Pencurian Data, Investor Ingin Kudeta Zuckerberg sebagai Chairman
A
A
A
MENLO PARK - Tahun ini Facebook masih akrab dengan kasus pencurian data akun penggunanya. Belum lama ini tersiar kabar data pribadi 14 juta pengguna yang dicuri oleh peretas.
Data yang diretas termasuk nama pengguna, jenis kelamin, status hubungan, agama, tanggal lahir, jenis perangkat yang digunakan untuk mengakses Facebook, situs web, orang atau halaman yang mereka ikuti, dan masih banyak lagi. Kejadian ini dianggap dianggap sebagai potret buram jaringan sosial.
Menyitat Reuters, laman Phone Arena, Kamis (18/10/2018) menyebutkan, tahun 2018 menjadi masa yang buruk bagi pengamanan data pengguna raksasa media sosial tersebut. Hal itu dimulai dari skandal Cambridge Analytica yang menggunakan data pribadi 87 juta pengguna Facebook tanpa izin hingga dugaan kebocoran lainnya.
Facebook tampaknya tidak dapat mengatur "keamanan" rumahnya. Dan kesalahan itu ditempatkan pada salah satu pendiri, Ketua (Chairman), dan CEO, Mark Zuckerberg. Reuters mengungkapkan, empat investor institusi di Facebook mencari cara agar Zuckerberg bisa digantikan oleh seorang chairman independen. Proposal serupa dikalahkan oleh pemegang saham pada 2017 lalu.
Pengajuan yang meminta pemungutan suara untuk mengkudeta Zuckerberg dibuat kepada Dewan Facebook oleh Bendahara Negara Illinois, Rhode Island, dan Pennsylvania, yang bersama-sama menjalankan dana pensiun negara dengan kepemilikan di Facebook. Bergabung dengan mereka adalah New York City Comptroller, Scott Stringer. Jika Dewan mengizinkannya, pemegang saham akan memberikan suara pada masalah ini dan dapat menyerahkan suara mereka sampai tanggal rapat pemegang saham tahunan perusahaan pada Mei mendatang.
"Dengan seorang chairman independen di Facebook, mungkin ada lebih sedikit masalah ini (kebocoran data pengguna) dan kurang dari penurunan harga saham," ungkap Michael Frerichs, Bendahara Negara Illinois.
Harga penutupan Facebook pada hari Rabu waktu setempat USD159,42 atau turun 10% dari sebelumnya. Saham benar-benar pulih dari skandal Cambridge Analytica dan dua penampilan Zuckerberg sebelum Kongres untuk mencatat nilai saham tertinggi baru di level USD217,50 pada bulan Juli. Namun sejak saat itu nilai saham terus turun lumayan tinggi yakni 26,7%.
Sayangnya setiap suara untuk mendongkel Zuckerberg sebagai Chairman Facebook "ditakdirkan" untuk kalah. Dengan mayoritas saham perusahaan di kantong yang bersangkutan, maka dia tidak dapat dilengserkan dari kursinya.
Pengajuan perusahaan awal tahun ini menunjukkan bahwa Zuckerberg memiliki 60% hak suara Facebook. "Ini akan memungkinkan kita untuk memaksa percakapan pada pertemuan tahunan, dan dari sekarang hingga kemudian di pengadilan opini publik," kata Bendahara Negara Bagian Rhode Island, Seth Magaziner.
Bagaimana respons Facebook? Seorang juru bicara Facebook menolak berkomentar atas masalah tersebut.
Data yang diretas termasuk nama pengguna, jenis kelamin, status hubungan, agama, tanggal lahir, jenis perangkat yang digunakan untuk mengakses Facebook, situs web, orang atau halaman yang mereka ikuti, dan masih banyak lagi. Kejadian ini dianggap dianggap sebagai potret buram jaringan sosial.
Menyitat Reuters, laman Phone Arena, Kamis (18/10/2018) menyebutkan, tahun 2018 menjadi masa yang buruk bagi pengamanan data pengguna raksasa media sosial tersebut. Hal itu dimulai dari skandal Cambridge Analytica yang menggunakan data pribadi 87 juta pengguna Facebook tanpa izin hingga dugaan kebocoran lainnya.
Facebook tampaknya tidak dapat mengatur "keamanan" rumahnya. Dan kesalahan itu ditempatkan pada salah satu pendiri, Ketua (Chairman), dan CEO, Mark Zuckerberg. Reuters mengungkapkan, empat investor institusi di Facebook mencari cara agar Zuckerberg bisa digantikan oleh seorang chairman independen. Proposal serupa dikalahkan oleh pemegang saham pada 2017 lalu.
Pengajuan yang meminta pemungutan suara untuk mengkudeta Zuckerberg dibuat kepada Dewan Facebook oleh Bendahara Negara Illinois, Rhode Island, dan Pennsylvania, yang bersama-sama menjalankan dana pensiun negara dengan kepemilikan di Facebook. Bergabung dengan mereka adalah New York City Comptroller, Scott Stringer. Jika Dewan mengizinkannya, pemegang saham akan memberikan suara pada masalah ini dan dapat menyerahkan suara mereka sampai tanggal rapat pemegang saham tahunan perusahaan pada Mei mendatang.
"Dengan seorang chairman independen di Facebook, mungkin ada lebih sedikit masalah ini (kebocoran data pengguna) dan kurang dari penurunan harga saham," ungkap Michael Frerichs, Bendahara Negara Illinois.
Harga penutupan Facebook pada hari Rabu waktu setempat USD159,42 atau turun 10% dari sebelumnya. Saham benar-benar pulih dari skandal Cambridge Analytica dan dua penampilan Zuckerberg sebelum Kongres untuk mencatat nilai saham tertinggi baru di level USD217,50 pada bulan Juli. Namun sejak saat itu nilai saham terus turun lumayan tinggi yakni 26,7%.
Sayangnya setiap suara untuk mendongkel Zuckerberg sebagai Chairman Facebook "ditakdirkan" untuk kalah. Dengan mayoritas saham perusahaan di kantong yang bersangkutan, maka dia tidak dapat dilengserkan dari kursinya.
Pengajuan perusahaan awal tahun ini menunjukkan bahwa Zuckerberg memiliki 60% hak suara Facebook. "Ini akan memungkinkan kita untuk memaksa percakapan pada pertemuan tahunan, dan dari sekarang hingga kemudian di pengadilan opini publik," kata Bendahara Negara Bagian Rhode Island, Seth Magaziner.
Bagaimana respons Facebook? Seorang juru bicara Facebook menolak berkomentar atas masalah tersebut.
(mim)