Tayangan Cara Membuat Bom Lolos, Youtube Siaga Satu
A
A
A
LONDON - Usai teroris memposting cara membuat bom, Youtube mendapatkan protes keras di London. Pasalnya usai Salman Abedi mungunggah video cara membuat bom dan lolos, Youtube siaga 1.
YouTube mengatakan pihaknya mempekerjakan lebih banyak karyawan untuk menghentikan unggahan video yang melanggar kebijakan.
" Beberapa oknum mengeksploitasi layanan milik Google ini, untuk menyesatkan, mengganggu, dan bahkan mencelakai," tutur CEO YouTube, Susan Wojcicki, mengatakan seperti dilansir Press Gazette, Rabu (6/12/2017).
Dia mengatakan Google akan mempekerjakan lebih dari 10.000 karyawan untuk menangani masalah ini pada tahun depan. Namun dalam unggahan di blog, Wojcicki tidak mengatakan berapa jumlah karywan yang sudah ada saat ini.
Wojcicki mengatakan YouTube akan menggunakan teknologi untuk menandai video-video "bermasalah" atau komentar-komentar yang menunjukkan ujaran kebencian atau melukai anak-anak. Fitur ini sudah digunakan untuk menghapus video-video yang menampilkan kekerasan ekstremis.
YouTube juga mengambil langkah-langkah untuk meyakinkan para pemasang iklan bahwa iklan mereka tidak akan ditayangkan berbarengan dengan video-video yang tak senonoh.
Sudah banyak laporan mengenai video-video tidak layak yang ditujukan kepada anak-anak. Para pedofil juga memberikan komentar pada video anak-anak beberapa minggu terakhir.
Seperti dilansir dari The Sun, mendapatkan protes keras, raksasa teknologi tersebut langsung memblokir video di YouTube setelah serangan di Arena Manchester namun masalahnya, video tersebut telah direkam muncul kembali di platform lain.
Namun Google bersikeras bahwa "sangat berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi ekstremisme kekerasan" namun Google mengakui bahwa pihaknya perlu berbuat lebih banyak lagi, agar kedepannya lebih aman lagi.
YouTube mengatakan pihaknya mempekerjakan lebih banyak karyawan untuk menghentikan unggahan video yang melanggar kebijakan.
" Beberapa oknum mengeksploitasi layanan milik Google ini, untuk menyesatkan, mengganggu, dan bahkan mencelakai," tutur CEO YouTube, Susan Wojcicki, mengatakan seperti dilansir Press Gazette, Rabu (6/12/2017).
Dia mengatakan Google akan mempekerjakan lebih dari 10.000 karyawan untuk menangani masalah ini pada tahun depan. Namun dalam unggahan di blog, Wojcicki tidak mengatakan berapa jumlah karywan yang sudah ada saat ini.
Wojcicki mengatakan YouTube akan menggunakan teknologi untuk menandai video-video "bermasalah" atau komentar-komentar yang menunjukkan ujaran kebencian atau melukai anak-anak. Fitur ini sudah digunakan untuk menghapus video-video yang menampilkan kekerasan ekstremis.
YouTube juga mengambil langkah-langkah untuk meyakinkan para pemasang iklan bahwa iklan mereka tidak akan ditayangkan berbarengan dengan video-video yang tak senonoh.
Sudah banyak laporan mengenai video-video tidak layak yang ditujukan kepada anak-anak. Para pedofil juga memberikan komentar pada video anak-anak beberapa minggu terakhir.
Seperti dilansir dari The Sun, mendapatkan protes keras, raksasa teknologi tersebut langsung memblokir video di YouTube setelah serangan di Arena Manchester namun masalahnya, video tersebut telah direkam muncul kembali di platform lain.
Namun Google bersikeras bahwa "sangat berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi ekstremisme kekerasan" namun Google mengakui bahwa pihaknya perlu berbuat lebih banyak lagi, agar kedepannya lebih aman lagi.
(wbs)