi milai tambah. Dalam sesi ini, Dewan Juri memberikan masukan dan saran/rekomendasi kepada para peserta, tentang pengembangan solusi TI dan transformasi digital yang perlu mereka lakukan kedepan,” tambah Lutfi.

“Saran dan masukan yang diberikan meliputi tata kelola TI, infrastruktur TI untuk mendukung teknologi digital, dan implementasi TI dan teknologi digital dalam bentuk solusi atau aplikasi,” paparnya.

Sementara itu, Prof Dr-Ing. Kalamullah Ramli, Ketua Dewan Juri mengatakan, pada acara ada ini ditemukan beberapa temuan penting terkait implementasi TI dan transformasi digital yang diperoleh dewan juri dari para peserta. Antara lain, IT Security, masih belum menjadi prioritas sebagian peserta.

Serangan terhadap keamanan sistem IT harus diwaspadai. Aktivitas operasional kita jangan sampai terganggu atau bahkan berhenti, hanya karena sistema keamanan IT industri masih lemah.

Sementara itu, Kepala Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN), Hinsa Siburian mengajak semua pihak untuk membangun kapasitas dan kapabilitas, serta berkolaborasi dalam menghadapi ancaman siber, demi mewujudkan dunia siber dan aman.Menurut Eva Noor, teknologi informasi merupakan salah satu pendorong transformasi digital. Sedangkan data telah menjadi aset utama dalam ekonomi digital. Tetapi di sisi lain, sistem yang dibangu bisa menjadi target untuk peretas. "Sekarang ini kita hidup di dunia yang sangat terhubung/hyper connected, ini juga terjadi di dunia bisnis dan perdagangan sudah tidak bisa dihindari," katanya mengingatkan.Sementara dunia yang hyper connected tersebut membuka banyak peluang bagi konsumen, pedagang, bank dan juga penjahat dunia maya. Penjahat dunia maya akan selalu mencari kerentanan di jaringan digital untuk mendapatkan uang. “Teknologi sangat cepat sekali berkembang jika mereka bisa sejak awal bisa mempelajarinya langsung di industry, tentu akan dengan sendirinya memperkecil skill gap,” ujar Eva.Untuk itu, menurut Eva, yang perlu dilihat adalah bagaimana membuat lulusan dari universitas atau sekolah lebih banyak dan lebih siap pakai di dunia industri agar persoalan keamanan siber menjadi lebih kuat. Dan untuk menjadi siap itu harus memungkinkan siswa keluar dari ruang kelas dan berkesempatan mendapatkan pengalaman langsung sejak awal dari sebuah industri dan permasalahan teknis di lapangan.
"Pekerjaan rumahnya banyak tapi pemerintah sudah mulai membenahi step by step dengan adanya peta okupasi keamanan informasi langkah awal yang bagus sekali, dan Xynexis dengan Program Born To Protect dalam pencarian bakat di dunia siber sekuriti akan mulai lagi pencariannya di tahun depan,” pungkas Eva Noor.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6777 seconds (0.1#10.140)