JD.ID High School League 2019 Perebutkan Beasiswa Rp410 Juta

Jum'at, 18 Oktober 2019 - 23:26 WIB
JD.ID High School League...
JD.ID High School League 2019 Perebutkan Beasiswa Rp410 Juta
A A A
JAKARTA - Liga esports antar-sekolah lanjutan atas se-Indonesia, JD.ID High School League (JD.ID HSL) 2019 telah resmi bergulir memasuki musim kompetisi ke-2. Pionir liga esports pelajar di Tanah Air ini membangun dunia esports Indonesia dengan melibatkan dunia pendidikan, baik guru, siswa, maupun orang tua murid.

“Minat dunia pendidikan untuk berkompetisi di JD.ID HSL menunjukkan tren yang terus meningkat. Jika pada musim kompetisi pertama diikuti oleh 223 tim esports SMA/SMK, untuk musim kedua tahun ini jumlah tim esports SMA/SMK yang berpartisipasi meningkat menjadi 298," kata Christian Suryadi, Business Development Director, JD.ID HSL.

Masing-masing terdiri dari 16 tim esports yang telah lolos dari kualifikasi sebelumnya, yaki tim penghuni SERI A. Kemudian 124 tim yang mengikuti kualifikasi kompetisi DOTA 2 musim ini dan 158 tim mengikuti kompetisi eksibisi PUBG Mobile.

"Mereka berasal dari 71 kota di seluruh Indonesia dan tim paling jauh adalah Tim Esports SMA Mandala Triloka Papua,” tutur Christian.

Dikatakannya, tren yang terus positif dari musim ke musim juga makin menguatkan komitmen penyelenggara JD.ID HSL untuk terus mengedukasi potensi dunia esports di dunia pendidikan nasional. “Tujuan digelarnya JD.ID HSL bukan semata-mata mengajak siswa SMA/SMK untuk mengikuti pertandingan game online dengan hadiah menarik. Namun, esensi utama dari JD.ID HSL yang kami selenggarakan adalah untuk memberikan edukasi yang tepat tentang keberadaan industri baru bernama esports yang menawarkan potensi ekonomi yang besar di era digital," ucap Christian.

Namun, sambung dia, besarnya potensi tersebut hanya bisa diwujudkan jika pihak-pihak yang menggelutinya benar-benar serius, memiliki karakter dan integritas, serta berkomitmen kuat. Karena itu, perusahaan memilih dunia pendidikan sebagai mitra terbaik dalam bersinergi mewujudkan tujuan ini.

Ditanya tantangannya, Christian mengungkapkan, upaya awal untuk bersinergi dengan dunia pendidikan bukan perkara yang mudah. Ini terkait dengan persepsi masyarakat, terutama di kalangan pendidik dan orang tua, yang masih tidak tepat tentang dunia esports yang masih dihubungkan dengan kemalasan belajar dan kecanduan dalam bermain game.

“Untuk itu, di awal JD.ID HSL diselenggarakan, fokus kami adalah mengedukasi esports sebagai bagian dari cabang olahraga prestasi yang membutuhkan kecerdasan dan kebugaran, esports sebagai industri kreatif digital baru yang menawarkan potensi ekonomi yang sangat besar, hingga memberikan edukasi tentang esports dari perspektif psikologi dan pembangunan karakter anak,” ujarnya.

Sambil terus memberikan edukasi terkait hal-hal tersebut, sambung dia, mulai musim kompetisi kedua ini, pihaknya fokus menambah edukasi tentang bagaimana membangun pembinaan strategis untuk prestasi yang berkelanjutan pada tim esports sekolahan.

Berkaca pada kompetisi musim sebelumnya, konsistensi mempertahankan prestasi yang berhasil diraih di sesi sebelumnya masih menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh kebanyakan tim esports SMA/SMK. “Kami berharap, prestasi yang konsisten yang mampu diraih oleh SMA Marsudirini Bekasi dapat menjadi inspirasi dan studi kasus yang menarik bagi tim-tim lain tentang bagaimana membangun sistem pembinaan yang terus berkelanjutan. Ini penting, mengingat anggota tim esports sekolahan pastinya akan selalu berganti-ganti seiring dengan tim lama yang akan lulus sekolah,” papar Christian.

SMA Marsudirini yang diawal kompetisi 2018 menduduki peringkat ketiga kompetisi DOTA 2, berhasil naik ke peringkat pertama pada musim kompetisi berikutnya. Pada JD.ID HSL 2019 musim kompetisi kedua ini, SMA Marsudirini Bekasi menjadi unggulan utama untuk kategori DOTA 2 dan harus bersiap menerima tantangan dari tim-tim esports tangguh penghuni SERI A lainnya, serta 4 tim baru yang berhasil lolos dari kualifikasi DOTA 2 yang diikuti oleh 124 Tim.

Secara lengkap, 20 Tim Esports SMA/SMK yang akan berebut tempat terhormat untuk JD.ID HSL 2019 Musim Kedua kategori DOTA 2 adalah sebagai berikut SMA Marsudirini Bekasi, SMAN 10 Bandung, SMAN 1 Bandar Lampung, SMKN 1 Cipanas, SMAN 6 Cimahi Bandung, SMKN 2 Bandung, SMAN 1 Sidoarjo, SMKN 7 Samarinda, SMAN 23 Bandung, SMAN 2 Ungaran, SMK Bhakti Anindya, SMKN 1 Surabaya, SMKN 4 Bandung, SMAN 2 Mojokerto, SMKN 9 Surabaya, SMAN 16 Bandung, SMAN 2 Bandung, SMAN 19 Bandung, SMAN 1 Solo, SMAN 3 Samarinda.

Untuk kategori kompetisi eksibisi PUBG Mobile, sebanyak 158 tim yang sudah terdaftar akan mengikuti kualifikasi sebanyak 4 babak. Sebanyak 20 tim terbaik PUBG Mobile hasil babak kualifikasi berhak untuk berlaga di babak utama.

“Salah satu peraturan unik JD.ID HSL yang terus kami pertahankan adalah tata cara pendaftaran dan pertandingan. Tim peserta yang ingin turut serta harus mendapatkan persetujuan resmi terlebih dulu dari pihak sekolah. Ketika bertanding, dari babak kualifikasi hinga final, mereka wajib didampingi oleh guru pembina,” sebutnya.

Total Hadiah
Total hadiah yang diperebutkan untuk JD.ID HSL 2019 musim kompetisi ke-2 ini sebesar Rp410 juta. Hadiah berupa beasiswa yang akan disalurkan ke tim esports sekolah yang menadi pemenang. Pihak penyelenggara dan sponsor berharap hadiah ini nantinya dapat digunakan pihak sekolah untuk memajukan esports di lingkungannya.

“Dukungan ini selaras dengan keseriusan JD.ID dalam turut membangun serta memberdayakan kalangan muda melalui komitmen ‘Advancing Indonesia’. Kami optimistis, JD.ID HSL yang sarat dengan pesan pendidikan dan pembangunan karakter akan berhasil mendorong lahirnya bakat-bakat muda Indonesia dengan fisik serta mental yang lebih sehat, serta keterampilan autentik mereka lebih terasa,” ucap Henry Yacob, Head of Gaming and Computer Accesories JD.ID.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6337 seconds (0.1#10.140)