Ini Penjelasan Kenapa Harga Ponsel Samsung Galaxy Layar Lipat Mahal
A
A
A
SEOUL - Samsung akan melabeli ponsel layar lipatnya, yakni Galaxy F dengan harga mahal. Kebijakan harga tak populis itu terpaksa dilakukan karena tingginya harga komponen pembentuknya.
Laman GSM Arena, Sabtu (15/12/2018), menyebutkan, agensi Korea CGS-CIMB Research telah mem-posting laporan yang memperkirakan Bill of Materials (BOM) atau tagihan untuk Galaxy F dibandingkan dengan Galaxy S9 + (Plus) dan iPhone XS Max. Ponsel yang dimaksud merupakan smartphone pertama Samsung dengan layar yang dapat dilipat.
Item paling mahal adalah tampilan atau display-nya. Galaxy F akan memiliki satu panel 7,3 inci yang melipat ke bagian tengah bersama layar eksternal 4,58 inci.
Dilaporkan juga keberadaan dua baterai, meskipun itu tidak menambah banyak biaya pada perangkat. Kapasitas total baterainya sendiri diperkirakan mencapai 5.000-6.000 mAh.
BOM bekerja hingga sekitar 65% lebih dari iPhone dan S9 +, yang harganya hampir sama. Para analis memprediksi Samsung akan mencoba mendapatkan margin keuntungan 65% atau menyamai Apple, bukan 55% seperti Galaxy S9 +.
Dengan demikian, harga eceran dari Galaxy F diramalkan sebesar Rp26,3 juta (USD1.800). Perkiraan itu hampir sama persis dengan harga yang diisukan selama ini.
Harga memang terbilang sangat tinggi, tapi Samsung Galaxy F akan berada di antara perangkat pertama dengan layar lipat yang tepat. Laporan juga menyebutkan, pengeluaran investasi terbesar saat ini adalah penelitian aktif.
Para analis memprediksi volume penjualan ponsel dengan layar lipat sekitar 3,5 juta unit. Sebuah angka yang akan meningkat dengan cepat menjadi 24 juta unit pada 2022.
Namun label harga akan berubah lebih lambat seiring makin banyaknya ponsel yang beredar. Bahkan pada 2022 diprediksi harganya turun menjadi Rp19 juta (USD1.300).
Akan ada persaingan untuk membuat komponen untuk ponsel layar lipat juga. Samsung Display saat ini memimpin dengan melepas 1 juta layar lipat dalam setahun, menurut laporan itu. Sedangkan LG Display akan mencapai skala tersebut pada 2020.
Laman GSM Arena, Sabtu (15/12/2018), menyebutkan, agensi Korea CGS-CIMB Research telah mem-posting laporan yang memperkirakan Bill of Materials (BOM) atau tagihan untuk Galaxy F dibandingkan dengan Galaxy S9 + (Plus) dan iPhone XS Max. Ponsel yang dimaksud merupakan smartphone pertama Samsung dengan layar yang dapat dilipat.
Item paling mahal adalah tampilan atau display-nya. Galaxy F akan memiliki satu panel 7,3 inci yang melipat ke bagian tengah bersama layar eksternal 4,58 inci.
Dilaporkan juga keberadaan dua baterai, meskipun itu tidak menambah banyak biaya pada perangkat. Kapasitas total baterainya sendiri diperkirakan mencapai 5.000-6.000 mAh.
BOM bekerja hingga sekitar 65% lebih dari iPhone dan S9 +, yang harganya hampir sama. Para analis memprediksi Samsung akan mencoba mendapatkan margin keuntungan 65% atau menyamai Apple, bukan 55% seperti Galaxy S9 +.
Dengan demikian, harga eceran dari Galaxy F diramalkan sebesar Rp26,3 juta (USD1.800). Perkiraan itu hampir sama persis dengan harga yang diisukan selama ini.
Harga memang terbilang sangat tinggi, tapi Samsung Galaxy F akan berada di antara perangkat pertama dengan layar lipat yang tepat. Laporan juga menyebutkan, pengeluaran investasi terbesar saat ini adalah penelitian aktif.
Para analis memprediksi volume penjualan ponsel dengan layar lipat sekitar 3,5 juta unit. Sebuah angka yang akan meningkat dengan cepat menjadi 24 juta unit pada 2022.
Namun label harga akan berubah lebih lambat seiring makin banyaknya ponsel yang beredar. Bahkan pada 2022 diprediksi harganya turun menjadi Rp19 juta (USD1.300).
Akan ada persaingan untuk membuat komponen untuk ponsel layar lipat juga. Samsung Display saat ini memimpin dengan melepas 1 juta layar lipat dalam setahun, menurut laporan itu. Sedangkan LG Display akan mencapai skala tersebut pada 2020.
(mim)