FBI Tuding Huawei Mate 10 Pro Sebagai Smartphone Mata-Mata
A
A
A
WASHINGTON - Badan intelijen Amerika Serikat (AS) akhirnya mengungkap kenapa transaksi bisnis antara Huawei dengan operator telekomunikasi setempat batal di masa injury time. Ternyata mereka menuding chipset Kirin 970 yang dikombinasikan dengan dual-camera aperture f/1.6 Leica, dan baterai 4.000 mAh adalah seperangkat kombinasi untuk memata-matai AS.
Dilansir dari Phone Arena, Kamis (15/2/2018), spesifikasi tersebut merupakan detail dari Mate 10 Pro, atau produk dan layanan lain dari Huawei atau ZTE. Tudingan itu terungkap dalam kesaksian Senat, Selasa (13/2/2018) oleh kepala badan keamanan seperti CIA, FBI, NSA, dan lainnya.
"Kami sangat prihatin dengan risiko membiarkan setiap perusahaan atau entitas yang terikat pada pemerintah asing untuk mendapatkan posisi berkuasa di dalam telekomunikasi kita. Kapasitas jaringan secara jahat dimodifikasi untuk mencuri informasi, dan menyediakan kapasitas untuk melakukan spionase yang tidak terdeteksi," kata Direktur FBI Chris Wray, Kamis (15/2/2018)
Alasan inilah yang mungkin menjelaskan mengapa operator AS terpaksa membatalkan kesepakatan dengan Huawei. Padahal handset yang disertakan memiliki spesifikasi bagus, misalnya Mate 10 Pro. Kehadiran Huawei sendiri diyakini mengurangi ketergantungan pelanggan terhadap duopoli Apple-Samsung di sana.
Huawei menimpali masalah ini dengan mengatakan bahwa telepon dan produk peralatan jaringannya yang digunakan di seluruh dunia tanpa ada motif tertutup. Huawei sendiri mengetahui berbagai aktivitas Pemerintah AS yang tampaknya ditujukan untuk menghambat bisnis pabrikan China itu di pasar AS.
Huawei mengklaim produknya dipercaya oleh pemerintah dan pelanggan di 170 negara di seluruh dunia. Mereka mengklaim perangkatnya tidak memiliki risiko cyber security yang lebih besar daripada vendor ICT manapun.
Dilansir dari Phone Arena, Kamis (15/2/2018), spesifikasi tersebut merupakan detail dari Mate 10 Pro, atau produk dan layanan lain dari Huawei atau ZTE. Tudingan itu terungkap dalam kesaksian Senat, Selasa (13/2/2018) oleh kepala badan keamanan seperti CIA, FBI, NSA, dan lainnya.
"Kami sangat prihatin dengan risiko membiarkan setiap perusahaan atau entitas yang terikat pada pemerintah asing untuk mendapatkan posisi berkuasa di dalam telekomunikasi kita. Kapasitas jaringan secara jahat dimodifikasi untuk mencuri informasi, dan menyediakan kapasitas untuk melakukan spionase yang tidak terdeteksi," kata Direktur FBI Chris Wray, Kamis (15/2/2018)
Alasan inilah yang mungkin menjelaskan mengapa operator AS terpaksa membatalkan kesepakatan dengan Huawei. Padahal handset yang disertakan memiliki spesifikasi bagus, misalnya Mate 10 Pro. Kehadiran Huawei sendiri diyakini mengurangi ketergantungan pelanggan terhadap duopoli Apple-Samsung di sana.
Huawei menimpali masalah ini dengan mengatakan bahwa telepon dan produk peralatan jaringannya yang digunakan di seluruh dunia tanpa ada motif tertutup. Huawei sendiri mengetahui berbagai aktivitas Pemerintah AS yang tampaknya ditujukan untuk menghambat bisnis pabrikan China itu di pasar AS.
Huawei mengklaim produknya dipercaya oleh pemerintah dan pelanggan di 170 negara di seluruh dunia. Mereka mengklaim perangkatnya tidak memiliki risiko cyber security yang lebih besar daripada vendor ICT manapun.
(mim)