Inilah Sejumlah Penyebab Internet di Indonesia Kerap Down
A
A
A
JAKARTA - Jaringan internet sudah menjadi bagian hidup masyarakat, khususnya di wilayah perkotaan . Karena itu, ketika jaringan mengalami gangguan alias down, maka jagad maya akan ramai dengan keluhan pelanggan.
Meski sudah dibentengi dengan teknologi mumpuni, operator telekomunikasi di Indonesia tak jarang mengalami gangguan. Imbasnya warganet tak bisa mengakses beragam aplikasi di handphone-nya.
Gangguan terhadap akses internet baru saja terjadi hari ini, Selasa (5/11/2019) pagi. Kali ini menimpa jaringan Telkomsel akibat gangguan pada akses internet internasional milik induk usahanya, Telkom . (Baca juga: Sempat Down 45 Menit, Telkom-Telkomsel Kompak Minta Maaf ke Pelanggan )
Penggunanya ramai-ramai mengeluhkan masalah ini lewat platform Twitter. Mereka mengeluh jaringan Telkomsel tidak bisa diakses sehingga menghambat aktivitas sehari-harinya.
Pihak Telkomsel mengakui hal tersebut. “Telah terjadi penurunan kualitas layanan data internet yang disebabkan oleh gangguan pada akses internet internasional TelkomGroup,” kata Denny Abidin, VP Corporate Communications Telkomsel, dalam keterangan resminya.
Ada beragam penyebab jaringan internet di Indonesia kerap mengalami gangguan. Misalnya, operation center milik operator mengalami pemadaman listrik sehingga tidak bisa memberikan konektivitas. (Baca juga: PLN Blackout, Operator Seluler Minta Maaf Jaringan Telekomunikasi Terganggu )
Selain itu, Indonesia juga memiliki internet exchange. Ketika jaringan ke internet exchange terputus, maka bisa menimbulkan masalah pada akses internet.
Bila menyangkut seluler, ketika MSC (mobile switching center) di wilayah tertentu tidak berfungsi, juga bisa menyebabkan matinya jaringan internet. “Jadi banyak faktornya,” kata Heru Sutadi, pengamat telekomunikasi dari ICT Institute saat dihubungi SINDOnews.
Yang paling sering terjadi di Indonesia, lanjut Heru, adalah kendala pada koneksi internasional dan jaringan transmisi nasional. “Pernah kabel transmisi di Palembang putus. Padahal di sana akses penting untuk membawa jaringan ke internasional. Karena hal itu kita juga bisa mengalami kendala,” imbuhnya.
Proses pemulihan jaringan internet juga tidak bisa disamakan. Beberapa kasus hanya membutuhkan waktu sebentar, tapi ada juga yang membutuhkan waktu lama. Proses rekonfigurasi itulah yang harus ditunggu oleh pelanggan.
Heru menambahkan, hampir semua operator internet pernah mengalami kendala pada jaringannya. Kondisi wilayah juga memengaruhi tersedianya jaringan internet.
Heru menceritakan, sekitar tahun 2009, serat optik di Hong Kong mengalami putus jaringan yang disebabkan gempa bumi. Saat itu, Indonesia mengalami dampak yang parah, karena semua koneksi internet yang ada lumpuh. “Waktu itu kita mengalami gangguan layanan keuangan seperti perbankan dan bursa efek,” bebernya.
Ketika mengalami gangguan serupa, pelanggan sebenarnya boleh marah dan menuntut haknya karena dirugikan. Sesuai aturan yang ada, kata Heru, operator wajib melakukan ganti rugi yang bersifat langsung.
Heru mencontohkan, jika pelanggan membayar biaya langganan internet Rp300.000 untuk 30 hari dan ternyata internet mengalami gangguan selama sehari, maka operator harus mengganti sesuai dengan gangguan pada hari itu. Artinya operator memberikan ganti rugi Rp10.000.
Namun ganti rugi ini tidak dilakukan operator jika putusnya jaringan internet disebabkan karena faktor yang tidak disebabkan kesalahan operator. Contoh, gempa bumi, banjir atau terorisme.
“Pelanggan juga tidak bisa menuntut ketika internet hilang, bisnisnya mengalami kerugian. Aturannya tidak menyebutkan itu,” pungkas Heru.
Meski sudah dibentengi dengan teknologi mumpuni, operator telekomunikasi di Indonesia tak jarang mengalami gangguan. Imbasnya warganet tak bisa mengakses beragam aplikasi di handphone-nya.
Gangguan terhadap akses internet baru saja terjadi hari ini, Selasa (5/11/2019) pagi. Kali ini menimpa jaringan Telkomsel akibat gangguan pada akses internet internasional milik induk usahanya, Telkom . (Baca juga: Sempat Down 45 Menit, Telkom-Telkomsel Kompak Minta Maaf ke Pelanggan )
Penggunanya ramai-ramai mengeluhkan masalah ini lewat platform Twitter. Mereka mengeluh jaringan Telkomsel tidak bisa diakses sehingga menghambat aktivitas sehari-harinya.
Pihak Telkomsel mengakui hal tersebut. “Telah terjadi penurunan kualitas layanan data internet yang disebabkan oleh gangguan pada akses internet internasional TelkomGroup,” kata Denny Abidin, VP Corporate Communications Telkomsel, dalam keterangan resminya.
Ada beragam penyebab jaringan internet di Indonesia kerap mengalami gangguan. Misalnya, operation center milik operator mengalami pemadaman listrik sehingga tidak bisa memberikan konektivitas. (Baca juga: PLN Blackout, Operator Seluler Minta Maaf Jaringan Telekomunikasi Terganggu )
Selain itu, Indonesia juga memiliki internet exchange. Ketika jaringan ke internet exchange terputus, maka bisa menimbulkan masalah pada akses internet.
Bila menyangkut seluler, ketika MSC (mobile switching center) di wilayah tertentu tidak berfungsi, juga bisa menyebabkan matinya jaringan internet. “Jadi banyak faktornya,” kata Heru Sutadi, pengamat telekomunikasi dari ICT Institute saat dihubungi SINDOnews.
Yang paling sering terjadi di Indonesia, lanjut Heru, adalah kendala pada koneksi internasional dan jaringan transmisi nasional. “Pernah kabel transmisi di Palembang putus. Padahal di sana akses penting untuk membawa jaringan ke internasional. Karena hal itu kita juga bisa mengalami kendala,” imbuhnya.
Proses pemulihan jaringan internet juga tidak bisa disamakan. Beberapa kasus hanya membutuhkan waktu sebentar, tapi ada juga yang membutuhkan waktu lama. Proses rekonfigurasi itulah yang harus ditunggu oleh pelanggan.
Heru menambahkan, hampir semua operator internet pernah mengalami kendala pada jaringannya. Kondisi wilayah juga memengaruhi tersedianya jaringan internet.
Heru menceritakan, sekitar tahun 2009, serat optik di Hong Kong mengalami putus jaringan yang disebabkan gempa bumi. Saat itu, Indonesia mengalami dampak yang parah, karena semua koneksi internet yang ada lumpuh. “Waktu itu kita mengalami gangguan layanan keuangan seperti perbankan dan bursa efek,” bebernya.
Ketika mengalami gangguan serupa, pelanggan sebenarnya boleh marah dan menuntut haknya karena dirugikan. Sesuai aturan yang ada, kata Heru, operator wajib melakukan ganti rugi yang bersifat langsung.
Heru mencontohkan, jika pelanggan membayar biaya langganan internet Rp300.000 untuk 30 hari dan ternyata internet mengalami gangguan selama sehari, maka operator harus mengganti sesuai dengan gangguan pada hari itu. Artinya operator memberikan ganti rugi Rp10.000.
Namun ganti rugi ini tidak dilakukan operator jika putusnya jaringan internet disebabkan karena faktor yang tidak disebabkan kesalahan operator. Contoh, gempa bumi, banjir atau terorisme.
“Pelanggan juga tidak bisa menuntut ketika internet hilang, bisnisnya mengalami kerugian. Aturannya tidak menyebutkan itu,” pungkas Heru.
(mim)