Xiaomi Sedikit Lagi Jungkalkan Posisi Samsung
A
A
A
Lembaga riset IDC merilis laporan terbarunya mengenai hasil pengiriman smartphone di Indonesia. Selama kuartal ketiga 2018, IDC mencatat sebanyak 8,6 juta unit telah terkirim selama periode tersebut.
Angka ini meningkat 18% dari periode yang sama tahun lalu yakni 7,2 juta. Namun jika dibandingkan dengan kuartal kedua memang sedikit mengalami penurunan mencapai 9%. IDC mencatat sebanyak 9,4 juta ponsel yang dikirimkan selama April hingga Juni.
Secara potongan "kue", Samsung masih menduduki peringkat pertama dengan 28%. Di posisi kedua, ketiga dan keempat ditempati oleh vendor asal Tiongkok yaitu Xiaomi dengan capaian 24%, Oppo 19% dan Vivo 11%. Sedangkan di posisi kelima datang dari pemain lokal yaitu Advan dengan raihan 5%.
Menurut Risky Febrian, Analis Client Device IDC Indonesia dalam keterangan resminya Senin (24/12/2018) ada beberapa yang menjadi sorotan utama dari laporan ini.
Pertama pangsa pasar segmen ultra low-end atau yang dibawah Rp 1,5 juta meningkat selama dua kuartal berturut-turut. Merek asal China, Xiaomi, dinilai paling agresif pada segmen harga tersebut.
Hal itulah yang memicu Oppo dan Samsung ikut berkompetisi di segmen tersebut. Kondisi inilah yang akhirnya berdampak pada vendor lokal seperti Advan dan Evercoss. Mereka harus putar otak untuk menghadapi gempuran dari vendor global.
Tak ingin tinggal diam merek lokal pun terus mengeksplorasi cara lain agar tetap kompetitif. Seperti hal nya Evercoss yang memperkenalkan smartphone seri Xtream yang bekerjasama dengan operator XL Axiata. Dimana pengguna dapat mengakses YouTube tanpa batas.
Sementara Advan memberikan potongan harga khusus bagi apra pelajar sebagai bagian dari marketing campaign.
Selanjutnya IDC menyoroti merek smartphone lokal yang memiliki kekhawatiran terhadap dampak dari depresiasi mata uang lokal.
"Merek lokal mengurangi pasokan persediaan untuk meminimalisisr resiko kehilangan profit setelah mengantisipasi perlambatan penjualan," pungkas Risky.
Angka ini meningkat 18% dari periode yang sama tahun lalu yakni 7,2 juta. Namun jika dibandingkan dengan kuartal kedua memang sedikit mengalami penurunan mencapai 9%. IDC mencatat sebanyak 9,4 juta ponsel yang dikirimkan selama April hingga Juni.
Secara potongan "kue", Samsung masih menduduki peringkat pertama dengan 28%. Di posisi kedua, ketiga dan keempat ditempati oleh vendor asal Tiongkok yaitu Xiaomi dengan capaian 24%, Oppo 19% dan Vivo 11%. Sedangkan di posisi kelima datang dari pemain lokal yaitu Advan dengan raihan 5%.
Menurut Risky Febrian, Analis Client Device IDC Indonesia dalam keterangan resminya Senin (24/12/2018) ada beberapa yang menjadi sorotan utama dari laporan ini.
Pertama pangsa pasar segmen ultra low-end atau yang dibawah Rp 1,5 juta meningkat selama dua kuartal berturut-turut. Merek asal China, Xiaomi, dinilai paling agresif pada segmen harga tersebut.
Hal itulah yang memicu Oppo dan Samsung ikut berkompetisi di segmen tersebut. Kondisi inilah yang akhirnya berdampak pada vendor lokal seperti Advan dan Evercoss. Mereka harus putar otak untuk menghadapi gempuran dari vendor global.
Tak ingin tinggal diam merek lokal pun terus mengeksplorasi cara lain agar tetap kompetitif. Seperti hal nya Evercoss yang memperkenalkan smartphone seri Xtream yang bekerjasama dengan operator XL Axiata. Dimana pengguna dapat mengakses YouTube tanpa batas.
Sementara Advan memberikan potongan harga khusus bagi apra pelajar sebagai bagian dari marketing campaign.
Selanjutnya IDC menyoroti merek smartphone lokal yang memiliki kekhawatiran terhadap dampak dari depresiasi mata uang lokal.
"Merek lokal mengurangi pasokan persediaan untuk meminimalisisr resiko kehilangan profit setelah mengantisipasi perlambatan penjualan," pungkas Risky.
(wbs)