Gobi-Agung Fund Ingin Bantu Startup Jadi Unicorn Baru di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Setelah menggarap Filipina, perusahaan modal ventura regional Gobi Partners kini melirik Indonesia dengan meluncurkan dana investasi tahap awalnya di sini. Dana investasi yang dinamakan Gobi-Agung ini memiliki ukuran modal sebesar USD10 juta dan akan mencairkan pendanaan dengan nilai hingga USD1 juta per investasi.Gobi telah menunjuk Arya Masagung sebagai penanggung jawab dana investasi tersebut. Dia bergabung dengan Gobi pada 2018 untuk mengawasi strategi investasi tahap awal mereka di Asia Tenggara, dengan fokus utama di pasar Indonesia.
Sebelumnya, Arya adalah salah satu pendiri Ebby, startup Silicon Valley yang menyediakan layanan transportasi korporat. Yang bersangkutan juga seorang eksekutif pengembangan bisnis di Verlocal, marketplace hyperlocal.Sebelum menjelajah ke dunia startup, Arya sudah terlatih dengan baik dalam bisnis keluarganya, yang menjangkau industri media dan ritel di Indonesia. Berbicara tentang dana investasi baru ini, Arya mengatakan, Indonesia sedang berada di tengah pertumbuhan yang cepat.“Negara ini bukan lagi sebatas pasar lokal, tapi kami percaya bahwa Indonesia sudah menjadi pasar internasional. Lihat saja Asia Tenggara hari ini, dan kita akan menemukan bahwa sebagian besar unicorn adalah perusahaan Indonesia. Dengan pengalaman Gobi sebagai pemain regional, kami berada di posisi unik untuk menjadi jembatan bagi startup di wilayah ini,” ujarnya, Rabu (17/10/2018).
Dengan berinvestasi di kedua sisi, yaitu perusahaan yang ingin masuk ke Indonesia dan perusahaan Indonesia yang ingin keluar, pihaknya dapat memaksimalkan potensi ekosistem regional. Sekaligus menciptakan nilai tambah untuk perusahaan-perusahaan ini. “Kami yakin dapat menunggangi gelombang pasang ekonomi Indonesia menggunakan strategi ini,” ucapnya yakin.Secara kolektif, Agung dan Core Funds adalah komponen kunci dari strategi keseluruhan Gobi untuk ASEAN. Kedua sarana investasi ini dimaksudkan sebagai dana tahap pencarian awal bagi perusahaan dan akan didukung oleh Gobi’s Meranti ASEAN Growth Fund.
“Sekarang kami dapat bekerja sama lebih awal dengan para entrepreneur dan membangun hubungan yang lebih dalam di ekosistem startup lokal. Pada saat yang sama, kami dapat membawa pendanaan lanjutan, serta sumber daya dan jaringan Gobi yang lebih luas. Yang terpenting, kami dapat membagikan beberapa pelajaran yang telah kami pelajari,” kata Kay Mok Ku, Managing Partner Gobi untuk ASEAN.Hingga saat ini, Agung Fund telah melakukan investasi pertamanya di Fastwork, sebuah platform jasa freelance yang bermarkas di Indonesia. Didirikan pada 2015 oleh sekelompok insinyur dan entrepreneur dari Silicon Valley dan New York. "Fastwork adalah salah satu platform freelancing profesional terbesar di Asia Tenggara (berdasarkan jumlah pengguna dan proyek yang diselesaikan). Perusahaan ini telah tumbuh 1.100% dalam pendapatan sejak Desember 2017. Bahkan saat ini mempekerjakan lebih dari 50 orang di Indonesia dan Thailand," pungkasnya.
Sebelumnya, Arya adalah salah satu pendiri Ebby, startup Silicon Valley yang menyediakan layanan transportasi korporat. Yang bersangkutan juga seorang eksekutif pengembangan bisnis di Verlocal, marketplace hyperlocal.Sebelum menjelajah ke dunia startup, Arya sudah terlatih dengan baik dalam bisnis keluarganya, yang menjangkau industri media dan ritel di Indonesia. Berbicara tentang dana investasi baru ini, Arya mengatakan, Indonesia sedang berada di tengah pertumbuhan yang cepat.“Negara ini bukan lagi sebatas pasar lokal, tapi kami percaya bahwa Indonesia sudah menjadi pasar internasional. Lihat saja Asia Tenggara hari ini, dan kita akan menemukan bahwa sebagian besar unicorn adalah perusahaan Indonesia. Dengan pengalaman Gobi sebagai pemain regional, kami berada di posisi unik untuk menjadi jembatan bagi startup di wilayah ini,” ujarnya, Rabu (17/10/2018).
Dengan berinvestasi di kedua sisi, yaitu perusahaan yang ingin masuk ke Indonesia dan perusahaan Indonesia yang ingin keluar, pihaknya dapat memaksimalkan potensi ekosistem regional. Sekaligus menciptakan nilai tambah untuk perusahaan-perusahaan ini. “Kami yakin dapat menunggangi gelombang pasang ekonomi Indonesia menggunakan strategi ini,” ucapnya yakin.Secara kolektif, Agung dan Core Funds adalah komponen kunci dari strategi keseluruhan Gobi untuk ASEAN. Kedua sarana investasi ini dimaksudkan sebagai dana tahap pencarian awal bagi perusahaan dan akan didukung oleh Gobi’s Meranti ASEAN Growth Fund.
“Sekarang kami dapat bekerja sama lebih awal dengan para entrepreneur dan membangun hubungan yang lebih dalam di ekosistem startup lokal. Pada saat yang sama, kami dapat membawa pendanaan lanjutan, serta sumber daya dan jaringan Gobi yang lebih luas. Yang terpenting, kami dapat membagikan beberapa pelajaran yang telah kami pelajari,” kata Kay Mok Ku, Managing Partner Gobi untuk ASEAN.Hingga saat ini, Agung Fund telah melakukan investasi pertamanya di Fastwork, sebuah platform jasa freelance yang bermarkas di Indonesia. Didirikan pada 2015 oleh sekelompok insinyur dan entrepreneur dari Silicon Valley dan New York. "Fastwork adalah salah satu platform freelancing profesional terbesar di Asia Tenggara (berdasarkan jumlah pengguna dan proyek yang diselesaikan). Perusahaan ini telah tumbuh 1.100% dalam pendapatan sejak Desember 2017. Bahkan saat ini mempekerjakan lebih dari 50 orang di Indonesia dan Thailand," pungkasnya.
(mim)