Bos Telegram Imbau Pengguna Hapus Aplikasi WhatsApp, Ada Apa?

Jum'at, 22 November 2019 - 18:16 WIB
Bos Telegram Imbau Pengguna...
Bos Telegram Imbau Pengguna Hapus Aplikasi WhatsApp, Ada Apa?
A A A
MOSCOW - Pendiri aplikasi Telegram mengkritik pesaingnya WhatsApp soal kerentanan keamanan pada aplikasi tersebut. Kritik itu dia ungkapkan di akun Telegram resmi miliknya.

Menurut Durov, dengan beragam celah keamanan di WhatsApp, aplikasi tersebut menjadi salah satu alat mata-mata penggunanya.

Kritik itu merujuk pada temuan sebelumnya yang menyebut WhatsApp telah disusupi spyware buatan perusahaan asal Israel, NSO Group.

Dilansir dari The Independent, Jumat (22/11/2019), Durov dalam unggahan Telegramnya menggambarkan WhatsApp sebagai 'Trojan Horse' yang digunakan untuk memata-matai foto dan pesan pengguna di seluruh aplikasi lain.

"Facebook telah menjadi bagian dari program pengawasan jauh sebelum mengakuisisi WhatsApp," tulisnya. "Adalah naif untuk berpikir perusahaan akan mengubah kebijakannya setelah akuisisi," imbuh pria asal Rusia tersebut.

Dia juga sempat mengutip pernyataan co-founder WhatsApp Brian Acton beberapa waktu lalu. Ketika itu, dia menyorot tindakan Facebook yang dianggap tidak mampu menjaga privasi data pengguna.

Konsistensi kerentanan keamanan yang ditemukan dalam WhatsApp disebut oleh Durov menunjukan keterlibatan Facebook dengan pemerintah dan agen intelijen.

Dengan beragam kerentanan dan celah keamanan itu, Durov mengatakan mungkin saja WhatsApp sengaja membukanya di aplikasi mereka dalam kurun waktu tertentu. Dia pun membandingkan kondisi tersebut dengan Telegram.

"Telegram, aplikasi serupa yang memiliki kompleksitas sama, tidak memiliki masalah serupa WhatsApp tersebut. Sangat tidak mungkin, ada orang yang tidak sengaja melakukan kesalahan keamanan besar, secara teratur," tuturnya.

Terakhir, ia menyerukan pada para pengguna menghapus WhatsApp dari perangkatnya.

"Kecuali kamu (pengguna) santai saja apabila foto dan pesanmu terbuka untuk publik suatu hari," tandasnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7550 seconds (0.1#10.140)