Sama Seperti Youtube, Podcast Juga Bisa Jadi Tambang Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Saat ini mungkin banyak orang yang ingin menjadi YouTuber. Selain untuk eksistensi, tapi juga ada pundi-pundi rupiah yang bisa diraup dari sana.
Sejatinya tidak hanya menjadi YouTuber untuk mendapatkan dua faktor tersebut. Ada platform lain pendulang rupiah yang sedang populer di Indonesia, yakni Podcast.
Seorang Podcaster, Iqbal Hariadi, mengatakan, sama seperti YouTube, pendapatan dari Podcast juga bisa diperoleh dari iklan yang datang. “Kedua, dari otoritas kita. Kita dianggap menjadi expert tentang sebuah isu dan diundang untuk menjadi narasumber di seminar atau berita,” kata Iqbal, dalam seminar #PodcastParty di Jakarta.Iqbal sudah menjadi pecinta Podcast sejak 2010. Awalnya hanya sebagai pendengar saja, kemudian dia memutuskan untuk terjun juga menjadi pembuatnya. “Podcast untuk menyalurkan dan mengekspresikan keresahan. Dan saya merasakan Podcast itu sumber belajar,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Podcaster, Pangeran Siahaan menuturkan, meski bisa menghasilkan uang, saat ini di Indonesia belum ada mekanisme untuk membuat standardisasi iklan yang masuk dari Podcast.
Sementara itu, lanjut pemilik akun Podcast Box2Box, aplikasi Spotify sebagai wadah Podcast terbesar di Indonesia, belum memberikan pendapatan untuk Podcaster. “Tapi sistemnya sudah ada. Belum enable aja di Indonesia,” ucapnya.
Beberapa YouTuber juga sudah ada yang melebarkan sayap masuk ke Podcast. Meskipun dengan konten sama seperti yang ada pada channel YouTube-nya.
Namun hal tersebut tidak bisa disebut YouTuber hijrah menjadi Podcaster. Karena sejatinya mereka hanya memindahkan berkas. “Kalau mau dibilang, YouTuber taro file di Podcast mau ngapain? Soalnya audience lebih banyak YouTube, duit-nya banyak YouTube,” tandasnya.
Memang banyak genre yang bisa dikembangkan di Podcast. Saat ini genre yang paling populer di Indonesia membahas tentang horor, sepak bola, dan curhat. Horor memang selalu memiliki tempat di Indonesia. Demikian juga dengan konten-konten yang ada di YouTube.
Untuk memulai menjadi seorang Podcaster, tidak memerlukan biaya yang mahal karena hanya membutuhkan audio saja. Cukup dengan menggunakan ponsel pintar, sudah bisa menjadi seorang Podcaster. Tidak seperti YouTube yang membutuhkan audio dan visual. Tapi konsistensi tentu tidak kalah penting.
Meski begitu, Pangeran menyarankan untuk tidak memilih tema yang generik bagi yang baru ingin memulai. “Jadi jangan karena satu berhasil, lalu di-copy mentah-mentah,” sarannya.
Sejatinya tidak hanya menjadi YouTuber untuk mendapatkan dua faktor tersebut. Ada platform lain pendulang rupiah yang sedang populer di Indonesia, yakni Podcast.
Seorang Podcaster, Iqbal Hariadi, mengatakan, sama seperti YouTube, pendapatan dari Podcast juga bisa diperoleh dari iklan yang datang. “Kedua, dari otoritas kita. Kita dianggap menjadi expert tentang sebuah isu dan diundang untuk menjadi narasumber di seminar atau berita,” kata Iqbal, dalam seminar #PodcastParty di Jakarta.Iqbal sudah menjadi pecinta Podcast sejak 2010. Awalnya hanya sebagai pendengar saja, kemudian dia memutuskan untuk terjun juga menjadi pembuatnya. “Podcast untuk menyalurkan dan mengekspresikan keresahan. Dan saya merasakan Podcast itu sumber belajar,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Podcaster, Pangeran Siahaan menuturkan, meski bisa menghasilkan uang, saat ini di Indonesia belum ada mekanisme untuk membuat standardisasi iklan yang masuk dari Podcast.
Sementara itu, lanjut pemilik akun Podcast Box2Box, aplikasi Spotify sebagai wadah Podcast terbesar di Indonesia, belum memberikan pendapatan untuk Podcaster. “Tapi sistemnya sudah ada. Belum enable aja di Indonesia,” ucapnya.
Beberapa YouTuber juga sudah ada yang melebarkan sayap masuk ke Podcast. Meskipun dengan konten sama seperti yang ada pada channel YouTube-nya.
Namun hal tersebut tidak bisa disebut YouTuber hijrah menjadi Podcaster. Karena sejatinya mereka hanya memindahkan berkas. “Kalau mau dibilang, YouTuber taro file di Podcast mau ngapain? Soalnya audience lebih banyak YouTube, duit-nya banyak YouTube,” tandasnya.
Memang banyak genre yang bisa dikembangkan di Podcast. Saat ini genre yang paling populer di Indonesia membahas tentang horor, sepak bola, dan curhat. Horor memang selalu memiliki tempat di Indonesia. Demikian juga dengan konten-konten yang ada di YouTube.
Untuk memulai menjadi seorang Podcaster, tidak memerlukan biaya yang mahal karena hanya membutuhkan audio saja. Cukup dengan menggunakan ponsel pintar, sudah bisa menjadi seorang Podcaster. Tidak seperti YouTube yang membutuhkan audio dan visual. Tapi konsistensi tentu tidak kalah penting.
Meski begitu, Pangeran menyarankan untuk tidak memilih tema yang generik bagi yang baru ingin memulai. “Jadi jangan karena satu berhasil, lalu di-copy mentah-mentah,” sarannya.
(mim)