Empat Rekomendasi Teknologi untuk Ibu Kota Baru
A
A
A
JAKARTA - Rencana pemindahan Ibu Kota baru Indonesia sudah ditetapkan. Dengan kandidat lokasi ibu kota baru ada di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan atau Kalimantan Timur.
Meski sejauh ini belum diketahui lokasi pasti ibu kota baru tersebut, teknologi keamanan menjadi poin yang patut diperhatikan.
Untuk itu Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI) menyampaikan rekomendasi teknologi sekuriti terkait dengan rencana pembangunan ibu kota baru Republik Indonesia.
Menurut Ketua Umum ATISI, Sanny Suharli, keamanan berbasis teknologi dibutuhkan di ibu kota baru karena aset dan infrastruktur menjadi sasaran utama penyadapan dan pencurian data.
" Apalagi, peningkatan keamanan siber adalah salah satu dari 25 program prioritas rencana kerja pemerintah RI tahun 2020,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Berikut adalah empat rekomendasi teknologi sekuriti untuk ibu kota baru dari ATISI dan para pelaku industri teknologi sekuriti di Indonesia:
1. Anti-Penyadapan dan Pencurian Data
Sanny menegaskan, teknologi antipenyadapan dan pencurian data mutlak harus ada dalam sistem keamanan ibu kota baru, khususnya dalam hal pertahanan terhadap celah keamanan (backdoor code).
Mengingat dengan backdoor code, akses ke CCTV dapat diretas tanpa perlu mengetahui kata sandi, sehingga rentan pencurian rekam data denah ruangan maupun aktivitas di infrastruktur strategis.
2. Sistem Keamanan Berlapis
Director of Red Piranha, Richard Baker menyatakan, ibu kota baru wajib memiliki sistem pertahanan keamanan siber berlapis, yang memiliki next generation firewall (NGFW), penyimpanan logaritma jangka panjang, sistem intelijen pendeteksi ancaman aktif, kemampuan analisis dan visibilitas aktual, serta penanganan ancaman secara otomatis.
3. Jumlah dan Teknologi CCTV
Presiden Direktur Professtama, Irwandi Salim mengatakan, secara ideal diperlukan 100 CCTV per 1 kilometer persegi di ibu kota baru. Kemudian, ibu kota baru yang memiliki konsep forest city baiknya memakai teknologi kamera CCTV 360 derajat dengan fitur termal dan nightvision, juga ada fitur antikorosi dan antiledakan.
Hal ini dilakukan untuk mendeteksi dengan komprehensif dalam gelap, sensitif terhadap perubahan suhu untuk pencegahan kebakaran, dan tahan bencana.
4. Face Recognition dan Artificial intelligence
Scottie Kim, CEO Jisung Protech, menerangkan perlu ada teknologi face recognition dan artificial intelligence, yang mampu mendeteksi wajah dan mencocokkan dengan database pelaku kejahatan secara akurat.
Meski sejauh ini belum diketahui lokasi pasti ibu kota baru tersebut, teknologi keamanan menjadi poin yang patut diperhatikan.
Untuk itu Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI) menyampaikan rekomendasi teknologi sekuriti terkait dengan rencana pembangunan ibu kota baru Republik Indonesia.
Menurut Ketua Umum ATISI, Sanny Suharli, keamanan berbasis teknologi dibutuhkan di ibu kota baru karena aset dan infrastruktur menjadi sasaran utama penyadapan dan pencurian data.
" Apalagi, peningkatan keamanan siber adalah salah satu dari 25 program prioritas rencana kerja pemerintah RI tahun 2020,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Berikut adalah empat rekomendasi teknologi sekuriti untuk ibu kota baru dari ATISI dan para pelaku industri teknologi sekuriti di Indonesia:
1. Anti-Penyadapan dan Pencurian Data
Sanny menegaskan, teknologi antipenyadapan dan pencurian data mutlak harus ada dalam sistem keamanan ibu kota baru, khususnya dalam hal pertahanan terhadap celah keamanan (backdoor code).
Mengingat dengan backdoor code, akses ke CCTV dapat diretas tanpa perlu mengetahui kata sandi, sehingga rentan pencurian rekam data denah ruangan maupun aktivitas di infrastruktur strategis.
2. Sistem Keamanan Berlapis
Director of Red Piranha, Richard Baker menyatakan, ibu kota baru wajib memiliki sistem pertahanan keamanan siber berlapis, yang memiliki next generation firewall (NGFW), penyimpanan logaritma jangka panjang, sistem intelijen pendeteksi ancaman aktif, kemampuan analisis dan visibilitas aktual, serta penanganan ancaman secara otomatis.
3. Jumlah dan Teknologi CCTV
Presiden Direktur Professtama, Irwandi Salim mengatakan, secara ideal diperlukan 100 CCTV per 1 kilometer persegi di ibu kota baru. Kemudian, ibu kota baru yang memiliki konsep forest city baiknya memakai teknologi kamera CCTV 360 derajat dengan fitur termal dan nightvision, juga ada fitur antikorosi dan antiledakan.
Hal ini dilakukan untuk mendeteksi dengan komprehensif dalam gelap, sensitif terhadap perubahan suhu untuk pencegahan kebakaran, dan tahan bencana.
4. Face Recognition dan Artificial intelligence
Scottie Kim, CEO Jisung Protech, menerangkan perlu ada teknologi face recognition dan artificial intelligence, yang mampu mendeteksi wajah dan mencocokkan dengan database pelaku kejahatan secara akurat.
(wbs)