Google Janji Lindungi Situs Kepemiluan

Kamis, 28 Maret 2019 - 11:45 WIB
Google Janji Lindungi Situs Kepemiluan
Google Janji Lindungi Situs Kepemiluan
A A A
JAKARTA - Google Indonesia berupaya mendukung pemerintah dalam menyukseskan penyelenggaraan Pemilu 2019.

Khususnya dalam menjamin pemilih mendapatkan informasi tepercaya dan melindungi mereka dari informasi tidak benar atau hoaks sehingga pemilih bisa mengakses informasi yang relevan dan tepercaya.

“Kita sebenarnya fokus dalam menangkal disinfor masi. Ada tiga hal yang kita lakukan. Pertama , buat quality count yang kita lebih surfacing di algoritma kita dari sumber tepercaya seperti media tepercaya. Kedua, kita fighting bad actors . Kalau sudah jelas aktornya yang punya niat jahat, kita akan takedown,” tandas Public Policy and Government Relations Google Indonesia Putri R Alam dalam diskusi yang berlangsung di Kaum Jakarta, Menteng, Jakarta, kemarin.

Google, lanjutnya, berupaya agar informasi dari media-media tepercaya dapat diutamakan muncul di deretan atas dalam sistem pencarian paling awal. Sementara informasi yang mengan dung konten hoaks di upayakan tidak muncul di atas.

Ketiga , lanjut Putri, give user more context yang bertujuan agar informasi yang akan dimunculkan di deretan atas daftar pencarian itu bersumber dari sumber yang tepercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. “Kalau di youtube semisal ada search vaksin berbahaya itu pertama kali muncul kita surfacing dari WHO bahwa soal vaksin itu hoaks. Jadi user dapat sumber lain yang ilmiah dan tepercaya,” ungkap Putri mencontohkan.

Kemudian, lanjutnya, Google juga telah memberikan perlindungan tambahan ke sejumlah situs penting pada Pemilu 2019.

Di antaranya situs Komisi Pemilihan Umum(KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), pintarmemilih.id, perludem.org, serta cekfakta.com. Fitur di Google News juga sudah dilengkapi topik khusus mengenai pemilu sehingga masyarakat dapat mendapatkan informasi tepercaya mengenai pemilu.

“Kami berfokus untuk mendukung jutaan warga Indonesia yang akan memberikan suara mereka dalam pemilu mendatang dengan cara membantu mereka mengakses informasi mengenai pemilu yang bermanfaat dan relevan secara online,” terangnya.

Karena itu dia menegaskan bahwa Google berusaha memas tikan produk-produknya menyajikan informasi yang netral, aktual, dan dapat di percaya oleh para pemilih di mana pun berada. “Sama dengan kalangan jurnalis dan pers serta memberikan pelatihan tentang peliputan berita yang akurat dan kre dibel dalam masa-masa menjelang pemilu ini kepada mereka. Demi memangkas sumber misinformasi, kami juga telah bekerja,” ujarnya.

Komisioner KPU Viryan Aziz mendukung penuh masyarakat sipil yang ikut mendukung agar pemilu lebih berkualitas. Menurut dia, idealnya para pemilih akan menggunakan hak pilihnya pada 17 April mendatang, apa pun yang menjadi pilihan mereka. Namun sangat disayangkan jika penggunaan hak pilihnya berdasarkan preferensi berita hoaks yang tersebar di media sosial (medsos).
“KPU menghormati pilihan pemilih apa adanya. Namun kami rasanya tidak begitu nyaman apabila preferensi pemilih itu lebih banyak atau terpengaruh dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya,” kata Viryan.

Karena itu, lanjut dia, KPU sangat berharap bahwa dalam momentum pemilu ini semua pihak bisa sama-sama mengoptimalkan tugas masing-masing, tapi bukan semata-mata bagian dari kegembiraan publik. “Melainkan sebagai ikhtiar. Kita tidak ingin rekan-rekan kita memilih dengan hal-hal informasi yang tidak baik,” tandasnya.

Menurut Viryan, KPU sejatinya mendukung sosialisasi visi misi dan program peserta pemilu ke setiap pemilih. Namun KPU tidak ingin pemilih terpengaruh informasi hoaks di medsos sehingga siapa pun yang menjadi pilihan masyarakat adalah karena masyarakat benar-benar mengetahui informasi sesungguhnya atas pilihannya tersebut.

“Kita tidak rela pemilih Indonesia menggunakan hak pilihnya tidak dengan ber da sar kan apa yang mereka inginkan sesungguhnya. Persoalan apa yang mereka inginkan sesung guhnya adalah hak dari pemilih masingmasing, ingin memilih warna X, Y atau Z, silakan. Tapi penting bagi kita semua bagaimana pemilih benar-benar (didasarkan) mengenali yang X ini lho,” paparnya.

Pada konteks itulah KPU berharap siapa pun yang terpilih pada akhirnya diyakini itulah pilihan terbaik masyarakat. Komisioner Bawaslu Fritz E Siregar mengharapkan hanya informasi positif dan akuratlah yang memenuhi platform pencarian di internet dan medsos. Sebab hanya dengan itu berita hoaks akan tenggelam dengan sendirinya. “Berita bohong akan tenggelam dan berganti menjadi pengetahuan bagi masyarakat sehingga masyarakat percaya proses yang ada,” sebutnya. (Kiswondari)

(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2266 seconds (0.1#10.140)