Analis Puji Strategi Apple Memangkas Harga iPhone 2018
A
A
A
CUPERTINO - Pada awal bulan ini, Apple memangkas harga model iPhone 2018 hingga 6% di China. Begitu pula dengan iPhone XS dan XS Max.
Pemangkasan harga ini dinilai harus dilakukan jika tidak ingin bisnisnya semakin memburuk di pasar smartphone terbesar di dunia tersebut.
Ini merupakan kali kedua Apple memangkas harga iPhone pada 2019 di China. Harga iPhone pun memang lebih terjangkau dibandingkan sebelumnya.
Soal respons dari para konsumen di sana, seorang analis Wedbush Securities, Daniel Ives, mengatakan, konsumen merespons positif langkah Apple tersebut. Menurut dia, permintaan terhadap iPhone XR di China perlahan berbalik.
Namun, sebagaimana dilansir laman Phone Arena, Sabtu (13/4/2019), dia meyakini Apple belum selesai menggunakan langkah pemangkasan harga itu. Mereka masih mempunyai jurus lainnya untuk kembali menarik minat pengguna China melirik iPhone kembali.
Untuk menghindari yang disebut situasi "code red", Ives memperkirakan akan ada pemangkasan harga yang lebih signifikan dari Apple. Code red ini menggambarkan adanya "ancaman" atau situasi darurat.
Dia pun menyebut langkah yang diambil Apple dengan memangkas harga iPhone tahun ini sebagai strategi yang cerdas. Meski, memang akan berdampak negatif pada pendapatan mereka.
Dengan menjual lebih banyak iPhone dengan harga lebih rendah, strategi tersebut bisa membantu perusahan mendapatkan lebih banyak pendapatan dari bisnis layanannya. Layanan atau services Apple merupakan penyumbang terbesar kedua bagi pendapatan perusahaan Cupertino itu, dan bahkan merupakan yang paling menguntungkan.
Perusahaan memiliki target menggandakan pendapatan layanannya dari USD25 miliar pada 2016 menjadi USD50 miliar pada tahun depan.
Apple mengumpulkan pendapatan hampir USD11 miliar dari layanan pada Oktober-Desember 2018. Bisnis layanan yang dimaksud termasuk AppleCare, Apple Pay, App Store, iTunes, Apple Music, Apple News+, dan Apple TV+.
Pemangkasan harga ini dinilai harus dilakukan jika tidak ingin bisnisnya semakin memburuk di pasar smartphone terbesar di dunia tersebut.
Ini merupakan kali kedua Apple memangkas harga iPhone pada 2019 di China. Harga iPhone pun memang lebih terjangkau dibandingkan sebelumnya.
Soal respons dari para konsumen di sana, seorang analis Wedbush Securities, Daniel Ives, mengatakan, konsumen merespons positif langkah Apple tersebut. Menurut dia, permintaan terhadap iPhone XR di China perlahan berbalik.
Namun, sebagaimana dilansir laman Phone Arena, Sabtu (13/4/2019), dia meyakini Apple belum selesai menggunakan langkah pemangkasan harga itu. Mereka masih mempunyai jurus lainnya untuk kembali menarik minat pengguna China melirik iPhone kembali.
Untuk menghindari yang disebut situasi "code red", Ives memperkirakan akan ada pemangkasan harga yang lebih signifikan dari Apple. Code red ini menggambarkan adanya "ancaman" atau situasi darurat.
Dia pun menyebut langkah yang diambil Apple dengan memangkas harga iPhone tahun ini sebagai strategi yang cerdas. Meski, memang akan berdampak negatif pada pendapatan mereka.
Dengan menjual lebih banyak iPhone dengan harga lebih rendah, strategi tersebut bisa membantu perusahan mendapatkan lebih banyak pendapatan dari bisnis layanannya. Layanan atau services Apple merupakan penyumbang terbesar kedua bagi pendapatan perusahaan Cupertino itu, dan bahkan merupakan yang paling menguntungkan.
Perusahaan memiliki target menggandakan pendapatan layanannya dari USD25 miliar pada 2016 menjadi USD50 miliar pada tahun depan.
Apple mengumpulkan pendapatan hampir USD11 miliar dari layanan pada Oktober-Desember 2018. Bisnis layanan yang dimaksud termasuk AppleCare, Apple Pay, App Store, iTunes, Apple Music, Apple News+, dan Apple TV+.
(mim)