Mahasiswa RI Siap Bertarung dalam Lomba Mobil Hemat di Singapura

Selasa, 27 Februari 2018 - 21:04 WIB
Mahasiswa RI Siap Bertarung...
Mahasiswa RI Siap Bertarung dalam Lomba Mobil Hemat di Singapura
A A A
YOGYAKARTA - Selama empat hari, 26 tim mahasiswa dari 20 perguruan tinggi di Indonesia akan bertarung di Singapura. Mereka akan berkompetisi dengan 100 tim lainnya dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah.

Berbagai persiapan terus dilakukan oleh tim dari Indonesia, termasuk Tim Semar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang membawa mobil berbahan bensin dan listrik. UGM mengirimkan dua tim yakni yakni Tim Semar Urban dan Tim Semar Proto.

Tim Semar Urban menggunakan mobil hemat energi dengan bahan bakar bensin sementara Tim Semar Proto menggunakan mobil listrik.

Manager Tim Semar Urban, Antonius Andhika Angkasa, timnya telah melakukan persiapan khusus untuk mengikuti kejuaraan bertajuk Make The Future Singapore 2018 di Changi Exhibition Center Singapore pada 8-11 Maret 2018 tersebut.

“Sejak Desember 2017 kami setiap hari selalu latihan. Pagi hari sebelum kuliah kami latihan di Maguwo, Sleman, “ terang mahasiswa semester 6 Fakultas Teknik Mesin UGM ini saat ditemui di sela-sela acara pelepasan tim Indonesia di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Selasa (27/2/2018).

Dari hasil latihan tersebut mobil Tim Semar yang menggunakan mesin sepeda motor Supra 152 cc mampu memberikan hasil yang mengembirakan. “Sejauh ini kami telah mencapai angka lebih dari 300 kilometer per liter saat pengujian,” imbuhnya.

Pemilihan bahan bakar bensin dilakukan lantaran bahan bakar ini adalah bahan bakar umum yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat. “Harapannya riset kami ini bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Target kami juara 1 untuk kategori urban concept internal,” tambahnya.

Tim Semar UGM sudah merintis mobil hemat energi ini sejak 2009 silam. Mereka telah mengikuti berbagai kejuaraan baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Sementara itu Tito Setyadi, driver mobil Semar Urban menjelaskan saat ini mobil yang akan digunakan untuk bertanding baik yang berbahan bakar bensin dan listrik sudah dikirim ke Singapura sejak pertengahan Februari. Praktis timnya sudah tidak latihan lagi hanya memantapkan strategi dan lainnya.

Mahasiswa Fakultas Teknik Mesin UGM ini mengaku tidak memiliki tips khusus agar mobil yang dikendarainya. “Kuncinya lihat medan. Jangan sampai terlalu ditekan atau kurang dalam menekan pedal gas. Intinya harus menyesuaikan medan dan stabil,” paparnya.

Berbeda dengan tim dari UGM, Tim Garuda Eco dari Universitas Negeri Yogyakarta mengaku menjadi pendatang baru. Tim Garuda Echo baru terbentuk dua tahun lalu.

Manajer Garuda Echo, Ilham Yoga menyebut timnya menurunkan mobil Garuda Putih. Sebagai pendatang baru, Ilham mengakui bahwa mobil yang mereka bawa belum pernah menjuarai sebuah kompetisi. Meski demikian Ilham mengaku tim mereka solid.

“Mobilnya belum unggul, tapi yang diunggulkan adalah tim kita. Kedatangan rektor UNY di acara bukti kebersamaan dan semangat kami,” terangnya.

Human Resources Director PT Shell Indonesia, Rozain Bahri Noor menyebut ajang Shell Echo-marathon 2018 ini adalah ajang tahunan. Shell Eco-marathon bukanlah ajang kompetisi mencari mobil tercepat namun untuk menciptakan mobil masa depan yang dapat menempuh perjalanan terjauh dengan menggunakan sumber energi paling hemat, serta memenuhi standar keamanan.

Sebelumnya ajang kompetisi hemat energi ini dilakukan di Malaysia (2010-2013) dan Filipina (2014-2016). “ Ini bagian inovasi dan berkerasi. Semoga banyak yang bawa tropi sehingga nama Indonesia terangkat,” harapnya.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0984 seconds (0.1#10.140)