Penjualan Turun, HTC Pecat 1.500 Karyawan di Seluruh Dunia
A
A
A
TAIPE - Ketatnya persaingan di industri smartphone, ditambah pelambatan pasar global memaksa HTC memecat 1.500 karyawannya di Taiwan dan kantor cabang globalnya.
Dikutip dari laman Reuters, Phone Arena, Selasa (3/7/2018), menyebutkan HTC akan memangkas jumlah pekerja manufakturnya. Artinya perusahaan asal Taiwan itu melepaskan seperempat dari karyawannya di seluruh dunia.
Smartphone terbaru yang dirilis oleh perusahaan, yakni HTC U12+, ternyata tidak menghasilkan penjualan yang diharapkan sebagai model andalan. Dalam beberapa tahun terakhir, HTC memang terlihat telah kehilangan arah dalam pengembangan smartphone. Tahun lalu, mereka menerima suntikan modal yang sangat dibutuhkan sebesar USD1,1 miliar dari Google dengan imbalan 2.000 insinyur handset-nya sekarang bekerja untuk raksasa mesin pencarian tersebut. Penjualan pun menurun 55,5% dan 46,7% masing-masing pada bulan April dan Maret.
Pada tahun-tahun sebelumnya, HTC sempat memiliki pangsa pasar global sebanyak 10% dengan menghasilkan beberapa handset paling menarik dalam bisnis seluler. Misalnya, HTC Touch Diamond, Sony Ericsson Xperia X1, T-Mobile G1, Nexus One, dan HTC One (M7). Namun belakangan ini, pabrikan merasa sudah tidak mampu bersaing dengan produsen handset Android lainnya seperti Samsung dan Huawei.
HTC mengatakan, PHK adalah bagian dari langkah untuk menyatukan smartphone dan bisnis VR di bawah eksekutif puncak yang sama di setiap wilayah di mana bisnis digelar. Perusahaan berjanji akan menyelesaikan PHK pada akhir September.
"Hari ini HTC mengumumkan rencana untuk mengoptimalkan organisasi manufaktur di Taiwan. Rencana ini akan memungkinkan manajemen sumber daya yang lebih efektif dan fleksibel," bunyi pernyataan resmi HTC.
Dikutip dari laman Reuters, Phone Arena, Selasa (3/7/2018), menyebutkan HTC akan memangkas jumlah pekerja manufakturnya. Artinya perusahaan asal Taiwan itu melepaskan seperempat dari karyawannya di seluruh dunia.
Smartphone terbaru yang dirilis oleh perusahaan, yakni HTC U12+, ternyata tidak menghasilkan penjualan yang diharapkan sebagai model andalan. Dalam beberapa tahun terakhir, HTC memang terlihat telah kehilangan arah dalam pengembangan smartphone. Tahun lalu, mereka menerima suntikan modal yang sangat dibutuhkan sebesar USD1,1 miliar dari Google dengan imbalan 2.000 insinyur handset-nya sekarang bekerja untuk raksasa mesin pencarian tersebut. Penjualan pun menurun 55,5% dan 46,7% masing-masing pada bulan April dan Maret.
Pada tahun-tahun sebelumnya, HTC sempat memiliki pangsa pasar global sebanyak 10% dengan menghasilkan beberapa handset paling menarik dalam bisnis seluler. Misalnya, HTC Touch Diamond, Sony Ericsson Xperia X1, T-Mobile G1, Nexus One, dan HTC One (M7). Namun belakangan ini, pabrikan merasa sudah tidak mampu bersaing dengan produsen handset Android lainnya seperti Samsung dan Huawei.
HTC mengatakan, PHK adalah bagian dari langkah untuk menyatukan smartphone dan bisnis VR di bawah eksekutif puncak yang sama di setiap wilayah di mana bisnis digelar. Perusahaan berjanji akan menyelesaikan PHK pada akhir September.
"Hari ini HTC mengumumkan rencana untuk mengoptimalkan organisasi manufaktur di Taiwan. Rencana ini akan memungkinkan manajemen sumber daya yang lebih efektif dan fleksibel," bunyi pernyataan resmi HTC.
(mim)