Jadi Rebutan Pebisnis Asing, Startup Big Data Dalam Negeri Minim

Senin, 04 Juni 2018 - 13:50 WIB
Jadi Rebutan Pebisnis...
Jadi Rebutan Pebisnis Asing, Startup Big Data Dalam Negeri Minim
A A A
BANDUNG - Startup dalam negeri yang bergerak pada bidang big data masih sangat minim. Padahal populasi penduduk Indonesia yang cukup tinggi berpeluang menjadi market rebutan startup dunia.

Chief Digital Startup, E-commerce, & Fintech (CDEF) Sharing Vision, Nur Javad Islami mengatakan, era big data kian intens di Indonesia. Big Data sangat berguna meningkatkan traffic dari toko online, meningkatkan penghasilan, efektivitas promosi, event, bahkan manajemen operasi perusahaan.

“Sayangnya masih belum banyak startup yang bergerak dibidang big data. Di Indonesia masih sangat minim. Kalau peluang ini tidak diambil, kita hanya akan jadi penonton data kita diolah startup asing,” ungkap Nur Javad di Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (5/6/2018).

Padahal melihat kondisi global, lanjut dia, di Indonesia tidak kalah dari sisi big data. Sebanyak 59% perusahaan besar di Indonesia telah mengadopsi big data. "Tidak satupun yang meragukan keberhasilan big data dan 80% perusahaan besar percaya big data dapat diimplementasikan sesuai keinginan dan target,” tambahnya.

Menurut Nur Javad, melalui big data dapat dianalisis menggunakan teknik Customer Behavior, Customer View, Credit Scoring, Fraud Analysis, Brand Monitoring, Loyalty & Promotion Analysis. Juga menelaah Marketing Campaign Optimization, Social Customer Relationship Management, Pricing Optimization, Sentiment Analysis, dan sebagainya.

Big data dapat digunakan dalam bisnis, 48% untuk mengetahui perilaku pelanggan, 21% untuk operasional, 12% untuk mendeteksi fraud, 10% untuk inovasi, 10% untuk optimisasi data.

Di Indonesia, lanjut dia, terjadi kelangkaan sumber daya manusia (SDM) big data yakni data scientist. Di Amerika Serikat saja, saat ini kerkurangan sebanyak 190.000 SDM big data.

Sedangkan data terus berkembang cepat dan akan mencapai 44 kali lebih besar pada tahun 2020 jika dibandingkan dengan jumlah data pada 2009. Dari 0,79 triliun gigabyte menjadi 35 triliun gigabyte di dunia.
(mim)
Berita Terkait
Pakar: Tidak ada Korelasi...
Pakar: Tidak ada Korelasi Data Center dengan Keamanan Data Pengguna
Solusi Data Warehouse...
Solusi Data Warehouse Bantu Ambil Keputusan Strategis Berdasarkan Komputing
CDP Private Cloud Disambut...
CDP Private Cloud Disambut Baik Industri Besar di Indonesia
Data Center Area31 Siap...
Data Center Area31 Siap Beroperasi Kuartal I 2022
Kebutuhan Internet Cepat...
Kebutuhan Internet Cepat Melesat, Biznet Operasikan 65.000 Server
VMware Sempurnakan Portofolio...
VMware Sempurnakan Portofolio 5G dan Edge Dukung Inovasi Bisnis
Berita Terkini
Spesies Kepiting China...
Spesies Kepiting China Ditemukan di Sungai AS
58 menit yang lalu
Lebih dari Sekadar Layar,...
Lebih dari Sekadar Layar, HUAWEI Mate XT dan X6 Mengantarkan Era Keemasan Ponsel Lipat
10 jam yang lalu
XLSMART Perluas dan...
XLSMART Perluas dan Perkuat Layanan di Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara
15 jam yang lalu
Lebih dulu Sunscreen...
Lebih dulu Sunscreen atau Moisturizer? untuk Kesehatan Kulit Wajah
16 jam yang lalu
Bagaimana Cara Reset...
Bagaimana Cara Reset HP Oppo yang Lupa Kata Sandi?
17 jam yang lalu
Apa itu fitur Dynamic...
Apa itu fitur Dynamic Island di iPhone?
18 jam yang lalu
Infografis
Siapa Lebih Unggul Pakistan...
Siapa Lebih Unggul Pakistan atau India dalam Senjata Nuklir?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved