Sukses di Amerika, Developer Game Indonesia Bidik Pasar Eropa
A
A
A
Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) menunjukkan keseriusanya memajukan industri game di Indonesia. Melalui program Archipelageek yang diinisiasi bersama Asosiasi Game Indonesia (AGI), keduanya mengentaskan pengembang game dalam negeri ke pentas mancanegara.
Setelah sukses merambah pasar Amerika lewat gelaran Game Connection America (GCA) 2019 pada Maret lalu, kini 10 perusahaan game lokal siap memasuki pasar Eropa lewat Gamescom 2019 yang akan digelar di Cologne, Jerman, 20-24 Agustus 2019. Sepuluh perusahaan game tersebut, yaitu Agate International, MassHive Media, Megaxus Infotech, Wawa Games, Ozysoft Studio, Touchten Games, IESPL, Komodoz, Plexus & Oray Studios, dan Everidea Interactive.
Keikutsertaan delegasi Indonesia di Gamescom 2019 ini merupakan kelanjutan dari program Archipelageek. Program bertujuan membantu pelaku industri kreatif, khususnya di subsektor aplikasi dan pengembang permainan untuk unjuk gigi di pasar global. Sekaligus mendapatkan rekan bisnis potensial.
“Archipelageek adalah kegiatan Bekraf untuk membawa para inovator sektor digital dan game untuk meluaskan pasar ke dunia melalui partisipasi di pameran-pameran besar di dunia. Kami akan memberikan dukungan untuk berpartisipasi di Gamescom, di Cologne, Jerman. Misi besarnya adalah kami ingin membawa talenta Indonesia masuk ke pasar dunia," ungkap Joshua Simandjuntak, Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Dikenal sebagai event game terbesar di Eropa, Gamescom 2019 tentu menjadi gerbang terbaik untuk menyasar pasar Eropa. Setiap tahunnya, Gamescom dihadiri oleh lebih dari 350.000 pengunjung dari seluruh dunia serta lebih dari 30.000 rekan bisnis potensial yang diharapkan bisa membantu game Indonesia untuk lebih dikenal di pasar Eropa.
“Tahun 2018 lalu, Gamescom tercatat dihadiri lebih dari 370.000 pengunjung dan 1.037 eksibitor dari seluruh dunia. Jadi ini potensi besar bagi developer game kita,” katanya.
Gamescom 2019 merupakan partisipasi perdana dari Archipelageek di event game Eropa ini setelah tiga tahun berturut-turut (2017-2019) berpartisipasi di SXSW, dua tahun berturut-turut (2018-2019) berpartisipasi di Game Connection America, serta dua tahun berturut-turut (2017-2018) mengikuti Tokyo Game Show.
Partisipasi Indonesia melalui Archipelageek dalam dua tahun terakhir di ajang lain, seperti Game Connection America terbilang sukses. Salah satu contohnya adalah Lentera Nusantara yang bertemu penerbit mereka, Aksys untuk merilis Ghost Parade di platform PS4, Xbox One, PC dan Nintendo Switch.
Game Connection America 2018 juga berhasil mempertemukan Agate dengan PQube, yang akhirnya berhasil membawa Valthirian Arc: Hero School Story untuk merambah pasar Eropa dan Amerika Serikat. Terbaru, melalui Game Connection America 2019 kemarin, perusahaan game Indonesia sampai saat ini sudah mendapatkan potensi transaksi lebih dari USD200.000. Diharapkan dengan keikutsertaan di Gamescom 2019 ini para delegasi bisa melanjutkan hasil positif tersebut.
"Video game telah menjadi media hiburan terbesar secara global dengan nilai USD152 miliar di 2019, mengalahkan hiburan konvensional seperti perfilman dan permusikan berkali-kali lipat,” beber Presiden AGI, Cipto Adiguno.
Sayangnya, sesal dia, Indonesia masih tergolong muda dalam industri ini dibanding pemain veteran seperti Amerika, China, dan Jepang. Sehingga sebagian besar produk yang dikonsumsi di Indonesia merupakan produk asing dan tidak berkontribusi pada pendapatan negara.
“Program Archipelageek diharapkan bisa membuka jendela usaha para pelaku industri game di Indonesia untuk merambah pasar dunia dan tumbuh menjadi kekuatan ekonomi kreatif baru bangsa kita,” pungkasnya.
Setelah sukses merambah pasar Amerika lewat gelaran Game Connection America (GCA) 2019 pada Maret lalu, kini 10 perusahaan game lokal siap memasuki pasar Eropa lewat Gamescom 2019 yang akan digelar di Cologne, Jerman, 20-24 Agustus 2019. Sepuluh perusahaan game tersebut, yaitu Agate International, MassHive Media, Megaxus Infotech, Wawa Games, Ozysoft Studio, Touchten Games, IESPL, Komodoz, Plexus & Oray Studios, dan Everidea Interactive.
Keikutsertaan delegasi Indonesia di Gamescom 2019 ini merupakan kelanjutan dari program Archipelageek. Program bertujuan membantu pelaku industri kreatif, khususnya di subsektor aplikasi dan pengembang permainan untuk unjuk gigi di pasar global. Sekaligus mendapatkan rekan bisnis potensial.
“Archipelageek adalah kegiatan Bekraf untuk membawa para inovator sektor digital dan game untuk meluaskan pasar ke dunia melalui partisipasi di pameran-pameran besar di dunia. Kami akan memberikan dukungan untuk berpartisipasi di Gamescom, di Cologne, Jerman. Misi besarnya adalah kami ingin membawa talenta Indonesia masuk ke pasar dunia," ungkap Joshua Simandjuntak, Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Dikenal sebagai event game terbesar di Eropa, Gamescom 2019 tentu menjadi gerbang terbaik untuk menyasar pasar Eropa. Setiap tahunnya, Gamescom dihadiri oleh lebih dari 350.000 pengunjung dari seluruh dunia serta lebih dari 30.000 rekan bisnis potensial yang diharapkan bisa membantu game Indonesia untuk lebih dikenal di pasar Eropa.
“Tahun 2018 lalu, Gamescom tercatat dihadiri lebih dari 370.000 pengunjung dan 1.037 eksibitor dari seluruh dunia. Jadi ini potensi besar bagi developer game kita,” katanya.
Gamescom 2019 merupakan partisipasi perdana dari Archipelageek di event game Eropa ini setelah tiga tahun berturut-turut (2017-2019) berpartisipasi di SXSW, dua tahun berturut-turut (2018-2019) berpartisipasi di Game Connection America, serta dua tahun berturut-turut (2017-2018) mengikuti Tokyo Game Show.
Partisipasi Indonesia melalui Archipelageek dalam dua tahun terakhir di ajang lain, seperti Game Connection America terbilang sukses. Salah satu contohnya adalah Lentera Nusantara yang bertemu penerbit mereka, Aksys untuk merilis Ghost Parade di platform PS4, Xbox One, PC dan Nintendo Switch.
Game Connection America 2018 juga berhasil mempertemukan Agate dengan PQube, yang akhirnya berhasil membawa Valthirian Arc: Hero School Story untuk merambah pasar Eropa dan Amerika Serikat. Terbaru, melalui Game Connection America 2019 kemarin, perusahaan game Indonesia sampai saat ini sudah mendapatkan potensi transaksi lebih dari USD200.000. Diharapkan dengan keikutsertaan di Gamescom 2019 ini para delegasi bisa melanjutkan hasil positif tersebut.
"Video game telah menjadi media hiburan terbesar secara global dengan nilai USD152 miliar di 2019, mengalahkan hiburan konvensional seperti perfilman dan permusikan berkali-kali lipat,” beber Presiden AGI, Cipto Adiguno.
Sayangnya, sesal dia, Indonesia masih tergolong muda dalam industri ini dibanding pemain veteran seperti Amerika, China, dan Jepang. Sehingga sebagian besar produk yang dikonsumsi di Indonesia merupakan produk asing dan tidak berkontribusi pada pendapatan negara.
“Program Archipelageek diharapkan bisa membuka jendela usaha para pelaku industri game di Indonesia untuk merambah pasar dunia dan tumbuh menjadi kekuatan ekonomi kreatif baru bangsa kita,” pungkasnya.
(mim)