Penjualan Ritel Online Indonesia Diramalkan Naik 10 Kali Lipat
A
A
A
JAKARTA - Volume penjualan ritel online di Indonesia meroket pesat sejak 2016. Berdasarkan data dari McKinsey, nilai pasar e-commerce di Tanah Air pada tahun lalu diperkirakan mencapai USD8 miliar atau setara Rp119 triliun.
Angka ini diprediksi akan menembus jumlah USD65 miliar atau setara Rp948 triliun pada 2022. Atau naik hampir 10 kali lipar dalam jangka waktu lima tahun.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti jumlah populasi, tingkat penetrasi internet, dan kepemilikan ponsel pintar yang semakin tinggi terutama di kota-kota metropolitan dari tahun ke tahun.
Walau Indonesia memiliki beberapa e-commerce raksasa, tapi fakta menunjukkan penjualan online juga banyak disumbangkan oleh toko-toko online pribadi.
Tercatat ada sekitar 38% dengan nominal USD3 miliar penjualan online tahun lalu berasal dari informal e-commerce yang didominasi oleh industri fashion dan apparel. Tren ini semakin populer di kalangan penjual berkat tersedianya layanan e-commerce enabler seperti SIRCLO.
Salah satu pemilik bisnis yang mengikuti tren online store pribadi tersebut adalah Regina Rafika, pemilik label busana lokal ATS The Label. Dia mengungkapkan beberapa alasan memilih SIRCLO Store. Di antaranya, produk SIRCLO yang membantu bisnis lokal membangun online store pribadi untuk membangun situs bisnisnya.
“Melalui website sendiri, kami dapat mempresentasikan keunggulan brand dengan lebih kuat. Kami bisa memantau dan meningkatkan pengalaman setiap customer, melakukan kustomisasi seperti ukuran foto produk, komposisi peletakan, penambahan keranjang belanja, hingga pembayaran. Sebagai sebuah brand fashion, kami memutuskan untuk fokus pada pengembangan produk dan desain inovatif, sehingga kami menyerahkan sistem penjualan sepenuhnya pada SIRCLO Store,” tutur Regina.
Menurut Regina, bila dibandingkan dengan penjualan melalui marketplace, ada beberapa keuntungan dari kepemilikan online store milik pribadi. Selain dari sisi branding bisa lebih kuat, penjual juga tidak perlu bersaing dengan ribuan toko lain dalam sebuah marketplace yang sama.
“Lain halnya dengan marketplace, di mana pembeli cenderung melakukan perbandingan harga, kualitas, dan model produk dari satu lapak ke lapak lain, sehingga lebih mudah berpindah-pindah,” kata Regina.
Pendiri fashion accessories brand Amazara, Uma Hapsari, menceritakan pengalaman pengguna merupakan prioritas utama. “Kami mengembangkan situs penjualan mandiri karena memahami dan memaksimalkan pengalaman pengguna, mulai dari saat mereka berkunjung hingga menyelesaikan transaksi. Dari sana, kami mendapatkan data dan insight penting untuk digunakan sebagai acuan strategi pemasaran,” kata dia.
Lebih lanjut dijelaskan, data inilah yang tidak bisa didapatkan dari marketplace. Padahal sebagai pemilik brand, penjual perlu memahami betul siapa pelanggannya dan apa yang paling mereka inginkan.Sementara itu, founder dan CEO SIRCLO Brian Marshal menjelaskan, aplikasinya menyediakan pengembangan toko online independen pada bisnis skala kecil dan menengah. Kehadiran SIRCLO Store bertujuan untuk mendorong entrepreneur Indonesia agar dapat berkreasi dan mengembangkan bisnis online mereka secara praktis dan profesional.
Angka ini diprediksi akan menembus jumlah USD65 miliar atau setara Rp948 triliun pada 2022. Atau naik hampir 10 kali lipar dalam jangka waktu lima tahun.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti jumlah populasi, tingkat penetrasi internet, dan kepemilikan ponsel pintar yang semakin tinggi terutama di kota-kota metropolitan dari tahun ke tahun.
Walau Indonesia memiliki beberapa e-commerce raksasa, tapi fakta menunjukkan penjualan online juga banyak disumbangkan oleh toko-toko online pribadi.
Tercatat ada sekitar 38% dengan nominal USD3 miliar penjualan online tahun lalu berasal dari informal e-commerce yang didominasi oleh industri fashion dan apparel. Tren ini semakin populer di kalangan penjual berkat tersedianya layanan e-commerce enabler seperti SIRCLO.
Salah satu pemilik bisnis yang mengikuti tren online store pribadi tersebut adalah Regina Rafika, pemilik label busana lokal ATS The Label. Dia mengungkapkan beberapa alasan memilih SIRCLO Store. Di antaranya, produk SIRCLO yang membantu bisnis lokal membangun online store pribadi untuk membangun situs bisnisnya.
“Melalui website sendiri, kami dapat mempresentasikan keunggulan brand dengan lebih kuat. Kami bisa memantau dan meningkatkan pengalaman setiap customer, melakukan kustomisasi seperti ukuran foto produk, komposisi peletakan, penambahan keranjang belanja, hingga pembayaran. Sebagai sebuah brand fashion, kami memutuskan untuk fokus pada pengembangan produk dan desain inovatif, sehingga kami menyerahkan sistem penjualan sepenuhnya pada SIRCLO Store,” tutur Regina.
Menurut Regina, bila dibandingkan dengan penjualan melalui marketplace, ada beberapa keuntungan dari kepemilikan online store milik pribadi. Selain dari sisi branding bisa lebih kuat, penjual juga tidak perlu bersaing dengan ribuan toko lain dalam sebuah marketplace yang sama.
“Lain halnya dengan marketplace, di mana pembeli cenderung melakukan perbandingan harga, kualitas, dan model produk dari satu lapak ke lapak lain, sehingga lebih mudah berpindah-pindah,” kata Regina.
Pendiri fashion accessories brand Amazara, Uma Hapsari, menceritakan pengalaman pengguna merupakan prioritas utama. “Kami mengembangkan situs penjualan mandiri karena memahami dan memaksimalkan pengalaman pengguna, mulai dari saat mereka berkunjung hingga menyelesaikan transaksi. Dari sana, kami mendapatkan data dan insight penting untuk digunakan sebagai acuan strategi pemasaran,” kata dia.
Lebih lanjut dijelaskan, data inilah yang tidak bisa didapatkan dari marketplace. Padahal sebagai pemilik brand, penjual perlu memahami betul siapa pelanggannya dan apa yang paling mereka inginkan.Sementara itu, founder dan CEO SIRCLO Brian Marshal menjelaskan, aplikasinya menyediakan pengembangan toko online independen pada bisnis skala kecil dan menengah. Kehadiran SIRCLO Store bertujuan untuk mendorong entrepreneur Indonesia agar dapat berkreasi dan mengembangkan bisnis online mereka secara praktis dan profesional.
(mim)