NASA Pastikan Akan Mendekati Matahari Tanpa Meleleh

Senin, 23 Juli 2018 - 18:02 WIB
NASA Pastikan Akan Mendekati...
NASA Pastikan Akan Mendekati Matahari Tanpa Meleleh
A A A
NEW YORK - Dalam beberapa minggu kedepan, Badan Antartika Amerika Serikat (NASA) akan meluncurkan salah satu proyek paling ambisiusnya.

The Parker Solar Probe, akan menukik dan 'menyentuh' Matahari lebih dekat ke permukaan, yang belum pernah dicapai manusia sebelumnya.

Tiga orbit terdekat Parker akan membawanya 6,1 juta kilometer dari permukaan Matahari.

Walau terdengar jauh, jarak itu telah mencapai dalam atmosfer luar atau korona Matahari, di mana suhu mencapai jutaan derajat Kelvin.

Sebagai perbandingan, Venus memiliki permukaan bersuhu 733 Kelvin atau 460 derajat celcius cukup merusak peralatan elektronik dari wahana antariksa lain yang dikirim Rusia pada 1980-an.

Dilansir laman resmi NASA (22/7/2018) kunci perjalanan berani pesawat ruang angkasa adalah tiga terobosan utama yaitu, Perisai panas mutakhir, sistem pendinginan matahari, dan sistem manajemen kesalahan yang canggih.

Sistem pendinginan array surya memungkinkan panel surya untuk menghasilkan tenaga di bawah beban panas yang intens dari Matahari dan sistem manajemen kesalahan melindungi pesawat ruang angkasa selama periode waktu yang lama ketika pesawat ruang angkasa tidak dapat berkomunikasi dengan Bumi.

Parker juga memiliki pelindung panas berdiameter 2,4 meter dengna berat 72,5kilogram dari kedua papan komposit karbon yang telah dipanaskan dan sebuah inti foam-karbon berukuran 11,5 sentimeter.

Bagian yang menghadap matahari diwarnai dengan cat keramik putih untuk memantulkan cahaya matahari sebanyak mungkin. Dengan demikian, pelindung panas yang dimiliki oleh Parker hanya akan mencapai suhu 1.370 derajat Celsius.

Parker Solar Probe akan diluncurkan pada United Launch Alliance Delta IV Heavy dari Cape Canaveral Air Force Station di Florida, bulan Agustus mendatang dengan waktu peluncuran sekitar 4-6 pagi waktu setempat dan akan mengangkasa dalam jangka waktu sekitar dua minggu.

"Dengan mempelajari bintang, kami dapat belajar tidak hanya lebih banyak tentang Matahari," kata Thomas Zurbuchen, Administrator Asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA. "Kita juga bisa belajar lebih banyak tentang semua bintang lain di seluruh galaksi, alam semesta, dan bahkan awal kehidupan kita terbentuk."
(wbs)
Berita Terkait
Sindonews Update 19...
Sindonews Update 19 Sept 2020, Rusia dan Amerika Berebut Venus
NASA Berencana Suntik...
NASA Berencana Suntik Jutaan Ton Es ke Atmosfer untuk Melawan Perubahan Iklim
Berencana Jelajahi Mars,...
Berencana Jelajahi Mars, NASA Mulai Uji Coba Roket Baru
NASA Kembangkan Ventilator...
NASA Kembangkan Ventilator untuk Pasien COVID-19
Ilmuwan NASA Temukan...
Ilmuwan NASA Temukan Indikasi bahwa Parallel Universe Benar-Benar Ada
NASA Cari Orang yang...
NASA Cari Orang yang Mau Diisolasi di Pesawat Ruang Angkasa
Berita Terkini
5 Ikan Paling Beracun...
5 Ikan Paling Beracun di Dunia, Sekali Sentuh Nyawa Melayang!
12 jam yang lalu
Dari Tren Ghiblifying...
Dari Tren Ghiblifying hingga Gemini 2.5 Pro, Ini 4 Tren Teknologi Terpopuler di Lebaran 2025
12 jam yang lalu
Robot Humanoid China...
Robot Humanoid China bisa Gunting Rambut, Sambut Tamu Hotel, hingga Jualan Mobil
12 jam yang lalu
Bikin Status WhatsApp...
Bikin Status WhatsApp Makin Ekspresif dengan Musik! Ini Caranya!
18 jam yang lalu
Resmi! Ini Harga iPhone...
Resmi! Ini Harga iPhone 16 Series di Indonesia: Penantian Berakhir, Siap Preorder?
20 jam yang lalu
Fosil Nenek Moyang Manusia...
Fosil Nenek Moyang Manusia Berusia 1 Juta Tahun Ditemukan
1 hari yang lalu
Infografis
NATO Eropa Takut Trump...
NATO Eropa Takut Trump akan Hentikan Dukungan Senjata AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved