Gelar Turnamen eSport, Acer Ngaku Brand Awareness Terdongkrak 900%
Selasa, 30 Oktober 2018 - 20:25 WIB
Gelar Turnamen eSport, Acer Ngaku Brand Awareness Terdongkrak 900%
A
A
A
JAKARTA - Acer baru saja melaksanakan kick off turnamen eSport internasional yang bertajuk Asia Pasific (APAC) Predator League 2019. Turnamen ini merupakan gelaran kedua setelah sukses pada perhelatan di 2018.
Mereka menyatakan kesuksesan di 2018 mendongkrak kesadaran merek Predator secara signifikan. "Acara tahun 2018 itu sangat sukses, bahkan awareness terhadap brand Predator sendiri meningkat tinggi hingga 900%," ungkap Herbert Ang, President Director Acer Indonesia di Jakarta, Selasa (30/10/2018).
Namun dia menegaskan PAC Predator League bukan semata-mata diadakan karena kepentingan bisnis saja. "Adanya kompetisi eSport ini, bukan untuk bisnis. Tetapi mendukung eSport Indonesia dan mendukung talenta dari sisi gaming,” klaim Herbert.
Berdasarkan data Statista, pendapatan global dari pasar game pada tahun 2018 sebesar USD137,9 miliar. Atau tumbuh 13% dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan wilayah, Asia Pasifik masih menjadi pasar game terbesar dengan pendapatan mencapai USD71,4 miliar pada 2018. Ini artinya tumbuh 16,8% secara year-on-year.
Dengan potensi pasar seperti Indonesia dan India, Asia Pasifik adalah rumah bagi pasar game yang tumbuh paling cepat secara global. Jika pada 2018 APAC Predator League hanya ada satu game yang dilombakan, maka di tahun 2019 menjadi dua yaitu DOTA 2 dan PUBG.
Salah satu pertimbangan penambahan game PUBG karena game ini menjadi salah satu judul permainan terbesar di dunia. Bahkan jumlah pemain lebih dari 400 juta orang di semua platform dan lebih dari 50 juta eksemplar yang terjual.
Mereka menyatakan kesuksesan di 2018 mendongkrak kesadaran merek Predator secara signifikan. "Acara tahun 2018 itu sangat sukses, bahkan awareness terhadap brand Predator sendiri meningkat tinggi hingga 900%," ungkap Herbert Ang, President Director Acer Indonesia di Jakarta, Selasa (30/10/2018).
Namun dia menegaskan PAC Predator League bukan semata-mata diadakan karena kepentingan bisnis saja. "Adanya kompetisi eSport ini, bukan untuk bisnis. Tetapi mendukung eSport Indonesia dan mendukung talenta dari sisi gaming,” klaim Herbert.
Berdasarkan data Statista, pendapatan global dari pasar game pada tahun 2018 sebesar USD137,9 miliar. Atau tumbuh 13% dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan wilayah, Asia Pasifik masih menjadi pasar game terbesar dengan pendapatan mencapai USD71,4 miliar pada 2018. Ini artinya tumbuh 16,8% secara year-on-year.
Dengan potensi pasar seperti Indonesia dan India, Asia Pasifik adalah rumah bagi pasar game yang tumbuh paling cepat secara global. Jika pada 2018 APAC Predator League hanya ada satu game yang dilombakan, maka di tahun 2019 menjadi dua yaitu DOTA 2 dan PUBG.
Salah satu pertimbangan penambahan game PUBG karena game ini menjadi salah satu judul permainan terbesar di dunia. Bahkan jumlah pemain lebih dari 400 juta orang di semua platform dan lebih dari 50 juta eksemplar yang terjual.
(mim)
