Serangan DDoS Meningkat 18% di Q2 2019
A
A
A
JAKARTA - Pada kuartal kedua (Q2) 2019, jumlah total serangan DDoS meningkat sebesar 18%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan untuk tipe serangan berupa lapisan aplikasi yang lebih sulit untuk dikelola dan dilindungi menunjukkan pertumbuhan signifikan berupa peningkatan dalam jumlah yaitu 32% lebih banyak dibandingkan dengan Q2 2018.
Menurut Kaspersky dalam sebuah laporan jumlah serangan pada kuartal kedua 2019 44% lebih sedikit dibandingkan kuartal satu di tahun yang sama. Namun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah serangan DDoS di Q2 meningkat sebesar 18% dan 25% bila dibandingkan dengan Q2 2017.
Namun, penurunan ini tidak memiliki efek signifikan pada jumlah serangan di lapisan aplikasi, pasalnya hanya berkurang sebanyak 4% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Jenis serangan ini menargetkan fungsi atau API aplikasi tertentu, tidak hanya untuk menggunakan jaringan, tetapi juga sumber daya server. Mereka juga lebih sulit untuk dideteksi dan dilindungi, karena memiliki permintaan yang terlegitimasi.
“Secara tradisional, para aktor ancaman yang melakukan serangan DDoS di waktu luang selama musim liburan tidak mengaktifkan serangannya hingga September. Namun, statistik untuk kuartal ini menunjukkan bahwa penyerang profesional, yang melakukan serangan DDoS yang kompleks, bekerja keras bahkan selama musim liburan," kata Alexey Kiselev, Business Development Manager Kaspersky DDoS Protection, Rabu (7/8/2019).
"Tren ini agak mengkhawatirkan untuk bisnis. Banyak yang terlindungi dengan baik dari volume jump traffic yang tinggi, tetapi serangan DDoS pada lapisan aplikasi perlu mengidentifikasi aktivitas ilegal meskipun volumenya rendah," imbuhnya.
Analisis perintah yang diterima oleh bot dari server command and control (C&C) mengungkapkan bahwa serangan DDoS terpanjang pada Q2 2019 berlangsung 509 jam atau setara hampir 21 hari. Kiselev menjelaskan, ini adalah serangan terlama sejak Kaspersky mulai memantau aktivitas botnet pada tahun 2015. Sebelumnya, serangan terlama berlangsung 329 jam dan terdaftar pada kuartal empat 2018.
Sedangkan untuk tipe serangan berupa lapisan aplikasi yang lebih sulit untuk dikelola dan dilindungi menunjukkan pertumbuhan signifikan berupa peningkatan dalam jumlah yaitu 32% lebih banyak dibandingkan dengan Q2 2018.
Menurut Kaspersky dalam sebuah laporan jumlah serangan pada kuartal kedua 2019 44% lebih sedikit dibandingkan kuartal satu di tahun yang sama. Namun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah serangan DDoS di Q2 meningkat sebesar 18% dan 25% bila dibandingkan dengan Q2 2017.
Namun, penurunan ini tidak memiliki efek signifikan pada jumlah serangan di lapisan aplikasi, pasalnya hanya berkurang sebanyak 4% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Jenis serangan ini menargetkan fungsi atau API aplikasi tertentu, tidak hanya untuk menggunakan jaringan, tetapi juga sumber daya server. Mereka juga lebih sulit untuk dideteksi dan dilindungi, karena memiliki permintaan yang terlegitimasi.
“Secara tradisional, para aktor ancaman yang melakukan serangan DDoS di waktu luang selama musim liburan tidak mengaktifkan serangannya hingga September. Namun, statistik untuk kuartal ini menunjukkan bahwa penyerang profesional, yang melakukan serangan DDoS yang kompleks, bekerja keras bahkan selama musim liburan," kata Alexey Kiselev, Business Development Manager Kaspersky DDoS Protection, Rabu (7/8/2019).
"Tren ini agak mengkhawatirkan untuk bisnis. Banyak yang terlindungi dengan baik dari volume jump traffic yang tinggi, tetapi serangan DDoS pada lapisan aplikasi perlu mengidentifikasi aktivitas ilegal meskipun volumenya rendah," imbuhnya.
Analisis perintah yang diterima oleh bot dari server command and control (C&C) mengungkapkan bahwa serangan DDoS terpanjang pada Q2 2019 berlangsung 509 jam atau setara hampir 21 hari. Kiselev menjelaskan, ini adalah serangan terlama sejak Kaspersky mulai memantau aktivitas botnet pada tahun 2015. Sebelumnya, serangan terlama berlangsung 329 jam dan terdaftar pada kuartal empat 2018.
(wbs)