Robot Jack Ma Tantang Kecerdasan Manusia

Kamis, 18 Januari 2018 - 07:41 WIB
Robot Jack Ma Tantang Kecerdasan Manusia
Robot Jack Ma Tantang Kecerdasan Manusia
A A A
HANGZHOU - Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) berkembang sangat pesat. Kini, AI bahkan berhasil mengalahkan manusia dalam tes bacaan komprehensif.
Dalam kuis The Stanford Question Answering Dataset (SQuAd), AI rancangan Alibaba meraih nilai 82.440, lebih tinggi 136 poin dibanding hasil tes manusia.

Capaian itu menunjukkan potensi besar AI dalam memajukan sistem otomatisasi dan robot. Dengan rancangan yang rumit, AI mampu menjawab pertanyaan sulit dan menyelesaikan masalah. Pada masa depan, bukan mustahil robot akan menduduki posisi penting dalam menangani isu sosial, politik, hingga manajemen krisis.

Pada tes SQuAD itu, selain Alibaba, beberapa perusahaan teknologi yang turut serta adalah Microsoft, Tencent, Samsung, Facebook, Google, dan IBM. Perserta lain adalah firma riset Salesforce Research, Allen Research Institute, hingga Universitas Peking. Mereka ditantang untuk membangun AI dengan kemampuan membaca yang sangat baik sehingga dapat menjawab setiap pertanyaan yang ada.

Dalam pengumuman hasil ujian dirilis rajpurkar.github.io, Alibaba yang melakukan tes pada 5 Januari lalu memperoleh nilai 82.440. Adapun Microsoft yang menjalani tes dua hari sebelumnya memperoleh nilai tertinggi, yakni 82.650. Ini merupakan kali pertama AI mampu mengalahkan manusia dalam kontes bacaan komprehensif.

“Dataset bacaan komprehensif SQuAD terdiri dari 100.000 tanya jawab dalam 500 artikel yang diambil dari berbagai sumber seperti Wikipedia. Jawaban dari ujian itu langsung didasarkan pada isi wacana,” ungkap Fakulitas Ilmu Komputer Universitas Standord dalam dokumen yang dirilis web.standford.edu.

SQuAD merupakan satu dari sekian tes tanya jawab yang menguji kemampuan AI dalam memahami bahasa manusia sehingga diharapkan dapat bermanfaat di dunia nyata. Dalam proyek itu, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Stanford menggunakan model sederhana namun jenis wacana yang diujikannya beragam.

Kepala Imu Pengetahuan untuk Pemrosesan Bahasa Alami (PBA) di Institut Data Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Alibaba Luo Si mengaku sangat senang menyaksikan kesuksesan AI rancangannya. “Kini, pertanyaan objektif seperti ‘Apa penyebab hujan?’ dapat dijawab mesin dengan amat akurat,” katanya, dikutip Dailymail.

Keakuratan AI Alibaba dalam membaca dan memberikan jawaban tidak terlepas dari kemampuannya mengingat isi wacana, mulai dari paragraf, kalimat, frasa, hingga kata. AI rancangan Alibaba juga dapat menarik kesimpulan dan menemukan frasa yang tepat dalam menjawab setiap pertanyaan yang muncul di setiap halaman.

Alibaba merupakan satu dari sekian banyak perusahaan teknologi yang berlomba mengembangkan AI canggih. Tencent Holdings dan Baidu juga menciptakan perangkat lunak cerdas yang dapat memperkaya feed media sosial, target pengiklanan, dan autonomous driving. Upaya itu mendapat dukungan penuh dari Pemerintah China.

Alibaba awalnya memulai bisnis di bidang ritel online pada1999. Perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma itu menuai sukses besar dengan pendapatan yang mencapai USD23,82 miliar. Alibaba terus melakukan ekspansi dengan menanamkan modal di sektor lain, termasuk melakukan akuisisi.

Sejak 2016 lalu, Alibaba masuk jajaran perusahaan paling berharga dan terbesar di dunia. Dengan skala operasi yang sangat luas, Alibaba telah merambah 200 negara. Keuntungan dan penjualannya pun lebih besar daripada keuntungan dan penjualan gabungan antara Walmart, Amazon, dan eBay pada 2015.

Revenue Alibaba tumbuh 10 kali lipat lebih cepat dalam lima tahun terakhir. Pada awal IPO September 2014, nilai Alibaba hanya USD25 miliar. Saat ini, nilainya sekitar USD450 miliar setelah memonopoli ritel online di China. Berbeda dengan Amazon dan eBay, Alibaba lebih fokus menjembatani pembeli dan penjual via internet.

“Sangat beralasan jika berasumsi Alibaba akan mencapai target mereka memiliki GMV (gross merchandise volume) USD1 triliun pada 2020 dan dua miliar pengguna di seluruh dunia pada 2036,” ujar pakar dari Wall Street, Jefferies Karen Chan, dilansir Benzinga. “Alibaba mampu berkembang mengingat lalu lintasnya amat padat dan datanya besar,” tambah Chan.

Gurita Bisnis Alibaba
Sepanjang perjalannya, Alibaba Group gencar melakukan ekspansi baik secara organik maupun melalui akuisisi. Sebut saja AutoNavi yang diakusisi tahun 2014 lalu senilai USD1,5 miliar. Selain itu, Alibaba juga memiliki Taobao, Alipay, Alibaba Cloud, AliExpress, Yahoo! China, Aliwangwang, Laiwang, Alibaba Pictures, Youku Tudou, 11 Main, South China Morning Post, Ali Health, Alisports, UCWeb, Ali Venture Capital, dan Lazada.

Menilik ke belakang, Alibaba didirikan oleh Jack Ma yang merupakan mantan guru bahasa Inggris di Hangzhou, China. Alibaba Group kini menjelma sebagai perusahaan privat berbasis internet untuk memudahkan siapa saja membeli dan menjual barang secara online di mana pun di dunia.

“Sejak berdiri, kami telah mengembangkan bisnis perdagangan online, pembayaran online, pasar online, jasa komputasi data center, dan mencapai para pengguna internet di lebih dari 240 negara dan kawasan,” ungkap laman Alibaba.com

Alibaba Group saat ini memiliki 25 unit bisnis dan fokus pada visinya untuk pengembangan lingkungan bisnis online yang terbuka, kolaboratif, dan menyejahterakan seluruh pengguna. Keberadaan Alibaba pun tidak dapat dipandang sebelah mata. Pada 2012, dua layanan bisnis online Alibaba mengelola USD170 miliar total penjualan. Jumlah tersebut melebihi pesaing utamanya, eBay dan Amazon.com digabungkan. Alibaba Group kini diperkirakan bernilai antara USD55 miliar hingga lebih dari USD120 miliar.

Di kalangan pebisnis China, Jack Ma dinilai sebagai tokoh inspiratif yang mendorong akses internet untuk masyarakat luas. Jack Ma mendirikan Alibaba Group pada 1999 bersama 18 orang lainnya.Saat ini Alibaba Group memiliki sejumlah anak perusahaan dengan total pegawai 24.000 orang di dunia dan lebih dari 70 kantor di China, India, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).

Setiap bisnis online yang dikelola Alibaba Group itu menangani pasar yang sangat unik dan secara eksklusif dilayani oleh anak-anak perusahaannya. Misalnya, Taobao.com merupakan portal yang mirip dengan eBay asal AS. Saat ini Taobao.com menampilkan hampir satu miliar produk dari para penggunanya. Portal ini merupakan satu dari 20 website yang paling banyak dikunjungi di dunia. Taobao yang didirikan pada 2003 itu mengklaim melayani lebih dari 370 juga pengguna terdaftar pada akhir 2010.

Adapun Tmall.com yang diperkenalkan pada April 2008 merupakan website yang melayani “bisnis ke konsumen” untuk melengkapi Taobao yang berbasis “konsumen ke konsumen”. Saat ini Tmall menjadi tujuan utama belanja online untuk barang-barang bermerek dan berkualitas di China.

Adapun eTao.com diluncurkan oleh Taobao pada Oktober 2010 merupakan mesin pencari independen dan menjadi bisnis independen pada Juni 2011. ETao menjadi mesin pencari belanja paling komprehensif di China yang mencakup beragam produk dari berbagai portal belanja online di Negeri Panda.

Sedangkan Alipay.com, memberikan layanan pembayaran online yang dipakai oleh setengah dari total pembayaran online di China. Sebagian besar pembayaran melalui Alipay dilakukan dalam layanan berbagai bisnis Alibaba Group. Alipay saat ini menguasai pangsa pasar terbesar di China untuk pembayaran online, dengan lebih dari 700 juta rekening terdaftar pada akhir 2012. Meski tidak diketahui pasti jumlah pengguna aktifnya, namun dengan jumlah itu saja, jelas Alipay telah melampaui PayPal yang hanya memiliki 117 juta pengguna aktif.

Dengan berbagai pencapaian tersebut, wajar apabila kemudian Alibaba Group menjadi platform perdagangan “bisnis ke bisnis” terbesar di dunia untuk usaha kecil. Untuk terus mempertahankan prestasinya, Alibaba Group menegaskan bahwa entrepreneurship dan inovasi merupakan pendorong utama untuk kesuksesan besar danpertumbuhan cepat perusahaan tersebut.

Meskipun kini Alibaba Group yang didirikannya telah menjadi perusahaan global yang disegani. Namun sejak awal Ma menegaskan bahwa Alibaba bukan satu kerajaan bisnis yang hendak diciptakannya.

“Saya selalu yakin kami tidak boleh membangun sebuah kerajaan bisnis, sebaliknya kami harus membangun sebuah ekosistem. Setiap kerajaan akan tumbang suatu hari nanti, tapi sebuah ekosistem akan berkelanjutan,” papar Jack Ma saat diwawancarai China Morning Post.

Saat ini Jack Ma tidak lagi menjabat sebagai CEO Alibaba Group tapi menjadi Chairman Alibaba. Namun, dia menegaskan bahwa jika perusahaan membutuhkannya, dia akan selalu ada.

“Saya di sini setiap saat jika Anda memerlukan kami. Tapi saya tidak akan mengoperasikan perusahaan,” ungkapnya. (Muh Shamil/Syarifudin)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1271 seconds (0.1#10.140)