Drew Houston dan Arash Ferdowski Dropout Demi Dropbox

Selasa, 17 Juli 2018 - 09:03 WIB
Drew Houston dan Arash...
Drew Houston dan Arash Ferdowski Dropout Demi Dropbox
A A A
Dua pendiri Dropbox, Drew Houston dan Arash Ferdowski, mempunyai sejarah unik. Mereka “dipaksa” berkenalan karena investor awal Dropbox tidak ingin ada CEO tunggal.

Setelah lebih dari 10 tahun, kini Dropbox menjadi salah satu perusahaan personal cloud paling sukses di dunia. Drew Houston adalah pria yang cerdas. Pada usia 24 tahun, dia sudah punya ide gila. Ketika kecepatan internet jauh belum secepat sekarang, Drew sudah memiliki mimpi untuk membuat perusahaan cloud storage-nya menjadi kenyataan. Idenya itu menarik perhatian Y Combinator, salah satu perusahaan investasi paling bergengsi di Silicon Valley. Merekalah yang melihat ide Drew memiliki masa depan cerah.

Y Combinator berharap adanya partner bisnis bisa mencegah atau paling tidak meminimalkan hal tersebut. Argumen lainnya, perusahaan baru cenderung lebih bisa sukses jika memiliki lebih dari satu pendiri (founder ).

Sebab, ada lebih dari satu orang yang mengambil keputusan, juga mampu berbagai tugas untuk meringankan pekerjaan. Masalahnya, Drew saat itu hanya seorang diri dan tidak satu pun temannya mau bergabung di bisnisnya. Padahal, dia butuh waktu dua pekan untuk mencari rekan kerja dan menjadi co-founder-nya.

Dihadapkan pada masalah itu, Drew memiliki analogi yang unik untuk menggambarkannya. “Rasanya seperti mendapatkan email bahwa Anda masuk ke universitas favorit Anda, tapi dalam beberapa minggu ke depan Anda harus sudah menikah, tidak hanya berpacaran,” katanya.

Dalam waktu yang supersingkat itu, Drew akhirnya berhasil mengontak kenalan temannya. Dia tidak kenal orang itu. Dia adalah Arash Ferdowski, berusia 22 tahun. Statusnya mahasiswa di kampus yang sama, hanya dua tahun lebih muda. Dalam chatting yang berlangsung selama dua jam, Drew meyakinkan Arash untuk ikut dengannya di Dropbox, kalau perlu berhenti kuliah. Itu adalah 11 tahun lalu.

Sekarang perusahaan perintis asal San Francisco itu memiliki valuasi lebih dari USD12 miliar. Adapun kekayaan Drew mencapai USD3 miliar, sedangkan Ferdowski USD1,3 miliar. Ini tentu prestasi luar biasa. Selama perjalanannya, Dropbox acap disebut tidak akan sukses. Bahkan, mendiang Steve Jobs pernah berniat untuk “menghancurkan” Dropbox karena menyaingi layanan iCloud milik Apple.

Dari Mulut ke Mulut

Inspirasi bisnis bisa datang dari mana saja. Bagi Drew, inspirasi itu datang dari sebuah bus dari Boston ke New York pada akhir 2006. Sebagai lulusan Massachusetts Institute of Technology [MIT), di perjalanan itu dia sedang mencari ide untuk usaha bisnis. Saat itulah dia melupakan kartu memori yang memuat semua file penting miliknya.

“Kesal sekali, karena saya orangnya pelupa. Memor y card itu hal yang paling sering terlupakan. Saya tidak ingin hal itu terjadi lagi. Maka itu, saya melakukan coding untuk mencari solusi. Solusi seperti apa, saya juga tidak tahu,” katanya. Hasil coding itu ternyata menjadi awal ide Dropbox, yakni solusi penyimpanan di awan (internet), di mana pengguna dapat mengaksesnya di mana saja dan kapan saja.

Dalam dua pekan kemudian, Drew sudah membuat purwarupa dan nama. Beberapa bulan kemudian, Y Combinator mengaku tertarik. Lalu, Drew kembali ke MIT untuk bertemu Ferdowski yang saat itu sedang mempelajari Teknik Elektro dan Teknik Komputer. “Kami bertemu di kampus selama beberapa jam. Setelah itu, Arash langsung bertekad dropout dari kampus pekan depannya,” ujar Drew.

Jika dilihat lagi, Drew mengaku, langkah Arash memang nekat. “Saya yakin orang tuanya tentu memiliki rencana berbeda, ingin Arash lulus kuliah,” ucapnya. “Tapi, Arash sudah terlalu bersemangat. Padahal, kami berdua juga tidak tahu ke depannya seperti apa,” tutur dia. Pindah ke Kantor Y Combinator di Silicon Valley, Dropbox akhirnya diluncurkan pada 2008.

Untuk menggamit konsumen pertama, Dropbox membuat video promosi dan memostingnya di website seperti Reddit dan Slashdot. Tujuannya agar influencer di sektor teknologi mulai menggunakan layanan tersebut sehingga dapat memberikan testimoni positif terhadap Dropbox. Dengan begitu, Dropbox bisa tumbuh lewat promosi dari mulut ke mulut. Langkah tersebut ternyata sukses.

Ada 5.000 orang waiting list untuk mendaftar. Dalam beberapa hari, jumlah pendaftar di Dropbox mencapai 75.000, lalu terus bertambah menjadi 100.000 dan 200.000 hanya dalam 10 hari. Jumlah pengguna Dropbox terus meroket. Lalu, Drew memberikan skema promosi berupa insentif.

Pengguna Dropbox terdaftar yang bisa menarik temannya untuk dapat menggunakan akun Dropbox bisa mendapatkan tambahan penyimpanan cloud secara gratis, begitu seterusnya. Lagi-lagi, cara tersebut sangat efektif. Pendaftar Dropbox akhirnya mencapai angka jutaan sampaisampai pertumbuhan Dropbox menarik perhatian mendiang Steve Jobs.

Dia mengaku tertarik dan mengaku ingin membeli Dropbox. Pada 2011, Jobs menawar Dropbox. Tetapi, tawaran tersebut ditolak Drew. Drew mengaku tidak ingin berbicara banyak soal ini. Yang jelas, rupanya Jobs tidak menerima bahwa ada “bocah kemarin sore” menolak tawarannya. Bahkan, karena sakit hati itu, Jobs mengatakan akan “menghancurkan” Dropbox. Pada 2011 itu pula, Jobs meluncurkan layanan cloud mereka sendiri, yakni iCloud. Tetapi, iCloud ternyata tidak bisa meredam pertumbuhan Dropbox.

Saat ini Dropbox memiliki lebih dari 500 juta pendaftar. Sekitar 11,5 juta di antaranya membayar biaya tahunan untuk kapasitas penyimpanan yang lebih besar. Dropbox memang gratis, tapi ukurannya terbatas. Selain itu, ada juga 3.000 perusahaan yang mendaftar untuk menggunakan layanan Dropbox.

Pada awal tahun ini, akhirnya Dropbox resmi melantai di bursa saham New York. Kapitalisasi pasarnya mencapai USD12 miliar. Pendapatan per tahun Dropbox sudah lebih dari USD1 miliar dengan karyawan yang hanya 1.000 orang di seluruh dunia.

Analis teknologi Ben Wood dari CCS Insight mengatakan, ada beberapa alasan mengapa Dropbox bisa sukses. Selain mudah digunakan, kemampuan Dropbox untuk menyinkronisasi dan menyimpan file berupa foto, video, dan file besar lainnya masih sangat sulit untuk disaingi. Saat ini Drew dan Ferdowski mengaku masih tetap bekerja sama untuk membesarkan Dropbox.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1223 seconds (0.1#10.140)