Canon Datangkan Fotografer Internasional untuk Berbagi Ilmu di Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Canon terus mendukung perkembangan fotografi di Tanah Air. Untuk memperkaya pengetahuan para fotografer, mereka menghadirkan wedding photographer kaliber internasional Roberto Valenzuela.
Roberto Valenzuela didatangkan untuk mengisi acara “The EOS R Creators Workshop” yang berlangsung di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta, akhir pekan kemarin. Sekitar 200 peserta yang hadir juga berkesempatan menimba ilmu dari fotografer andal Tanah Air, yaitu Ardianto dan Sambodo. Nama pertama berbagi tentang ilmu fotografi panggung, sedangkan Sambodo bertutur fotografi landscape dan budaya.
Para pembicara juga berbagi pengalaman menggunakan EOS R, kamera mirrorless full-frame pertama dari Canon yang dibekali sensor CMOS 30,3 megapiksel, prosesor gambar DIGIC 8, dan teknologi Dual Pixel CMOS AF yang menghadirkan kecepatan fokus 0,05 detik.
“Fotografi tak hanya menjadi sekadar hobi, tapi juga merupakan profesi yang menjanjikan. Sebagai bagian dari industri kreatif, profesi fotografi terus tumbuh. Saat ini, wedding photography, stage photography dan landscape photography merupakan bidang fotografi yang banyak dibutuhkan,” kata Merry Harun, Canon Division Director, PT Datascrip, Senin (3/12/2018).
Dengan diselenggarakannya The EOS R Creators Workshop ini, pihaknya berharap peserta yang hadir dapat menambah pengetahuan dan kemampuannya dalam menghasilkan karya-karya fotografi berkualitas. "Terlebih dengan dukungan perangkat kamera yang canggih dari Canon,” kata Merry Harun.
Roberto Valenzuela, fotografer asal Amerika Serikat tercatat telah mendapatkan lebih dari 100 penghargaan internasional atas karya-karya fotografi wedding dan portait-nya. Dia masuk ke dalam 50 fotografer wedding top dunia oleh Junebug Wedding.
Roberto pun menjadi Ketua dan Juri Wedding and Portrait Photographers International (WPPI). Bukunya "Picture Perfect Practice" dan "Picture Perfect Posing" telah menjadi buku-buku pelatihan fotografi terlaris dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Selain sebagai fotografer profesional, Roberto memberikan seminar dan workshop fotografi tingkat internasional. Latar belakangnya sebagai seorang musisi memberikan keunikan tersendiri dalam perjalanannya mendalami fotografi.
Dalam workshop tersebut, dia mengatakan, kemampuan fotografi tidak muncul dengan sendirinya, namun perlu latihan dan belajar dari pengalaman. Menurutnya, kehadiran Canon EOS R menjadikan pekerjaannya lebih mudah dan membuka peluang-peluang kreatif baru yang tidak dapat dilakukannya sebelum menggunakan kamera ini.
Sementara, Ardianto yang memiliki spesialisasi fotografer konser dipercaya untuk mendokumentasi berbagai pertunjukan musik, baik artis lokal hingga mancanegara, seperti Iwan Fals, Tulus, Raisa, Metallica, Katy Perry, hingga terakhir Guns N’ Roses. “Fotografi panggung membutuhkan peralatan fotografi yang mumpuni, mulai dari kecepatan dan ketepatan fokus, kemampuan menangkap gambar dalam kondisi minim cahaya, hingga teknologi nirkabel, dan ini ada semua di kamera EOS R,” tuturnya.
Bagi Sambodo, kecintaannya dengan alam sejalan dengan hobi fotografinya. Sambodo sering mengadakan perjalanan fotografi ke berbagai tempat di dalam dan luar negeri. Bahkan sampai tujuh kali ke Nepal untuk memotret landscape Himalaya.
Pada kesempatan ini, Sambodo membagikan pengalamannya bagaimana teknologi dan kemampuan Canon EOS R membantunya mengambil gambar dan momen terbaik saat berburu foto budaya dan landscape di lingkungan yang paling menantang sekalipun.
Roberto Valenzuela didatangkan untuk mengisi acara “The EOS R Creators Workshop” yang berlangsung di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta, akhir pekan kemarin. Sekitar 200 peserta yang hadir juga berkesempatan menimba ilmu dari fotografer andal Tanah Air, yaitu Ardianto dan Sambodo. Nama pertama berbagi tentang ilmu fotografi panggung, sedangkan Sambodo bertutur fotografi landscape dan budaya.
Para pembicara juga berbagi pengalaman menggunakan EOS R, kamera mirrorless full-frame pertama dari Canon yang dibekali sensor CMOS 30,3 megapiksel, prosesor gambar DIGIC 8, dan teknologi Dual Pixel CMOS AF yang menghadirkan kecepatan fokus 0,05 detik.
“Fotografi tak hanya menjadi sekadar hobi, tapi juga merupakan profesi yang menjanjikan. Sebagai bagian dari industri kreatif, profesi fotografi terus tumbuh. Saat ini, wedding photography, stage photography dan landscape photography merupakan bidang fotografi yang banyak dibutuhkan,” kata Merry Harun, Canon Division Director, PT Datascrip, Senin (3/12/2018).
Dengan diselenggarakannya The EOS R Creators Workshop ini, pihaknya berharap peserta yang hadir dapat menambah pengetahuan dan kemampuannya dalam menghasilkan karya-karya fotografi berkualitas. "Terlebih dengan dukungan perangkat kamera yang canggih dari Canon,” kata Merry Harun.
Roberto Valenzuela, fotografer asal Amerika Serikat tercatat telah mendapatkan lebih dari 100 penghargaan internasional atas karya-karya fotografi wedding dan portait-nya. Dia masuk ke dalam 50 fotografer wedding top dunia oleh Junebug Wedding.
Roberto pun menjadi Ketua dan Juri Wedding and Portrait Photographers International (WPPI). Bukunya "Picture Perfect Practice" dan "Picture Perfect Posing" telah menjadi buku-buku pelatihan fotografi terlaris dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Selain sebagai fotografer profesional, Roberto memberikan seminar dan workshop fotografi tingkat internasional. Latar belakangnya sebagai seorang musisi memberikan keunikan tersendiri dalam perjalanannya mendalami fotografi.
Dalam workshop tersebut, dia mengatakan, kemampuan fotografi tidak muncul dengan sendirinya, namun perlu latihan dan belajar dari pengalaman. Menurutnya, kehadiran Canon EOS R menjadikan pekerjaannya lebih mudah dan membuka peluang-peluang kreatif baru yang tidak dapat dilakukannya sebelum menggunakan kamera ini.
Sementara, Ardianto yang memiliki spesialisasi fotografer konser dipercaya untuk mendokumentasi berbagai pertunjukan musik, baik artis lokal hingga mancanegara, seperti Iwan Fals, Tulus, Raisa, Metallica, Katy Perry, hingga terakhir Guns N’ Roses. “Fotografi panggung membutuhkan peralatan fotografi yang mumpuni, mulai dari kecepatan dan ketepatan fokus, kemampuan menangkap gambar dalam kondisi minim cahaya, hingga teknologi nirkabel, dan ini ada semua di kamera EOS R,” tuturnya.
Bagi Sambodo, kecintaannya dengan alam sejalan dengan hobi fotografinya. Sambodo sering mengadakan perjalanan fotografi ke berbagai tempat di dalam dan luar negeri. Bahkan sampai tujuh kali ke Nepal untuk memotret landscape Himalaya.
Pada kesempatan ini, Sambodo membagikan pengalamannya bagaimana teknologi dan kemampuan Canon EOS R membantunya mengambil gambar dan momen terbaik saat berburu foto budaya dan landscape di lingkungan yang paling menantang sekalipun.
(mim)