Diprediksi Tingkat Permintaan AC Inverter Tahun 2019 Akan Naik

Selasa, 15 Januari 2019 - 08:22 WIB
Diprediksi Tingkat Permintaan...
Diprediksi Tingkat Permintaan AC Inverter Tahun 2019 Akan Naik
A A A
Saat ini PT. LG Electronics Indonesia sudah jadi pemimpin pasar AC inverter di Indonesia dengan 65,6% pangsa pasar. Tapi, hal itu tidak membuat mereka merenggang. Justru, di awal 2019, mereka fokus mendorong perluasan pasar AC inverter di Indonesia menjadi 69%.

“Seiring pergerakan global, menjadi penting bagi LG untuk juga memimpin peralihan masyarakat untuk mengadopsi AC inverter yang terbukti lebih baik menghemat listrik,” beber Dimas Anugra Raditya, Product Marketing RAC LG Electronics Indonesia.

Secara global, adopsi AC inverter memang sudah sangat tinggi. Setiap tahun, permintaan AC inverter terus mengalami peningkatan secara gradual. Dari 2015, AC inverter meningkat dari sebelumnya berada di kisaran 60% hingga menjadi 81% sepanjang 2018.

Tahun ini, perkiraan permintaan AC inverter akan mencapai angka 92% dari total seluruh permintaan AC dunia. Artinya, AC inverter menjadi teknologi yang dominan.

Walau angkanya tak setinggi global, merujuk pada data lembaga riset independen Growth from Knowledge (GfK), perkembangan adopsi masyarakat pada AC inverter di Indonesia pun terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Tahun ini, diprediksi tingkat permintaan AC inverter di Indonesia akan mencapai 30%. Menurut Dimas, prediksi tersebut terbilang tinggi. Sebab, dalam tahun-tahun sebelumnya, jumlah permintaan AC inverter di Indonesia sebelumnya sempat mengalami stagnasi.

”Sepanjang kurun waktu 2015 hingga 2017, porsi permintaan AC inverter di Indonesia tak pernah bergerak dari kisaran 4%m” ujar Dimas.

Namun, pada 2018, porsi permintaan AC inverter ini melonjak signifikan hingga mencapai porsi 20%. ”Setelah menembus 20%, kami perkirakan akan lebih cepat untuk bisa mencapai angka 30% dan terus meningkat,” beber Dimas.

AC inverter memang lebih mahal dibandingkan model standar. Biasanya, fitur inverter hanya ada dan diadopsi produk kelas menengah keatas. Namun, seiring waktu, harganya akan semakin terjangkau.

”Sebenarnya perangkat AC inverter sebenarnya telah dikenal dan mulai digunakan bagi keperluan rumahtangga di Indonesia sejak 2015. Hanya saja, ketersediaannya masih terbatas pada kapasitas pendinginan bagi ruangan besar. Hal inilah yang dikatakannya membuat sulit menyesuaikan dengan variasi kebutuhan masyarakat,” beber Dimas.

LG, lanjut Dimas, mencatatkan diri sebagai vendor elektronik pertama di Indonesia yang menyediakan AC inverter dengan kapasitas pendinginan paling luas.

Mereka menghadirkan AC LG Dualcool di kisaran kuartal terakhir 2016. Produk tersebut menjadi AC inverter pertama di Indonesia yang ditawarkan mulai dari kapasitas pendinginan 1/2PK hingga 2PK.

Selanjutnya, dalam kurun tiga tahun terakhir, LG menguasai pasar AC inverter di Indonesia. Bila pada 2016 LG hanya menguasai 8.8%, pada 2017 jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat hingga mencapai 18.3%. Tak sampai disitu, lonjakan lebih besar dinikmati LG pada 2018 dengan mencatatkan dominasinya pada 65.6% dari seluruh AC inverter yang beredar di Indonesia.

Khusus di 2019, LG bahkan telah menetapkan target penguasaan pangsa pasar AC inverter di Indonesia mencapai 69%. “Kami akan terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya beralih ke AC inverter. Juga, menyediakan AC inverter yang dapat menjawab kebutuhan mereka,” tutur Dimas.

Watt Control Penghemat Listrik

Tidak hanya mengandalkan teknologi inverter, LG juga melengkapi produk AC mereka dengan berbagai fitur lain. Misalnya Watt Control yang diklaim mampu menghemat listrik hingga 70% dibanding AC standar. Lewat fitur tersebut, pengguna dapat mengatur AC ini aktif dengan empat pilihan konsumsi daya listrik lewat remote controlnya.

Misalnya 100%, 80%, 60% bahkan beroperasi hanya 40% dari kebutuhan daya listriknya. ”Fitur ini cocok untuk Indonesia. Selain kapasitas listrik rumah terbatas, juga mampu menghemat listrik secara signifikan,” beber Dimas.

Ia mencontohkan penggunaan 80% daya listrik di AC berkapasitas dingin ½ PK mampu menghemat 76 watt yang setara kebutuhan daya listrik TV LED 32 inci. Sedangkan di 60% akan menghemat 183 watt yang setara pemakaian mesin cuci top loading 7 kg. ”Ketika malam, pengguna bisa mengoperasikan di bawah daya listrik,” ungkap Dimas.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0905 seconds (0.1#10.140)