Bahas RUU Keamanan Siber, BSSN Kumpulkan Pelaku Industri di Bali

Kamis, 29 Agustus 2019 - 01:17 WIB
Bahas RUU Keamanan Siber, BSSN Kumpulkan Pelaku Industri di Bali
Bahas RUU Keamanan Siber, BSSN Kumpulkan Pelaku Industri di Bali
A A A
DENPASAR - Melalui penyelenggaraan CIIP-ID Summit ID 2019 di Bali, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyosialisasikan prinsip dan teknis keamanan siber. Sekaligus meningkatkan kepedulian regulator, pelaku industri/operator sektor Infrastruktur Kritikal Nasional (IKN), lembaga teknis dan akademisi, akan pentingnya penerapan keamanan siber.

Dalam acara tersebut dilakukan beberapa rangkaian kegiatan meliputi Expert Talk, Sharing Session, CISO Briefing, dan Cyber War Game yang dihadiri oleh stakeholder keamanan siber sektor pemerintah dan Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional (IIKN). Turut dihadirkan dalam kegiatan itu pakar dan praktisi keamanan siber dari dalam dan luar negeri.

Era Revolusi Industri 4.0 sendiri telah membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan industri yang memanfaatan teknologi informasi (TI). Misalnya, big data, sistem otomasi/Operational Technology (OT) pada sistem produksi, komputasi awan (cloud computing), yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Saat membuka simposium CIIP-ID Summit 2019, Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, mengatakan, dalam perkembangan teknologi saat ini, Indonesia tengah memasuki era revolusi industri 4.0. Seiring perkembangan teknologi, bangsa ini harus waspada terhadap munculnya berbagai ancaman siber ketika dunia menjadi semakin terhubung.

“Era ini memiliki empat pilar fungsional, yaitu big data, internet of things (IoT), internet of services, dan cyber security. Kita dapat mengambil manfaat dari berkembangnya berbagai inovasi dalam era revolusi industri 4.0. Untuk itu perlunya perhatian serius mengingat risiko terkait keamanan siber sangat besar jika implementasi teknologi tidak dikelola dan diproteksi dengan baik,” kata Hinsa Siburian saat membuka kegiatan di Ballroom Discovery Kartika Plaza, Denpasar, Bali, Rabu (28/08/2019).

Selain mendorong percepatan pengesahan Rancangan Undang-Undang Keamanan dan Ketahanan Siber, BSSN melakukan kolaborasi dan koordinasi antara pemerintah sebagai regulator dengan operator IKN sebagai pelaku industri. Koordinasi dinilai sangat diperlukan, terutama pada hal yang terkait pada pertukaran informasi mengenai tren ancaman dan best practice penanganan insiden/krisis siber.

Saat ini BSSN sedang melaksanakan beberapa program prioritas secara simultan, salah satunya adalah membangun National Security Operation Center (NSOC). Keberadaan NSOC menjadi vital dalam upaya menjaga keamanan siber di level nasional.

NSOC akan memberikan manfaat yang optimal dengan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk dalam rangka memproteksi sektor IKN. “Penyelenggaraan Critical Information Infrastructure Protection Indonesia Summit (CIIP-ID Summit) merupakan sebuah upaya membangun kolaborasi dan sinergi bagi semua pihak yang telah mengirimkan perwakilan atau delegasinya dalam event penting ini, untuk bersama-sama mewujudkan keamanan siber,” papar Hinsa.

CIIP-ID Summit merupakan kegiatan tahunan yang telah diadakan sejak tahun 2016 di Bali. Perhelatan itu melibatkan para pemangku kepentingan di bidang keamanan siber khususnya pada sektor Infrastruktur Kritis Nasional yang awalnya diselenggarakan oleh Kominfo. “Pada penyelenggaraan CIIP-ID keempat di tahun ini sepenuhnya dilakukan oleh BSSN,” imbuhnya.

Kegiatan yang menggandeng PT Xynexis Internasional tersebut bertujuan mempertemukan para pimpinan dan pengambil keputusan baik dari sektor privat maupun pemerintah. Serta memberikan kesempatan untuk membahas tantangan, berbagi pengalaman serta mempelajari best practice, terutama yang berkaitan dengan keamanan siber pada Infrastruktur Kritis Nasional.

Tema yang diusung pada CIIP-ID Summit Tahun 2019 ini adalah Protecting Critical Infrastructure in the Digital Era: Building Indonesia’s Cyber Resilience. “Rangkaian kegiatan dalam CIIP-ID 2019 ini di mulai dari Expert Talk, Sharing Session, CISO Briefing, dan Cyber War Game. Semua akan lebih bermakna dan bermanfaat jika seluruh peserta dapat berpartisipasi, berkolaborasi dan berkontribusi melalui penyampaian gagasan, ide, pengalaman, best practise, dan strategi dalam hal pengamanan IKN,” papar Eva Noor , CEO PT Xynexis International di sela-sela simposium.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1031 seconds (0.1#10.140)