Siti Nurul Aisyiyah Jenie, Mengabdi pada Negara lewat Riset

Minggu, 31 Desember 2017 - 12:00 WIB
Siti Nurul Aisyiyah...
Siti Nurul Aisyiyah Jenie, Mengabdi pada Negara lewat Riset
A A A
AKTIVITAS Siti Nurul Aisyiyah Jenie sehari-hari ialah menjadi peneliti di Pusat Penelitian Kimia LIPI. Menjadi peneliti bagi negara ternyata dirasakan berbeda olehnya. Perempuan yang biasa disapa Ais ini merasa lebih bangga. "Ternyata saya bisa berbuat sesuatu untuk Indonesia walaupun kecil. Kata-kata saya mungkin terlalu berlebihan, tapi benar kok. Sewaktu saya bekerja di swasta, banyak konflik batin terjadi," ungkap wanita 39 tahun itu.

Ais menceritakan, dulu sewaktu masih bekerja untuk perusahaan swasta milik asing, hatinya gelisah. "Saya yang bekerja keras setiap hari jadi merasa, melakukan ini untuk apa?" sambungnya. Namun, kini Ais sudah memiliki jawaban. Sekecil apapun penelitian yang dia lakukan, itulah bentuk sumbangsihnya kepada bangsa dan negara tercinta.

Ais juga semaksimal mungkin memanfaatkan kekayaan alam Indonesia. Seperti pada proposal penelitian yang telah berhasil membawanya menjadi pemenang dalam ajang tahunan L’OREAL-UNESCO For Women in Science National Fellowship Awards 2017. Silika yang dimanfaatkan oleh Ais berbentuk pasir kuarsa yang terdapat pada pipa pembangkit listrik biotermal. Bila silika sudah banyak menempel pada pipa dapat mengurangi produktivitas pembangkit listrik tersebut, sehingga kerap dibuang begitu saja. Ais justru melihat, material ini adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan.

Ais berharap akan lahir banyak calon peneliti di masa mendatang, terutama dari kalangan perempuan, entah dengan menjadi pegawai negeri sipil seperti dirinya ataupun bukan. Dia mengatakan dibutuhkan passion besar serta satu tujuan yang jelas untuk menjadi peneliti. "Menjadi peneliti bukan hanya untuk mencari tahu, tetapi lebih jauh lagi, bagaimana dia bisa bermanfaat bagi komunitasnya," jelas Ais.

Passion harus terus ada secara berkesinambungan, sebab menurut Ais, jika sudah ada di tahap bermanfaat terkadang seseorang lupa pada passionnya. Dengan kata lain, hanya memenuhi kebutuhan konsumen tanpa memikirkan passion. Dia menegaskan passion itu harus ada sejak rasa ingin tahu muncul sampai penelitian yang dilakukan berbuah menjadi "sesuatu". "Jangan lupa juga integritas, sejalan dengan passion peneliti," tutupnya.

(Baca juga: Nanopartikel dari Silika dan Fluoruesens untuk Deteksi Dini Kanker )
(amm)
Berita Terkait
Berebut Superpower Sains
Berebut Superpower Sains
Jokowi Akui Infrastruktur...
Jokowi Akui Infrastruktur Kesehatan dan Pendidikan Buat Daya Saing Indonesia Lemah
Jaring Talenta Bidang...
Jaring Talenta Bidang Sains, Kemendikbud Gelar Kompetisi Sains Nasional 2020
Sains yang Nirmakna
Sains yang Nirmakna
Sains, Wabah dan Agama
Sains, Wabah dan Agama
Sains, Corona, dan Agama
Sains, Corona, dan Agama
Berita Terkini
Cara Mengubah Kuota...
Cara Mengubah Kuota Lokal Tri Menjadi Kuota Utama, Apa Bisa?
46 menit yang lalu
Cara Menggunakan Translate...
Cara Menggunakan Translate di Discord, Ternyata Mudah!
1 jam yang lalu
Cara Akses PC dari Jarak...
Cara Akses PC dari Jarak Jauh Melalui iPhone, Ternyata Mudah!
2 jam yang lalu
Badai Korupsi PDNS Terjang...
Badai Korupsi PDNS Terjang Komdigi: Tim Internal Dibentuk, Meutya Hafid Tegaskan Bersih-bersih!
2 jam yang lalu
3 Hinaan Stephen Hawking...
3 Hinaan Stephen Hawking Kepada Tuhan, Salah Satunya Menyebut Surga Adalah Dongeng
4 jam yang lalu
Pesawat India Hancur...
Pesawat India Hancur Akibat Ditabrak Burung dan Diguyur Hujan Es
12 jam yang lalu
Infografis
6 Pebulu Tangkis Indonesia...
6 Pebulu Tangkis Indonesia Hengkang Bela Negara Lain
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved