Tolak Penjual Curang, Asosiasi E-Commerce Bikin Aturan Main Flash Sale
A
A
A
JAKARTA - Berbelanja online kini sudah menjadi tren bagi konsumen Indonesia. Aktivitas tersebut akan semakin meningkat pada kesempatan pesta diskon yang sering dilakukan e-commerce.
Tingginya trafik saat momen pesta diskon ini membuat sering memancing terjadinya kecurangan, baik yang dilakukan oleh penjual atau perusahaan e-commerce itu sendiri.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Ignatius Untung, tidak menampik, setiap ada kesempatan berjualan pasti ada kesempatan untuk menipu. "Selalu begitu, itu tidak bisa kita pungkiri," kata Ignatius saat ditemui di Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Dia pun mengimbau kepada para e-commerce untuk bermain bersih. Sebab jika perusahaan itu melakukan kecurangan, bukan hanya merusak nama baik dirinya sendiri tapi juga merusak kepercayaan dari masyarakat terhadap e-commerce.
Terkait masalah ini, idEA sedang menggodok aturan main untuk metode flash sale yang sering dilakukan e-commerce. "Kami sedang berbicara dengan beberapa kementerian, termasuk Kemendag (Kementerian Perdagangan), KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha), prosesnya nggak pendek ya, prosesnya panjang tapi kami sudah mulai," ungkap Ignatius.
Hal yang akan diatur antara lain, sebut dia, boleh diadakan diskon tapi tidak boleh terlalu jual rugi. Ditakutkan jika jual rugi hanya beradu kuat antarpemilik modal besar.
"Yang uangnya enggak banyak enggak dapet transaksi, lalu setelah mereka mati, begitu mati subsidi di cabut lalu market di monopoli. Prioritasnya itu sih," tutupnya.
Sekadar informasi dalam waktu dekat ini, tepatnya tanggal 11 bulan 11 akan ada pesta diskon bertajuk single day. Sedangkan pada 12 Desember nanti akan ada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
Tingginya trafik saat momen pesta diskon ini membuat sering memancing terjadinya kecurangan, baik yang dilakukan oleh penjual atau perusahaan e-commerce itu sendiri.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Ignatius Untung, tidak menampik, setiap ada kesempatan berjualan pasti ada kesempatan untuk menipu. "Selalu begitu, itu tidak bisa kita pungkiri," kata Ignatius saat ditemui di Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Dia pun mengimbau kepada para e-commerce untuk bermain bersih. Sebab jika perusahaan itu melakukan kecurangan, bukan hanya merusak nama baik dirinya sendiri tapi juga merusak kepercayaan dari masyarakat terhadap e-commerce.
Terkait masalah ini, idEA sedang menggodok aturan main untuk metode flash sale yang sering dilakukan e-commerce. "Kami sedang berbicara dengan beberapa kementerian, termasuk Kemendag (Kementerian Perdagangan), KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha), prosesnya nggak pendek ya, prosesnya panjang tapi kami sudah mulai," ungkap Ignatius.
Hal yang akan diatur antara lain, sebut dia, boleh diadakan diskon tapi tidak boleh terlalu jual rugi. Ditakutkan jika jual rugi hanya beradu kuat antarpemilik modal besar.
"Yang uangnya enggak banyak enggak dapet transaksi, lalu setelah mereka mati, begitu mati subsidi di cabut lalu market di monopoli. Prioritasnya itu sih," tutupnya.
Sekadar informasi dalam waktu dekat ini, tepatnya tanggal 11 bulan 11 akan ada pesta diskon bertajuk single day. Sedangkan pada 12 Desember nanti akan ada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
(mim)