95 Persen Anak Indonesia Terpapar Pornografi

Sabtu, 24 November 2018 - 22:03 WIB
95 Persen Anak Indonesia Terpapar Pornografi
95 Persen Anak Indonesia Terpapar Pornografi
A A A
JAKARTA - Penggunaan gadget pada anak rupanya harus benar-benar diperhatikan orang tua. Pasalnya dalam gadget, anak bisa saja menemukan konten-konten yang seharusnya tidak mereka lihat, misalnya pornografi.

Pendiri Yayasan SEJIWA, Diena Haryana mengatakan hampir 95 persen anak Indonesia terpapar pornografi, bahkan sudah masuk dalam tingkat adiksi atau kecanduan.

"Ini salah satu hasil research yang menggalaukan saya, ada 95 % anak Indonesia terpapar bahkan sampai tahap adiksi pornografi," ujarnya saat mengisi sesi digitalk di Siberkreasi Netizen Fair 2018, Sabtu (24/11/2018)

Riset yang mengambil sampel 6000 anak setingkat sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama di tiga kota yaitu Jakarta, Jogja, dan Aceh, dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2017.

Selain itu, jelas Diena, kecanduan pornografi efeknya lebih parah dibandingkan narkoba. Karena ada kerusakan pada prefrontal cortex (pfc) yang jauh lebih banyak dibanding dengan kecanduan narkoba.

"Kalau narkoba merusak di tiga bagian otak, nah kalau sudah kena pornografi ada lima bagian otak yang rusak," tambahnya.

Pada anak yang terpapar pornografi mereka akan membutuh itu terus menerus, karena menurut Diena ada hormon yang bernama Dopamin yang bisa membuat bahagia berlebihan jika sedang menonton konten tersebut.

Satu hal yang dibutuhkan adalah kontor orang tua terhadap gadget pada anak, selain itu menurut Publik Figur, Poppy Bunga, yang terpenting bagi orang tua yaitu mereka bisa menjadi partner sekaligus teman bagi anaknya,

"Ketika anak cukup di rumah, dia nggak akan main gadget, apalagi sampai cari teman yang ngga bener," ujarnya.

Senada dengan Poppy, Diena, juga mengatakan hal serupa. Selain itu Diena berpesan untuk anak-anak untuk tidak membawa gadget ke dua tempat di dalam rumah, yaitu di kamar tidur dan ruang keluarga.

"Kalau masuk kamar tidur, saya pesan jangan bawa gawai, kamar harus menjadi tempat yg bebas dari gawai, selain itu free screen zone area lain adalah ruang makan tempat kita berkoneksi dengan keluarga," pungkasnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6695 seconds (0.1#10.140)