BSSN Undang Dua Platform Sosial Media, Bahas Apa?
A
A
A
JAKARTA - Badan Siber dan Sandi (BSSN) mengundang dua platform media sosial yakni Facebook dan Twitter. Pertemuan yang dilakukan di kantor BSSN, Jakarta, Jumat (13/3/2019) dilakukan secara tertutup.
Dari dua penyelenggara media sosial yang diundang, hanya Twitter yang mendatangi kantor BSSN. "Tadi kita melakukan pertemuan dengan penyedia platform media sosial, Facebook dan Twitter. Namun, pertemuan tadi yang hadir Twitter, Facebook tidak," ujar Syahrul Mubarak, Sekretaris Utama BSSN.
Dalam pertemuan ini mereka membicarakan terkait proses bisnis, termasuk membahas mengenai konten di platform mereka.
Syahrul menginginkan apabila penyedia platform medsos baik itu Twitter maupun Facebook ikut bertanggung jawab mengatasi maraknya penyebaran hoaks dan ujaran kebencian (hate speech) yang marak beredar di dunia maya.
"Yang menyelenggarakan keamanan siber Indonesia itu tanggung jawab bersama, baik itu lembaga pemerintah dan komunitas di industri. Maka BSSN menilai penyedia platform juga harus bertanggungjawab sebagai entitas yang memanfaatkan ruang siber Indonesia," imbuhnya.
Ia juga mengungkap kekhawatiran terkait penyebaran konten negatif yang saat ini marak ditemukan di media sosial. Jika ini dibiarkan akan membuat ruang siber menjadi tidak ramah dan berakibat menggangu jati diri bangsa yang santun.
Dengan kata lain, penyedia platform juga harus ikut aturan yang ada di Indoensia. "Kami ingin menyampaikan pesan kepada seluruh penyedia platform media sosial bahwa Indonesai di mana Bumi dipijak di situ langit dijunjung," pungkasnya.
Dari dua penyelenggara media sosial yang diundang, hanya Twitter yang mendatangi kantor BSSN. "Tadi kita melakukan pertemuan dengan penyedia platform media sosial, Facebook dan Twitter. Namun, pertemuan tadi yang hadir Twitter, Facebook tidak," ujar Syahrul Mubarak, Sekretaris Utama BSSN.
Dalam pertemuan ini mereka membicarakan terkait proses bisnis, termasuk membahas mengenai konten di platform mereka.
Syahrul menginginkan apabila penyedia platform medsos baik itu Twitter maupun Facebook ikut bertanggung jawab mengatasi maraknya penyebaran hoaks dan ujaran kebencian (hate speech) yang marak beredar di dunia maya.
"Yang menyelenggarakan keamanan siber Indonesia itu tanggung jawab bersama, baik itu lembaga pemerintah dan komunitas di industri. Maka BSSN menilai penyedia platform juga harus bertanggungjawab sebagai entitas yang memanfaatkan ruang siber Indonesia," imbuhnya.
Ia juga mengungkap kekhawatiran terkait penyebaran konten negatif yang saat ini marak ditemukan di media sosial. Jika ini dibiarkan akan membuat ruang siber menjadi tidak ramah dan berakibat menggangu jati diri bangsa yang santun.
Dengan kata lain, penyedia platform juga harus ikut aturan yang ada di Indoensia. "Kami ingin menyampaikan pesan kepada seluruh penyedia platform media sosial bahwa Indonesai di mana Bumi dipijak di situ langit dijunjung," pungkasnya.
(wbs)