Go-Pay Perluas Donasi Digital untuk Jaring Potensi Filantropi Rp200 T
A
A
A
JAKARTA - Layanan dompet digital, Go-Pay, berkolaborasi dengan filantropi Indonesia dalam mewujudkan kemudahan dalam berdonasi yang memiliki potensi hingga Rp200 triliun.
Kerja sama didasari atas semakin meningkatnya ketertarikan para pengguna untuk memberikan donasi melalui dompet digital tersebut. "Minat pengguna Go-Pay besar, trennya terus naik," ungkap Aldi Haryopratomo, CEO Go-Pay di Jakarta, Senin (18/2/2019).
Lebih lanjut dikatakan, pihaknya sudah bergerak selama hampir setahun dalam menggalang donasi secara digital. Go-Pay pun berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp13 miliar dari sekitar 131.000 donatur dalam waktu kurang dari setahun, yakni sejak April 2018-Februari 2019.
Ditemui dalam kesempatan yang sama Co-Chair Badan Pengarah Filantropi Indonesia, Erna Witoelar menjelaskan, penggunaan Go-Pay untuk berdonasi ini bisa menjangkau lebih banyak donatur.
Lebih lanjut dia mengatakan, sebenarnya Filantropi Indonesia memiliki potensi yang cukup besar yang nilainya bisa mencapai Rp200 triliun. Namun faktor kemudahan menjadi satu masalah yang menghambat terkumpulnya donasi.
"Selama ini potensi donasi kita cukup besar, nilainya mencapai Rp200 triliun, tapi yang terkumpul secara terorganisir baru sekitar Rp6 triliun per tahun. Makanya kami mau membangun ekosistem digital agar semuanya mudah," katanya.
Namun berdonasi secara digital bukan hal yang mudah. Pada awal kemunculannya, para pengguna masih belum terbiasa dengan donasi digital. Pihaknya terus meningkatkan dan memperbaiki pengalaman berdonasi digital agar semakin banyak yang tertarik.
Hingga saat ini, Go-pay juga bekerja sama dengan organisasi Kitabisa.com, Baznas, dan 105 masjid.
Kerja sama didasari atas semakin meningkatnya ketertarikan para pengguna untuk memberikan donasi melalui dompet digital tersebut. "Minat pengguna Go-Pay besar, trennya terus naik," ungkap Aldi Haryopratomo, CEO Go-Pay di Jakarta, Senin (18/2/2019).
Lebih lanjut dikatakan, pihaknya sudah bergerak selama hampir setahun dalam menggalang donasi secara digital. Go-Pay pun berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp13 miliar dari sekitar 131.000 donatur dalam waktu kurang dari setahun, yakni sejak April 2018-Februari 2019.
Ditemui dalam kesempatan yang sama Co-Chair Badan Pengarah Filantropi Indonesia, Erna Witoelar menjelaskan, penggunaan Go-Pay untuk berdonasi ini bisa menjangkau lebih banyak donatur.
Lebih lanjut dia mengatakan, sebenarnya Filantropi Indonesia memiliki potensi yang cukup besar yang nilainya bisa mencapai Rp200 triliun. Namun faktor kemudahan menjadi satu masalah yang menghambat terkumpulnya donasi.
"Selama ini potensi donasi kita cukup besar, nilainya mencapai Rp200 triliun, tapi yang terkumpul secara terorganisir baru sekitar Rp6 triliun per tahun. Makanya kami mau membangun ekosistem digital agar semuanya mudah," katanya.
Namun berdonasi secara digital bukan hal yang mudah. Pada awal kemunculannya, para pengguna masih belum terbiasa dengan donasi digital. Pihaknya terus meningkatkan dan memperbaiki pengalaman berdonasi digital agar semakin banyak yang tertarik.
Hingga saat ini, Go-pay juga bekerja sama dengan organisasi Kitabisa.com, Baznas, dan 105 masjid.
(mim)