6 Syarat Teknologi Dasar yang Harus Ada Agar 5G Bisa Digunakan
A
A
A
JAKARTA - Smartfren mengungkapkan ada enam konsep teknologi dasar yang menjadi syarat untuk terselenggarangan jaringan 5G
VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo menyebut ada enam persyaratan yakni keberadaan carrier aggregation (CA), small cell, Multi Input Multi Output Antenna (MIMO), Quadratur Amplitude Modulations (QAM), beam forming, dan full duplex.
Pertama CA. CA adalah teknologi yang memungkinkan jaringan berjalan di dua frekuensi berbeda. Keuntungannya adalah kecepatan bisa dilipatgandakan untuk meningkatkan bandwidth.
“Carrier aggregation ini kewajiban utama yang harus dimiliki 5G. Wifi dan 4G bisa diagregasi demi kepentingan kecepatan data,” jelasnya saat konferensi pers di Bandung, Jawa Barat, Rabu malam (24/4/2019).
Selanjutnya, kata Munir, teknologi kedua adalah small cell. Small cell merupakan based transceiver station (BTS) untuk menaungi area geografis yang kecil. Small cell berperan untuk mengirimkan kecepatan data dan lattency yang rendah demi kebutuhan 5G.
“Small cell lebih baik untuk mengantarkan sinyal karena jaraknya lebih dekat daripada harus ada tower yang sampai 20 meter. Tujuan small cell supaya lebih pendek jarak antara BTS dengan perangkat,” imbuhnya
Ketiga yakni MIMO. MIMO berfungsi untuk mengirim sinyal dari dua atau lebih antena yang berbeda dengan aliran data berbeda dan dengan pemrosesan sinyal.
“Gini, analoginya kayak gerbang tol. Kalo gerbang tol ditambah maka akan lancar orang yang akan masuk ke tol. Kalau empat macet, kalau delapan jadi lumayan lancar jadi kemacetan di gerbang bisa terbagi,” katanya.
Keempat adalah QAM yang digunakan untuk menjaga agar jalan tol tersebut terhindar dari kemacetan. Munir mengatakan MIMO dan QAM akan memudahkan sinyal masuk untuk memperlancar kecepatan dan lattency.
“Mobil yang kecil-kecil naik truk trailer. Sehingga mobil itu tidak membuat ruwet jalan tol. Kalau sudah diatur maka akan lancar, tidak saling salip dan kecepatannya sama dan stabil,” kata Munir.
Kemudian, ada beam forming. Beam forming akan memfokuskan antena BTS agar bisa memancarkan sinyal sesuai dengan kebutuhan atau daerah yang membutuhkan konsumsi data lebih.
“Jadi beam farming ini pintar, antenanya akan menghadap ke tempat-tempat yang ramai pengguna. Ini agar lebih fokus ke target agar ke penggunaan jaringan tersebut lebih efektif,"
Terakhr, full duplex. BTS nantinya akan bisa menerima dan memancarkan data secara bersamaan dalam frekuensi yang sama. Full duplex bisa melipatgandakan kapasitas jaringan nirkabel.
“Antara upload dan download kecepatannya tidak jauh berbeda. Kalau 4G ditambahkan ini semua, maka akan menjadi 5G," pungkasnya.
VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo menyebut ada enam persyaratan yakni keberadaan carrier aggregation (CA), small cell, Multi Input Multi Output Antenna (MIMO), Quadratur Amplitude Modulations (QAM), beam forming, dan full duplex.
Pertama CA. CA adalah teknologi yang memungkinkan jaringan berjalan di dua frekuensi berbeda. Keuntungannya adalah kecepatan bisa dilipatgandakan untuk meningkatkan bandwidth.
“Carrier aggregation ini kewajiban utama yang harus dimiliki 5G. Wifi dan 4G bisa diagregasi demi kepentingan kecepatan data,” jelasnya saat konferensi pers di Bandung, Jawa Barat, Rabu malam (24/4/2019).
Selanjutnya, kata Munir, teknologi kedua adalah small cell. Small cell merupakan based transceiver station (BTS) untuk menaungi area geografis yang kecil. Small cell berperan untuk mengirimkan kecepatan data dan lattency yang rendah demi kebutuhan 5G.
“Small cell lebih baik untuk mengantarkan sinyal karena jaraknya lebih dekat daripada harus ada tower yang sampai 20 meter. Tujuan small cell supaya lebih pendek jarak antara BTS dengan perangkat,” imbuhnya
Ketiga yakni MIMO. MIMO berfungsi untuk mengirim sinyal dari dua atau lebih antena yang berbeda dengan aliran data berbeda dan dengan pemrosesan sinyal.
“Gini, analoginya kayak gerbang tol. Kalo gerbang tol ditambah maka akan lancar orang yang akan masuk ke tol. Kalau empat macet, kalau delapan jadi lumayan lancar jadi kemacetan di gerbang bisa terbagi,” katanya.
Keempat adalah QAM yang digunakan untuk menjaga agar jalan tol tersebut terhindar dari kemacetan. Munir mengatakan MIMO dan QAM akan memudahkan sinyal masuk untuk memperlancar kecepatan dan lattency.
“Mobil yang kecil-kecil naik truk trailer. Sehingga mobil itu tidak membuat ruwet jalan tol. Kalau sudah diatur maka akan lancar, tidak saling salip dan kecepatannya sama dan stabil,” kata Munir.
Kemudian, ada beam forming. Beam forming akan memfokuskan antena BTS agar bisa memancarkan sinyal sesuai dengan kebutuhan atau daerah yang membutuhkan konsumsi data lebih.
“Jadi beam farming ini pintar, antenanya akan menghadap ke tempat-tempat yang ramai pengguna. Ini agar lebih fokus ke target agar ke penggunaan jaringan tersebut lebih efektif,"
Terakhr, full duplex. BTS nantinya akan bisa menerima dan memancarkan data secara bersamaan dalam frekuensi yang sama. Full duplex bisa melipatgandakan kapasitas jaringan nirkabel.
“Antara upload dan download kecepatannya tidak jauh berbeda. Kalau 4G ditambahkan ini semua, maka akan menjadi 5G," pungkasnya.
(wbs)