Diblokir Sana-Sini, Telegram Umumkan Perketat Sistem Enkripsi
A
A
A
MOSCOW - Usai mendapatkan banyak kecaman dari bahkan di blokir di beberapa negara termasuk Indonesia. Aplikasi yang menggunakan enkripsi end-to-end milik Telegram untuk memungkinkan pengguna saling mengirim pesan tanpa takut dicegat kini bisa secara otomatis dihapus jika unggahan tersebut berbahaya.
Menurut pendiri Telegram Pavel Durov, aplikasi tersebut telah dihapus karena berisi "konten yang tidak pantas".
"Kami diberi tahu oleh Apple bahwa konten yang tidak pantas telah tersedia bagi pengguna kami dan kedua aplikasi tersebut diambil dari App Store, kita akan berikan perlindungan terhadap pengguna, kami berharap apl bisa kembali ke App Store." tutur Durov memposting di Twitter seperti dilansir Mirror, Minggu (4/2/2018).
Pada forum Davos mengatakan bahwa tak ada lagi vonis, Telegram sebagai platform untuk terorisme. "Tidak ada yang ingin dikenal sebagai platform teroris atau aplikasi pilihan pertama untuk para pedofil." tandasnya.
Telegram adalah aplikasi gratis buatan Rusia yang memungkinkan orang bertukar pesan, foto, dan video dalam kelompok, hingga 5.000 pengguna.
Aplikasi berbagi pesan ini mirip dengan WhatsApp dan sama-sama menggunakan teknologi enkripsi. Meski begitu, keduanya menggunakan teknologi yang berbeda.
Telegram menggunakan teknologi enkripsi bikinan sendiri bernama MTProto. Teknologi tersebut berbasiskan enkripsi AES 256-bit, enkripsi RSA 2048, dan Diffie-Hellman.
Teknologi enkripsi ini sangat dibanggakan oleh Telegram. Sampai-sampai, Telegram menawarkan hadiah uang sangat besar bagi yang mampu membobolnya.
Berbeda dari Telegram yang sedari awal sudah menawarkan layanan chatting terenkripsi, WhatsApp baru belakangan ini memakai layanan enkripsi. WhatsApp sendiri menggunakan layanan enkripsi dari perusahaan bernama Open Whisper System. Teknologi enkripsi yang digunakan di tiap layanan pun berbeda.
Untuk layanan pengiriman pesan, teknologi enkripsi yang digunakan bernama Signal Protocol dan layanan telepon menggunakan SRTP.
Dengan teknologi enkripsi seperti itu, WhatsApp mengklaim tidak bisa dekripsi pesan yang sudah dienkripsi oleh sistem. Artinya, WhatsApp sendiri tidak bisa membaca pesan yang ada.
Kelebihan Telegram dari segi keamanan adalah teknologinya yang open source. Oleh karena itu, enkripsi bisa dikembangkan beramai-ramai dan dari developer seluruh dunia.
Menurut pendiri Telegram Pavel Durov, aplikasi tersebut telah dihapus karena berisi "konten yang tidak pantas".
"Kami diberi tahu oleh Apple bahwa konten yang tidak pantas telah tersedia bagi pengguna kami dan kedua aplikasi tersebut diambil dari App Store, kita akan berikan perlindungan terhadap pengguna, kami berharap apl bisa kembali ke App Store." tutur Durov memposting di Twitter seperti dilansir Mirror, Minggu (4/2/2018).
Pada forum Davos mengatakan bahwa tak ada lagi vonis, Telegram sebagai platform untuk terorisme. "Tidak ada yang ingin dikenal sebagai platform teroris atau aplikasi pilihan pertama untuk para pedofil." tandasnya.
Telegram adalah aplikasi gratis buatan Rusia yang memungkinkan orang bertukar pesan, foto, dan video dalam kelompok, hingga 5.000 pengguna.
Aplikasi berbagi pesan ini mirip dengan WhatsApp dan sama-sama menggunakan teknologi enkripsi. Meski begitu, keduanya menggunakan teknologi yang berbeda.
Telegram menggunakan teknologi enkripsi bikinan sendiri bernama MTProto. Teknologi tersebut berbasiskan enkripsi AES 256-bit, enkripsi RSA 2048, dan Diffie-Hellman.
Teknologi enkripsi ini sangat dibanggakan oleh Telegram. Sampai-sampai, Telegram menawarkan hadiah uang sangat besar bagi yang mampu membobolnya.
Berbeda dari Telegram yang sedari awal sudah menawarkan layanan chatting terenkripsi, WhatsApp baru belakangan ini memakai layanan enkripsi. WhatsApp sendiri menggunakan layanan enkripsi dari perusahaan bernama Open Whisper System. Teknologi enkripsi yang digunakan di tiap layanan pun berbeda.
Untuk layanan pengiriman pesan, teknologi enkripsi yang digunakan bernama Signal Protocol dan layanan telepon menggunakan SRTP.
Dengan teknologi enkripsi seperti itu, WhatsApp mengklaim tidak bisa dekripsi pesan yang sudah dienkripsi oleh sistem. Artinya, WhatsApp sendiri tidak bisa membaca pesan yang ada.
Kelebihan Telegram dari segi keamanan adalah teknologinya yang open source. Oleh karena itu, enkripsi bisa dikembangkan beramai-ramai dan dari developer seluruh dunia.
(wbs)